Oleh : Kelompok IV
HUSNIL KIROM
M.NIRWAN
EMI EKA SARI
FITRIA DEWI YANTI
YENI DESMAWATI
Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Laju perkembangan itu sangat luas hingga hampir mencakup seluruh kehidupan manusia, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Inilah yang melatarbelakangi perlunya penerapan iptek di bidang pendidikan.
Meski demikian banyak permasalahan pendidikan yang harus dipecahkan bersama. Berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak permasalahan dan tantangan yang berkaitan dengan dunia pendidikan di Indonesia di era globalisasi. Salah satu permasalahan pendidikan mendasar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.
Profil pendidikan di Indonesia ternyata sangatlah kompleks, berbeda dengan pendidikan di negara lain. Sebagai gambaran bahwa mutu pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Agar mampu berperan dalam persaingan global terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya terlebih dahulu. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan. SDM yang sangat berperan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah guru sebagai pendidik dan siswa sendiri sebagai generasi penerus dan harapan bangsa.
Berkaitan dengan kualitas SDM, pendidikan memegang peran yang sangat penting. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas SDM itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas SDM, maka pemerintah bersama-sama dengan berbagai kalangan akan terus berupaya mewujudkan amanat itu melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Bentuk penerapan penggunaan teknologi di bidang pendidikan tersebut berupa pengenalan komputer dan perangkat TIK lainnya, pembelajaran tentang komputer dan TIK, penggunaan komputer dan TIK untuk belajar dan pembelajaran, komputer dan perangkat TIK digunakan sebagai media untuk membantu dan mempermudah kegiatan pembelajaran. Bidang pendidikan yang utama menjadi perhatian adalah pendidikan formal, yaitu pada jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan serta Perguruan Tinggi.
Untuk jenjang SMK nama mata pelajaran Tekonologi Informasi dan Komunikasi sama dengan Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi. Walaupun secara garis besar substansi materi antara keduanya hampir sama, namun terdapat juga perbedaan mendasar. Pembelajaran KKPI di SMK, lebih khususnya di jurusan Teknik Komputer Jaringan lebih menekankan pada keahlian tertentu yang harus dikuasai siswa dengan cara praktek menjadi teknisi (bongkar pasang hardware) serta pemahaman dan pendalaman program software. Disamping itu, alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran ini lebih banyak dibanding mata pelajaran lainnya.
Dari hasil analisis teoritis yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya dalam bentuk makalah serta dipresentasikan tanggal 15 April 2009. Tindak lanjutnya adalah melakukan observasi langsung ke beberapa SMK di Palembang dan Lubuk Linggau. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian antara silabus yang telah ditetapkan Depdiknas secara nasional dengan perangkat pembelajaran termasuk silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, alokasi waktu, strategi pembelajaran, serta sistem penilaian dan sebagainya yang digunakan di sekolah masing-masiing. Selain itu, untuk mengetahui kendala-kendala dalam pembelajaran KKPI di sekolah. Dengan harapan dapat memberikan solusi dari kendala dan permasalahan yang dihadapai tersebut.
Secara khusus dalam makalah ini akan dibahas mengenai Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Palembang dan Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Iman Palembang. Selanjutnya, dari latar belakang dan fokus masalah ini dibuatlah beberapa rumusan sebagai berikut:
1. Apasajakah substansi dari mata pelajaran KKPI silabus Depdiknas, silabus KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan silabus KKPI di SMK Nurul Iman?
2. Bagaimanakah hasil observasi dan analisis dari pelaksanaan pembelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman?
3. Bagaimanakah cara mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran KKPI di di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman?
4. Apakah rekomendasi dari berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi masing-masing sekolah?
Untuk lebih jelas lagi mengenai rumusan masalah di atas, terutama Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Palembang dan Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Iman Palembang akan diuraikan pada pembahasan berikut ini.
Pembahasan
Gambaran Umum SMK Negeri 6 Palembang
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang mencetak kader-kader pembangunan bangsa dituntut dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang sedang terjadi saat ini. Tantangan bagi sekolah untuk bisa menciptakan anak anak didik yang mengenal dan mampu mengatasi ketertinggalannya akan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Palembang merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang ada di kota Palembang. SMK ini sudah berdiri sejak lama mulai tahun 1987. Dahulu namanya adalah Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga yang disingkat SMKK. Saat ini SMKN 6 Palembang sebagai satu-satunya sekolah menengah kejuruan bertaraf internasional di Sumatera Selatan yang berbasis Information Communication and Technology. Adapun kurikulum yang digunakan di sekolah ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditambah dengan Kurikulum Bertaraf Internasional. Untuk itu dalam pembelajaran di kelas harus menerapkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi. Termasuk juga dalam mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengolahan Data (KKPI). Adapun profil dari SMK Negeri 6 dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.
Bagan 1
Profil SMK Negeri 6 Palembang
NAMA SEKOLAH SMK NEGERI 6 PALEMBANG
NOMOR STATISTIK SEKOLAH 33 1 11 60 02 007
ALAMAT JALAN MAYOR RUSLAN KECAMATAN ILIR TIMUR II
NOMOR TELEPON TELP/FAX (0711) 350954 PALEMBANG
http://www.smkn6palembang.net
NAMA KEPALA SEKOLAH Dra. Hj. HERNAWATI
BIDANG/PROGRAM KEAHLIAN
1. PARIWISATA 1. TATA BOGA/ RESTAURANT
2. AKOMODASI PERHOTELAN
3. TATA BUSANA 3. TATA BