Kamis, 28 Mei 2009

PRODUK DESAIN INSTRUKSIONAL MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SEMESTER II DI SMP NEGERI 2 INDRALAYA UTARA

ANALISIS KASUS PADA :
Standar Kompetensi : 4. Menampilkan Perilaku Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat
Kompetensi Dasar : 4.2 Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan
pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

Oleh : Husnil Kirom

Pendahuluan
Sebelum seorang pengembang instruksional membuat produk desain instruksional yang baik, maka terlebih dahulu ia harus melakukan delapan langkah-langkah dalam menghasilkan produk desain instruksional. Setidaknya ada delapan langkah-langkah yang harus dilakukan sesuai dengan gambar model pengembangan instruksional di bawah ini. Adapun kedelapan langkah-langkah tersebut antara lain:
1) Melakukan analisis kebutuhan;
2) Melakukan analisis instruksional;
3) Mengidentifikasi perilaku awal siswa dan lingkungan;
4) Menuliskan Tujuan Instruksional Khusus;
5) Menulis tes acuan patokan;
6) Menyusun strategi instruksional,
7) Mengembangkan bahan instruksional,
8) Menyusun desain dan melaksanakan evaluasi formatif.
Untuk lebih jelasnya mengenai langkah-langkah produk desain instruksional dapat dilihat dalam bagan di berikut ini.

Bagan 1
Langkah-Langkah Produk Desain Instruksional













Dari setiap langkah di atas memiliki fungsi dan tujuan masing-masing. Sebagai contoh langkah pertama melakukan analisis kebutuhan berfungsi menentukan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai kesenjangan antara yang seharusnya dimiliki siswa dengan apa yang telah ia miliki. Dengan kata lain sebagai pengidentifikasian masalah yang dihadapi untuk dipecahkan. Perumusan tujuan instruksional umum dapat dikatakan sebagai hasil akhir dari analisis kebutuhan.
Selanjutnya, menurut Suparman (1997:65) secara umum informasi yang diperoleh dalam proses mengidentifikasi kebutuhan instruksional adalah kompetensi siswa saat ini untuk dibandingkan dengan kompetensi yang seharusnya dikuasai agar dapat melaksanakan pekerjaan atau tugasnya dengan baik. Langkah ini merupakan titik tolak dan sumber bagi langkah-langkah berikutnya. Oleh karena itu, kebingungan yang terjadi dalam langkah permulaan ini akan menyebabkan seluruh kegiatan pengembangan instruksional kehilangan arah. Setelah dilakukan analisis kebutuhan berikutnya akan dilaksanakan langkah kedua yaitu melakukan analisis instruksional (Suparman, 1997:60).
Langkah kedua yaitu melakukan analisis instruksional. Keterampilan melakukan analisis instruksional ini sangat penting artinya bagi kegiatan instruksional. Alasannya karena pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diberikan terlebih dahulu dari yang lain dapat ditentukan dari hasil analisis instruksional. Dengan demikian, pengajar akan jelas melihat arah kegiatan instruksionalnya secara bertahap menuju pencapaian TIU atau Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Ini berarti pengajar terhindar dari pemberian isi pelajaran yang tidak relevan dengan TIU (Suparman, 1997:120).
Hasil analisis instruksional ini berkaitan dengan hasil kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa dan lingkungan nantinya. Atas dasar keduanya, pengembang instruksional dalam hal ini guru dapat menyusun tujuan instruksional khusus atau indikator yang relevan dengan TIU.
Setelah itu, langkah ketiga adalah mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa dan lingkungan. Langkah ini bertujuan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan kepada siswa. Perilaku yang akan diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan instruksional khusus atau TIK (Suparman, 1997:158).
Lalu, langkah keempat dari desain produk instruksional ini adalah menuliskan TIK. Perumusan TIK disesuaikan dengan menggunakan empat komponen perumusan TIK secara lengkap sesuai dengan rumus ABCD. Dalam hal ini rumus ABCD sebagai komponen perumusan TIK yaitu, Audience yang diartikan mahasiswa; Behavior diartikan sebagai perilaku yang diingikan; Condition diartikan sebagai keadaan yang ada; dan Degree yang diartikan sebagai target pencapaian hasil dari pembelajaran. Oleh karena itu, semua isi pelajaran untuk setiap TIK akan tergambar dalam strategi instruksional yang dibuat oleh pengembang instruksional atau guru (Suparman, 1997:172).
Langkah kelima dalam menghasilkan produk desain instruksional ini adalah menuliskan tes acuan patokan yang bertujuan untuk mengukur sejauhmana tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan instruksional. Hasil pencapaian siswa ini merupakan petunjuk tentang tingkat keberhasilan sistem instruksional yang digunakan. Setelah menuliskan tes acuan patokan, tes tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi intruksional yang direncanakan.
Kemudian, langkah keenam adalah menyusun strategi instruksional. Langkah ini dilakukan untuk membahas hal-hal tentang bagaimana sebaiknya pengajar mengatur urutan kegiatan instruksional yang akan dilakukan setiap kali ia mengajarkan suatu bagian atau materi dari mata kuliah atau mata pelajaran yang diasuhnya (Suparman, 1997:2002).
Langkah ketujuh yaitu mengembangkan bahan instruksional berdasarkan strategi intruksional dan tes yang telah disusun sebelumnya. Seluruh bahan instruksional tersebut dikembangkan melalui proses yang sistematis atas dasar prinsip belajar dan prinsip intruksional serta kadang-kadang digunakan pula akal sehat dalam mengembangkan bahan ajar ini (Suparman, 1997:271).
Selanjutnya, langkah kedelapan atau langkah terakhir dari produk desain instruksional yang akan dibuat adalah mengadakan evaluasi formatif yang membahas mengenai cara melaksanakan evaluasi formatif terhadap bahan instruksional. Sementara faktor yang akan dievaluasi adalah pelaksanaan kegiatan intruksional dengan menggunakan bahan belajar, pedoman pengajaran, pedoman siswa, dan tes. Demikian uraian singkat mengenai langkah-langkah dalam menghasilkan produk desain instruksional secara umum.
Berdasarkan uraian tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai produk desain instruksional khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas VII semester II di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir. Produk ini dihasilkan dari kegiatan analisis kasus pada materi Bab IV tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat dengan Standar Kompetensi yaitu menampilkan perilaku kemerdekaan mengeluarkan pendapat dan Kompetensi Dasar adalah menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
Berikut ini merupakan penjabaran dari produk desain instruksional mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII semester II di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir yang telah dihasilkan.

Pembahasan

1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaran pada materi Bab IV tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat dengan Standar Kompetensi yaitu menampilkan perilaku kemerdekaan mengeluarkan pendapat dan Kompetensi Dasar adalah menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, akan dilakukan mulai dari mengidentifikasi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang diharapkan. Lalu dilanjutkan sampai kepada proses pelaksanaan pemecahan masalah dan evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensinya.
Kemudian, menurut Klien (1997:67) bahwa tahap-tahap pengukuran dalam analisis kebutuhan ada empat yaitu :
1. Mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai.
Dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Bab IV tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat dengan Standar Kompetensi yaitu menampilkan perilaku kemerdekaan mengeluarkan pendapat. Adapun Kompetensi Dasar atau dikenal dengan istilah Tujuan Instruksional Umumnya adalah menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
2. Menyusun dan mengurutkan tujuan berdasarkan tingkat kepentingan.
Dalam menyusun dan mengurutkan tujuan berdasarkan tingkat kepentingan akan dikembangkan ukuran kriteria untuk mengukur tingkah laku tertentu. Setelah itu diharapkan didapatkan kesepakatan persyaratan perubahan dari berbagai pihak pendidikan. Selanjutnya, data dikumpulkan untuk mengetahui apakah indikator kesenjangan tersebut terpenuhi atau tidak. Langkah berikutnya yaitu merumuskan tujuan instruksional khusus secara rinci. Kemudian program terrsebut dikembangkan dan dilaksanakan. Pada tahap terakhir adalah melakukan evaluasi dan revisi.
3. Mengidentifikasi kesenjangan antara penampilan atau performance yang ada dan yang diharapkan.
Pada tahap ini akan dianalisis kesenjangan antara pembelajaran terdahulu dan yang akan diharapkan. Sebelum dianalisis kesenjangannya, diklasifikasikan terlebih dahulu kebutuhan siswa dan kebutuhan guru. Adapun kebutuhan siswa dan guru setelah diklasifikasikan, sebagai berikut :
a. Kebutuhan siswa
Kebutuhan siswa tentang materi, pemahaman dasar dan pemahaman lanjutan, dan pengayaan dari materi yang akan diajarkan kepada siswa. Oleh karena itu, kebutuhan siswa ini harus dapat dipenuhi oleh guru yang bersangkutan. Jika tidak dipenuhi, maka apa yang diajarkan akan sia-sia atau terbuang percuma. Artinya, bagaimanapun caranya guru harus dapat memenuhi keinginan siswa.
b. Kebutuhan guru
Kebutuhan guru adalah mulai dari mempersiapkan perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang berisikan informasi pengetahuan materi sebelumnya, alat dan sarana yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran, dan mengantisipasi jika sarana tersebut tidak tersedia. Tujuannya agar Kompetensi Dasar atau TIU yang telah dirumuskan dapat diuraikan ke dalam TIK dan menjadi satu desain pembelajaran yang utuh serta dapat tercapai dengan sempurna.
Setelah diklasifikasikan diketahui bahwa analisis kesenjangan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan atau terdahulu dan pembelajaran yang akan diharapkan ke depan dapat dilihat dalam tabel, sebagai berikut:
Tabel 1
Analisis Kesenjangan Pembelajaran Awal dan Ke Depan
Pembelajaran Awal/Terdahulu Pembelajaran Ke depan
1) Kurangnya bahan bacaan atau bahan ajar untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII semester II, khususnya materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat.

2) Pengetahuan dasar siswa tentang pengertian mengeluarkan pendapat, peraturan perundang-undangan yang mengatur kebebasan mengeluarkan pendapat, bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum, tata cara mengemukakan pendapat secara baik dan benar, yang dikuasai masih rendah.

1) Sudah tersedianya bahan bacaan atau bahan ajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII semester II, khususnya materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat..

2) Siswa telah memiliki pengetahuan dasar tentang pengertian mengeluarkan pendapat, peraturan perundang-undangan yang mengatur kebebasan mengeluarkan pendapat, bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum, tata cara mengemukakan pendapat secara baik dan benar sebagai prasyarat dalam pembelajaran.


Lanjutan tabel 1
Tabel 1
Analisis Kesenjangan Pembelajaran Awal dan Ke Depan
Pembelajaran Awal/Terdahulu Pembelajaran Ke depan
3) Pemahaman siswa tentang pengertian mengeluarkan pendapat, peraturan perundang-undangan yang mengatur kebebasan mengeluarkan pendapat, bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum, tata cara mengemukakan pendapat secara baik dan benar masih rendah ketika dipergunakan dalam pembelajaran.

4) Siswa terfokus pada materi yang diberikan oleh guru kurang variatif dan disampaikan hanya dengan metode ceramah saja.

5) Belum ada pembelajaran yang dilakukan secara praktik lapangan di luar kelas hanya teori saja.

6) Belum adanya bahan ajar berupa diktat belajar atau lembar kerja siswa yang dibuat guru sendiri, sehingga siswa belum mandiri.
7) Siswa masih sulit dalam memahami dan mengaplikasikan bentuk-bentuk dan tata cara menyampaikan pendapat di muka umum dalam kehidupan sehari-hari. 3) Siswa telah memiliki pemahaman tentang pengertian mengeluarkan pendapat, peraturan perundang-undangan yang mengatur kebebasan mengeluarkan pendapat, bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum, tata cara mengemukakan pendapat secara baik dan benar yang menjadi prasayarat dalam pembelajaran.

4) Pembelajaran bervariasi dengan diskusi kelompok, seminar kecil, tugas mandiri dengan membuat makalah, praktik lapangan.

5) Pembelajaran yang akan dilakukan baik secara praktik maupun observasi lapangan.

6) Bahan ajar berupa diktat belajar atau lembar kerja siswa dibuat guru sendiri agar siswa dapat melakukan latihan secara mandiri.
7) Pemberian materi dilakukan dengan pendekatan konstektual (student center) diharapkan siswa bisa memahami dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menyusun prioritas untuk dilakukan kegiatan
Adapun prioritas-prioritas yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu :
1) Membuat Silabus mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan;
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan;
3) Membuat bahan ajar atau LKS yang disesuaikan dengan silabus;
4) Membuat media pembelajaran tambahan yang disesuaikan dengan silabus;
5) Melakukan evaluasi pada setiap pertemuan atau pokok bahasan; serta
6) Merevisi kembali materi untuk pembelajaran berikutnya.

2. Analisis Instruksional
Langkah kedua dari pembuatan produk desain instruksional ini adalah melakukan analisis instruksional mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan maateri Bab IV Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai analisis instruksional pada materi tersebut dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.
Bagan 2
Analisis Instruksional
Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat

3. Analisis Karakteristik Siswa dan Lingkungan
Karakteristik siswa kelas VII.2 semester II SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir sangatlah beragam. Ada di antara siswa yang sudah memiliki pengetahuan awal tentang materi sebagai prasyarat pembelajaran. Akan tetapi ada juga siswa yang belum memiliki pengetahuan awal atau mengetahui materi yang akan dipelajari sebagai prasyarat yang cukup.
Adapun motivasi belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari antusias siswa dalam belajar, misalnya beberapa siswa sudah berani mengajukan pertanyaan dan tanggapan baik kepada guru maupun teman sebaya dalam proses pembelajaran melalui diskusi dan tanya jawab. Selain itu, beberapa siswa sudah mampu untuk meempertahankan pendapat atas pertanyaan dan sanggahan guru maupun teman sebayanya tadi.
Selain analisis karakteristik siswa, faktor lingkungan juga sangat penting. Berdasarkan data yang diperoleh melalui obsevasi mengenai faktor lingkungan di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir diperoleh informasi bahwa secara umum lingkungan berperan penting bagi proses pembelajaran siswa. Dalam hal ini baik dari faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitar. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi motivasi dan proses belajar serta prestasi siswa. Lebih lanjut dukungan orang tua memegang peranan penting bagi kesuksesan belajar anak-anaknya.
Selanjutnya, yang berperan penting dalam keberhasilan belajar dan prestasi siswa adalah lingkungan sekolah sendiri tempat siswa menimba ilmu dan pengetahuan. Banyak hal yang didapat siswa, baik dari peran guru di dalam kelas saat menyampaikan pelajaran maupun interaksi siswa dengan komponen sekolah dan sebagainya. Ketersedian dan kelengkapan fasilitas penunjang maupun sarana prasarana belajar siswa juga sangat berperan. Banyak dari siswa yang mengelukan kelengkapan fasiilitas maupun sarana prasarana pendukung belajar dirasakan kurang memadai, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, peran serta masyarakat sebagai lingkungan stakeholder juga mempunyai peranan atau andil dalam mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran serta hasil belajar siswa di sekolah tersebut.
Kemudian, tahap analisis karakteristik siswa dan lingkungan ini dilakukan dengan cara menganalisis karakteristik siswa kelas VII.2 semester II SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir yang mengikuti mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jika dilihat dari gaya belajar siswa di sekolah ini ada yang auditori, visualisasi, dan kinestetik. Dari pembelajaran yang dilakukan siswa diharapkan dapat mengerti, memahami, dan menjelaskan mengenai materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat.
Analisis karakteristik tentang siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ini, antara lain dapat dilihat dari perbedaan usia, jenis kelamin, level pendidikan, tingkat sosial ekonomi, latar belakang, gaya belajar, pengalaman dan sikap siswa kelas VII.2 semester II SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir.
Di bawah ini diuraikan karakteristik siswa kelas VII.2 semester II SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir
a. Usia
Rentang usia siswa kelas kelas VII.2 semester II SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir antara 12, 13, dan 14 tahun.
b. Jenis kelamin
Siswa berjumlah 16 orang
Siswi berjumlah 17 orang
c. Level pendidikan
Dari Sekolah Dasar
d. Tingkat sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi orang tua siswa rata-rata menengah ke bawah. Apabila dilihat dari pekerjaan masing-masing orang tua siswa ada yang menjadi petani, pedagang, pemborong, Pegawai Negeri Sipil (guru dan pegawaii pemda), TNI dan polisi.
e. Latar belakang
Latar belakang pengetahuan siswa tentang materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat adalah kebanyakan dari mereka baru mendapatkan materi ini. Sehingga pengetahuan tentang materi rata-rata masih kurang, terbatas pada contoh konkrit keadaan-keadaan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.
f. Gaya belajar
Gaya belajar siswa pada materi ini beragaman, ada yang belajar dengan auditori, visualisasi dan kinestetik.
g. Pengalaman dan sikap
Masing-masing siswa mempunyai pengalaman dan sikap yang berbeda-beda satu sama lain. Hal tersebut sesuai dengan latar belakang keluarga dan pendidikan yang mereka terima. Bagi siswa yang latar belakang keluarganya mendukung dan sekolah di tempat yang bagus, maka pengalaman belajarnya lebih banyak dan sikapnya baik. Bagi siswa yang keluarganya mendukung tetapi sekolah di tempat biasa, maka pengalaman belajarnya kurang dan sikapnya masih baik. Namun, bagi siswa yang keluarganya kurang mendukung dan sekolah di tempat biasa pengalaman dan sikap mereka biasa.

4. Perumusan Tujuan Instruksional Khusus
Setelah semua langkah dilalui, maka langkah berikutnya pengembang instruksional dalam hal ini guru dapat merumuskan tujuan Instruksional khusus atau indikator pencapaian hasil belajar maupun tujuan pembelajaran dengan mengikuti langkah-langkah perumusan TIK. Langkah-langkah yang dilakukan disesuaikan menurut kaidah desain instruksional yang baik dan benar. Dalam hal ini mengikuti langkah-langkah ABCD (Audience, Behavior, Conditions, Degree).
Dalam rangka menentukan TIK tersebut guru harus merumuskan terlebih dahulu indikator pencapaian hasil belajar dari Standar Kompetensi 4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengeluarkan pendapat dan Kompetensi Dasar 4.2 Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Adapun indikatornya, antara lain:
1. Menjelaskan pengertian tentang mengeluarkan pendapat;
2. Menyebutkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kebebasan mengeluarkan pendapat;
3. Menjelaskan bentuk-bentuk menyampaikan pendapat di muka umum;
4. Menjelaskan tata cara mmengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab;
5. Menjelaskan akibat pembatasan kemerdekaan mengemukakan pendapat; dan
6. Menjelaskan konsekuensi kebebasan mengeluarkan pendapat tanpa batas.
Langkah tersebut dapat dikelompokkan seperti tabel 2 berikut ini:
Tabel 2
Langkah Perumusan TIK Menurut ABCD
A = Audience B =
Behavior C = Conditions D =
Degree (minimal)

Siswa kelas VII.2 semester II SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir.
1. Menjelaskan pengertian mengeluarkan pendapat

2. Menyebutkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat

3. Menjelaskan bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum

4. Menjelaskan tata carra menyampaikan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

1. diberikan
2. diberikan
3. diberikan
4. diberikan

1. dapat menjelaskan dengan baik dan benar
2. 85% benar
3. 85% benar
4. 85% benar


Merumuskan secara lengkap TIK atau indikator pencapaian hasil belajar atau tujuan pembelajaran mengikuti langkah-langkah ABCD ini sebenarnya tidak harus menuliskan berurutan ABCD, bisa saja dari CBAD. Urutan CBAD ini lebih mudah diikuti dan dimengerti apabila ingin memperhatikan perumusan TIK dalam satu kalimat. Asalkan jangan ada satu komponen ABCD atau lebih yang dihilangkan dan harus mengikuti ejaan bahasa Indonesia yang telah disempurnakan. Agar penulisan perumusan TIK yang dibuat mudah dipahami.
TIK dalam kalimat yang utuh untuk materi Bab IV Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ini adalah siswa kelas VII.2 semester II SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir, apabila:
1. Diberikan penjelasan mengenai pengertian dari mengeluarkan pendapat, maka siswa akan dapat menjelaskan pengertian dari mengeluarkan pendapat tersebut dengan baik dan benar.
2. Diberikan penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat, maka siswa akan dapat menyebutkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat tersebut minimal 85% benar.
3. Diberikan penjelasan mengenai bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum, maka siswa akan dapat menjelaskan bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum minimal 85% benar.
4. Diberikan penjelasan mengenai tata cara mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, maka siswa akan dapat menjelaskan tata cara mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab minimal 85% benar.
5. Diberikan penjelasan mengenai akibat pembatasan kemerdekaan mengemukakan pendapat, maka siswa akan dapat menjelaskan dan memberi contoh akibat pembatasan kemerdekaan mengemukakan pendapat minimal 85% benar.
6. Diberikan penjelasan mengenai konsekuensi kebebasan mengeluarkan pendapat tanpa batas, maka siswa akan dapat menjelaskan konsekuensi kebebasan mengeluarkan pendapat tanpa batas minimal 85% benar.

5. Menyusun Tes Acuan Patokan
Tahap selanjutnya adalah melakukan penyusunan tes. Tes yang akan dikembangkan oleh guru adalah tes acuan patokan. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan setiap siswa terhadap perilaku yang tercantum di dalam TIK atau indikator pencapaian hasil belajar atau tujuan pembelajaran. Adapun untuk menyusun tes acuan patokan perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan maksud tes
Tes yang dibuat oleh guru merupakan tes formatif yang digunakan sebagai petunjuk tentang kesulitan siswa dalam bagian-bagian tertentu dari bahan pembelajaran yang digunakan.
2) Membuat tabel spesifikasi untuk tes yang dituliskan dalam tabel berikut dengan daftar perilaku siswa kelas VII.2 semester II di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir setidaknya 85% benar.
Dalam tabel spesifikasi ini hanya diuraikan mengenai daftar perilaku siswa untuk indikator menjelaskan pengertian mengeluarkan pendapat, menyebutkan peraturan perundang-undangan tentang kebebasan mengeluarkan pendapat, menjelaskan bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum, menjelaskan tata cara mmengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Alasannya adalah karena pertimbangan waktu, keluasan materi ajar, pembuatan soal dan pembahasan. Adapun untuk lebih jelas lagi mengenai daftar perilaku siswa kelas VII.2 semester II di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir, dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3
Daftar Perilaku Siswa Kelas VII.2 Semester II
di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir

No Daftar Perilaku Bobot Persentasi Jenis Tes Jumlah
Butir Tes
1 Diberikan penjelasan menge-nai pengertian dari mengeluarkan pendapat 5


10 Pilihan Ganda

Esai 1
(No.2)

1
(No.1)

2 Diberikan penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat
5


10 Pilihan Ganda

Esai 2
(No.1&5)

1
(No.2)
3 Diberikan penjelasan mengenai bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum 5


10 Pilihan Ganda

Esai 4
(No.3,4,6,9)

2
(No.3&4)

4 Diberikan penjelasan mengenai tata cara mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab 5


10
Pilihan Ganda

Esai 3
(No.7,8,10)

1
(No.5)

Jumlah 60 10 PG & 5E

3) Menuliskan butir-butir tes yang dituliskan dalam tabel berikut dengan daftar perilaku siswa kelas VII.2 semester II di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir setidaknya 85% benar, apabila:
Tabel 4
Daftar Perilaku Siswa Kelas VII.2 Semester II
di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir
No Daftar Perilaku Kalimat Soal
1 Diberikan penjelasan menge-nai pengertian dari mengeluarkan pendapat Soal Pilihan Ganda
2. Kemerdekaan mengemukakan pendapat berarti mengeluarkan pendapat secara...
a. bebas tanpa batas
b. sekehendak hati
c. bebas tanpa pertanggung jawaban
d. bebas dan bertanggung jawab

Soal Esai
3. Jelaskan pengertian dari mengeluarkan pendapat secara umum!

2 Diberikan penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat Soal Pilihan Ganda
1. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat hal ini sesuai dengan bunyi dari UUD 1945 amandemen ke-4 pasal...
a. Pasal 28
b. Pasal 28E ayat 3
c. Pasal 29 ayat 1
d. Pasal 30 ayat 2

5. Undang-undang yang mengatur tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat adalah...
a. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
b. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999
c. Undang-Undang Nomor 9 tahun 1998
d. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002

Lanjutan tabel 4
Tabel 4
Daftar Perilaku Siswa Kelas VII.2 Semester II
di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir
No Daftar Perilaku Kalimat Soal
Soal Esai
2. Tuliskan minimal tiga peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di muka umum?

3 Diberikan penjelasan mengenai bentuk-bentuk menyampaikan pendapat dimuka umum Soal Pilihan Ganda
3. Cara menyampaikan pendapat dengan arak-arakan di jalan umum disebut dengan...
a. unjuk rasa
b. demonstrasi
c. mimbar bebas
d. pawai

4. Salah satu bentuk penyampaian pendapat di muka umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum sebagai bentuk dari...
a. demontrasi mahasiswa
b. pawai partai politik
c. rapat pemilihan kepala desa
d. ceramah umum Bupati
Lanjutan tabel 4
Tabel 4
Daftar Perilaku Siswa Kelas VII.2 Semester II
di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir
No Daftar Perilaku Kalimat Soal
6. Seseorang membuat spanduk untuk memperingatkan akan bahaya narkoba. Peringatan melalui spanduk tersebut termasuk bentuk mengemukakan pendapat secara...
a. lisan
b. tulisan
c. Artikel
d. cara-cara lain
9. Kegiatan mimbar bebas dilakukan dengan cara...
a. menyampaikan pendapat di muka umum dengan tema
b. menyampaikan pendapat di muka umum tanpa tema
c. menyampaikan pendapat di muka umum dengan tulisan
d. menyampaikan pendapat di muka umum dengan anarkis

Soal Esai
3. Jelaskan tentang bentuk-bentuk menyampaikan pendapat di muka umum dan contohnya?

4. Apakah perbedaan antara rapat umum dan mimbar bebas? Beri penjelasan!


Lanjutan tabel 4
Tabel 4
Daftar Perilaku Siswa Kelas VII.2 Semester II
di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir
No Daftar Perilaku Kalimat Soal
4 Diberikan penjelasan mengenai tata cara mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab Soal Pilihan Ganda
7. Dalam menyampaikan pendapat di muka umum, setiap warga negara berkewajiban untuk...
a. menolak pendapat orang lain
b. merusak fasilitas umum
c. menghormati kebebasan orang lain
d. berpendapat jika diminta

8. Yang tidak termasuk dalam tata cara yang harus diperhatikan dalam mengemukakan pendapat secara baik dan benar adalah...
a. pendapat yang dikemukakan sesuai kepentingan kelompoknya
b. pendapat yang kita kemukakan harus disertai argumentasi yang kuat
c. pendapat yang dikemukakan hendaknya mewakili kepentingan orang banyak
d. pendapat yang dikemukakan tidak melanggar peraturan yang berlaku







Lanjutan tabel 4
Tabel 4
Daftar Perilaku Siswa Kelas VII.2 Semester II
di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir
No Daftar Perilaku Kalimat Soal
10. Kewajiban dan tanggung jawab warga negara dalam melaksanakan kemerdekaan mengemukan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, yaitu...
a. melingdungi HAM
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
c. menyelenggarakan pengamanan
d. menghargai prinsip praduga tak bersalah

Soal Esai
5. Bagaimanakah tata cara mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab di lingkungan sekolah? Beri contoh konkrit!
Jumlah Soal 10 Soal Pilihan Ganda dan 5 Soal Esai

1. Merakit tes
Butir tes yang telah selesai ditulis dikelompokkan atas dasar jenis, kemudian diberi nomor urut dari 1 sampai 10 dan seterusnya.
2. Menuliskan petunjuk
Butir-butir tes yang telah dikelompokkan berdasarkan jenis tes tersebut diberikan petunjuk untuk siswa tentang tata cara menuliskan jawabannya, rentang waktu yang diperlukan untuk menjawab atau menyelesaikan seluruh tes tersebut.


3. Menuliskan kunci jawaban
Kunci jawaban setiap butir tes perlu dipersiapkan untuk digunakan pemberi skor atau kunci orang yang memeriksa dan menilai hasil jawaban siswa. Kunci jawaban menunjukkan dua hal, yang pertama jawaban benar dan yang kedua jawaban harus mengandung cara pemberian skor untuk setiap butir tes. Hal ini sangat diperlukan terutama untuk tes esai.
4. Mengujicobakan tes
Tes yang telah tampak jelas dan baik dihadapan guru dan ahli belum tentu sama halnya dihadapan siswa. Untuk itulah mengapa materi ini sebelumnya telah diujikan kepada siswa kelas VII.1 semester II di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir. Oleh karena itu, soal tersebut telah diujicobakan kepada tiga siswa kelas VII.1 semester II di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir, gunanya untuk melihat beberapa hal penting. Untuk lebih jelasnya lagi diuraikan berikut ini:
a. kualitas setiap butir tes;
b. kejelasan dan kesederhanaan petunjuk cara menjawab;
c. kemudahan siswa memahami maksud setiap pertanyaan;
d. kelengkapan alat-alat yang harus dibawa siswa;
e. kesesuaian waktu yang dibutuhkan siswa ditetapkan di dalam tes; dan
f. kejelasan dan kebersihan pengetikan.
5. Menganalisis hasil ujicoba
Kualitas setiap butir tes acuan patokan dianalisis pula daya pembedanya dan untuk tes pilihan ganda dianalisis pula fungsi untuk setiap pilihan yang ada di dalamnya. Kualitas teknik penulisan dan kualitas fisik tes dianalisis pada unsur butir 7.
6. Merevisi tes
Tes yang telah diujicoba direvisi seperlunya menurut hasil uji coba. Apabila revisi tes itu secara keseluruhan cukup besar, sebaiknya tes baru tersebut diujicobakan lagi.
Menuliskan tes acuan patokan dengan menggunakan tabel spesifikasi atau kisi-kisi yang sederhana. Namun, banyak yang tidak menggunakannya dikarenakan dianggap terlalu sulit bagi seorang guru yang bukan pengembang tes. Sebenarnya penggunaan tabel ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan seseorang pengajar untuk menyusun tes yang konsisten dengan tujuan instruksional. Tes yang dikembangkan digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa dalam setiap bagian pelajaran atau seluruh mata pelajaran.

6. Pengembangan Strategi Instruksional
Setiap guru harus selalu membuat persiapan mengajar untuk setiap mata pelajaran yang akan diajarkan sebelum melaksanakan pembelajaran. Terlepas dari macam-macam pelajaran yang akan diajarkannya. Persiapan itu berisi komponen pokok dan tetap yang akan diajarkan kepada siswa. Diantara komponen pokok itu terdapat tiga judul yang penting, yaitu pendahuluan, penyajian, dan penutup. Ketiga komponen itu menunjukkan bentuk sederhana dari suatu strategi instruksional yang dapat dimodifikasi lagi agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dick dan Carey dalam Suparman (2004:204) mengatakan bahwa suatu strategi instruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar juga menghasilkan belajar tertentu pada siswa. Setidaknya ada lima komponen umum dari strategi instruksional, sebagai berikut:
1. Kegiatan pra instruksional;
2. Penyajian informasi;
3. Partisipasi siswa;
4. Tes; dan
5. Tindak lanjut.
Dalam Suparman (2004:205) Merril dan Tennyson menyebutkan bahwa kelima komponen tersebut sebagai urutan tertentu dari penyajian. Selain itu, Gagne dan Briggs menyebutnya menjadi sembilan urutan kegiatan instruksional, antara lain:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian;
2. Menjelaskan tujuan instrunsional kepada siswa;
3. Mengingatkan kompetensi prasyarat;
4. Memberi stimulus (masalah, topik, konsep);
5. Memberi petunjuk belajar (bagaimana cara mempelajari);
6. Menimbulkan penampilan siswa;
7. Memberi umpan balik;
8. Menilai penampilan; serta
9. Menyimpulkan.
Briggs dan Wager dalam Suparman (2004:205) mengungkapkan bahwa tidak semua pelajaran memerlukan seluruh sembilan urutan kegiatan tersebut. Sebagian pelajaran hanya menggunakan beberapa diantara sembilan urutan kegiatan tersebut. Hal itu ergantung kepada karakteristik siswa dan jenis perilaku yang ada dalam tujuan instruksional.
Strategi instruksional berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan instruksional untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematis. Sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Di dalamnya terkandung empat pengertian, sebagai berikut:
1. Urutan kegiatan instruksional
Yaitu urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran ke siswa.
2. Metode instruksional
Yaitu peralatan dan bahan instruksional yang digunakan pengajar dan mahasiswa dalam kegiatan instruksional.
3. Media instruksional
Yaitu peralatan dan bahan intruksional yang digunakan pengajar dan mahasiswa dalam kegiatan instruksional.
4. Waktu yang digunakan oleh guru dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan intruksional.
Jadi, strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan. Dengan kata lain, strategi instruksional dapat pula disebut sebagai cara yang sistematis dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Kegiatan ini berkenaan dengan bagaimana atau the how menyampaikan isi pelajaran. Di dalam strategi instruksional terkandung pula media instruksional dan pembagian waktu untuk setiap langkah kegiatan tersebut. Oleh karena itu, strategi instruksional ini disusun untuk mencapai tujuan instruksional tertentu yang harus disusun sesuai dengan perumusan TIK.
Pada umumnya model desain instruksional seperti Instructional Development Institute, System Approarch for Education, The Project Minerva, Banathy, dan Teaching Research menggunakan langkah yang sama. Mereka mengembangkan strategi instruksional langsung dari TIK. Pada model Dick dan Carey walaupun tahap strategi instruksional digambarkan dalam bagan di belakang pengembangan tes, di dalam penjelasannya dinyatakan bahwa strategi instruksional dikembangkan langsung dari TIK juga.
Strategi instruksional yang diuraikan disini pada dasarnya terbagi atas empat komponen utama, yaitu urutan kegiatan instruksional, metode, media, dan waktu. Komponen utama yang pertama adalah urutan kegiatan instruksional. Urutannya mengandung beberapa komponen lagi, yaitu pendahuluan, penyajian, dan penutup.
Selanjutnya, komponen pendahuluan terdiri atas tiga langkah, yakni penjelasan singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa, serta penjelasan tentang tujuan instruksional. Komponen penyajian juga terdiri atas tiga langkah, yaitu uraian, contoh dan latihan. Komponen penutup terdiri atas dua langkah, yaitu tes formatif dan umpan balik serta tindak lanjut.
Komponen utama kedua yaitu metode instruksional yang terdiri atas berbagai macam-macam metode yang digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Setiap langkah tersebut mungkin menggunakan satu atau beberapa metode atau mungkin pula beberapa langkah menggunakan metode yang sama.
Kemudian, komponen utama ketiga, yaitu media instruksional dapat berupa media cetak dan atau media audiovisual yang digunakan pada setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Seperti halnya penggunaan metode instruksional, mungkin beberapa media digunakan pada satu langkah atau satu media digunakan pada beberapa langkah. Dalam bentuk bagan Strategi Instruksional dapat dilihat, sebagai berikut:
Tabel 5
Komponen Utama dan Subkomponen dalam Strategi Instruksional
URUTAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL M ETODE MEDIA WAKTU
PENDAHULUAN Deskripsi singkat:
Relevansi:
TIK:
PENYAJIAN Uraian:
Contoh:
Latihan:
PENUTUP Tes formatif:
Umpan balik:
Tindak lanjut:

7. Pengembangan Bahan Ajar
Langkah berikutnya adalah mengembangkan bahan instruksional atau bahan ajar berdasarkan strategi instruksional dan tes yang telah disusun sebelumnya. Bahan instruksional untuk materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat tersebut terdiri atas diktat pembelajaran atau bahan ajar, lembar kerja siswa, dan media slide power point serta media penunjang aktivitas pembelajaran lainnya. Di dalamnya terkandung materi pelajaran yang disiapkan secara sistematis mengikuti urutan kegiatan instruksional tertentu. Disetiap langkah dalam urutan kegiatan tersebut menggunakan metode dan jumlah waktu tertentu serta pengembangan bahan ajar. Untuk bahan ajar terdapat dalam lampiran.

8. Evaluasi Formatif
Langkah terakhir dalam menghasilkan produk desain instruksional adalah menyusun desain dan menyelenggarakan evaluasi formatif. Tahap yang dipilih guru selaku pengembang instruksional yaitu menggunakan alternatif pilihan dengan melaksanakan dua diantara empat tahap yang ada, yaitu melakukan reviu kepara para ahli dan pengembang instruksional dan melakukan uji pada kelompok kecil dengan tiga siswa dari kelas VII.1 semester II di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir. Keadaan evaluasi formatif dilakukan pada saat penggunaan produk dilapangan nantinya. Harapan dari evaluasi ini adalah pengembang instruksional dalam hal ini guru berusaha mendapatkan informasi untuk memperbaiki produk intruksional sesuai dengan masukan dari lapangan terutama siswa dalam kelompok kecil tadi.
Evaluasi formatif sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses pengembangan berjalan terus menerus dan tidak pernah berhenti. Evvaluasi inii diilakukan dengan cara berikut ini.
1. Reviu
Reviu ini dilakukan dengan wawancara dan diskusi terbuka dengan ahli mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Ibu Dra. Herlina selaku Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Ogan Ilir dan guru senior Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan. Hal ini dikarenakan tidak ada guru senior dan ahli mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Indrrakaya Utara Ogan Ilir. Kesimpulan menurut pengembang instruksional dalam hal ini guru mata pelajaran PKn dari hasil wawancara dan diskusi terbuka diperoleh data:
1) Kebenaran isi atau materi menurut bidang ilmu dan relevansi dengan tujuan institusional sudah baik hanya materi tersebut sebaiknya lebih diperluas lagi dengan memberikan contoh konkrit dari penjelasannya.
2) Ketepatan perumusan TIU dalam hal ini TIU biasanya sudah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk itulah, tinggal bagaimana cara mencocokannya dengan karakteristik siswa dan lingkungan sekolah tempat belajar.
3) Relevansi antara perumusan TIK dengan TIU cukup baik, hanya perlu penulisan kalimat operasional saja dalam merumuskan TIK.
4) Ketepatan perumusan TIK cukup tepat hanya bagaimana revisi penggunaan bahasa operasional yang lebih tepat. Hal ini sebagai bentuk daftar perilaku yang harus dikuasai oleh siswa sendiri.
5) Kualitas teknis penulisan tes sudah baik.
6) Relevansi strategi instruksional dengan tujuan instruksional diperkaya dan diperluas lagi agar pencapaian TIK dapat maksimal.
7) Relevansi produk atau bahan instruksional dengan tes dan tujuan instruksional cukup relevan dengan materi yang disampaikan..
8) Kualitas teknis produk instruksional sudah cukup dan sebagainya.
2. Uji kelompok kecil
Uji kelompok kecil ini diberikan kepada tiga perwakilan siswa dari kelas VII.1 semester II di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir, yaitu Dicky Irawan (kelompok atas), Rusmini (kelompok tengah), dan Prayoga Utama (kelompok bawah). Melalui langkah pengujian, guru menjelaskan maksud evaluasi yang dilaksanakan. Kemudian siswa tersebut setelah mengikuti kegiatan instruksional diberi tes. Setelah diberikan tes, lalu dilakukan wawancara dan diskusi dengan masing-masing siswa. Dari hasil wawancara dan diskusi terbuka pengembang instruksional atau guru menyimpulkan bahwa:
 Seberapa mudah siswa memahami materi?
Menurut ketiga siswa tersebut materinya mudah dimengerti. Namun, terlalu cepat dan singkat dalam penyampaian serta penjelasan di depan kelas. Oleh karena itu, dalam penyampaian materi ke depan harus lebih menyesuaikan dengan karakteristik dan kondisi siswa yang berbeda-beda.
 Apakah kegiatan instruksional itu menarik dan sistematis?
Menurut ketiga siswa tersebut materi yang disajikan telah tersusun secara sistematis. Hanya saja untuk kelompok tengah dan kelompok bawah materinya lebih marik jika dijelaskan langsing oleh guru dengan memberikan contoh yang konkrit dan mudah dimengerti serta dipahami dalam kehidupan sehari-hari siswa.
 Bagian mana yang sulit dipahami dan mengapa sulit?
Materi yang sulit tersebut adalah tata cara mengyampaikan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Alasannya, karena materi ini dihubungkan dengan praktek langsung dan bahasanya terlalu tinggi. Sehingga siswa sulit untuk memahami makna pembelajaran dari materi tersebut. Apalagi penjelasannya secara umum dalam kehidupan sehari-hari, bukan dalam lingkungan rumah dan sekolah. Selain itu, mereka belum paham mengenai prosedur yang tepat seandainya akan menyampaikan pendapat di muka umum secara bebas dan bertanggung jawab, misalnya pendapat yang disampaikan haruslah argumentatif yang kuat serta masuk akal dan sebagainya.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan produk desain instruksional terlebih dahulu harus mengerti akan model pengembangan instruksional. Model pengembangan instruksional ini menunjukkan urutan kegiatan yang harus ditempuh pengembang instruksional dalam hal ini guru.
Urutan kegiatan atau langkah-langkah dalam mendesain sistem instruksional yang akan dihasilkan oleh guru, sebagai berikut : langkah pertama adalah menentukan kebutuhan instruksional dan merumuskan tujuan intruksional umum, langkah kedua melakukan analisis instruksional, langkah ketiga mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa dan lingkungan. Selanjutnya, langkah keempat merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK). Langkah kelima menulis tes acuan patokan. Langkah keenam adalah menyusun strategi instruksional. Langkah ketujuh mengembangkan bahan instruksional. Langkah kedelapan yaitu mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif.
Setelah semua langkah dilaksanakan sesuai dengan tujuan untuk menghasilkan sistem instruksional, maka darisanalah dapat dihasilkanlah sebuah produk desain instruksional. Produk desain instruksional yang dihasilkan dalam hal ini adalah produk desain untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Produk desain instruksional ini berisikan bahan ajar dengan materi pokok tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat. Produk ini hanya digunakan khusus untuk kalangan siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir.
Produk desain instruksional yang dihasilkan ini dimulai dari analisis kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran PKn di kelas VII.2 SMP Negeri 2 Indralaya Utara Ogan Ilir. Setelah diketahui kebutuhannya, maka dilanjutkan dengan menganalisis kegiatan instruksional mulai dari standar kompetensi dan kompetensi dasar atau tujuan instruksional umum, materi dan sebagainya. Lalu, mengidentifikasi karakteristik siswa kelas VII.2 yang beragam dan lingkungan dari SMP Negeri 2 Indralaya Utara. Kemudian merumuskan tujuan instruksional khusus yang dijabarkan dari TIU. Dari ini dibuatlah tes acuan patokan berbentuk pilihan ganda dan esai. Dilanjutkan menyusun strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Terakhir, melaksanakan evaluasi formatif terhadap semua langkah.

Daftar Pustaka

Cahyaningsih, Sri Tutik. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP dan MTS Kelas VII. Semarang : esis Erlangga.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fokusmedia.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Priyanto, AT Sugeng. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII (Buku Sekolah Elektronik). Jakarta : Erlangga.
Samidi dan W. Widyaningtyas. 2007. Membangun Nasionalisme Kewarganegaraan 1 Jilid 1 untuk Kelas VII SMP dan MTs. Jakarta : Wangsa Jatra Lestari.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Suparman, M. Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta : PAU PPAI Universitas Terbuka.
Tim Abdi Guru. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga.
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Amandemen ke-4.

Tidak ada komentar: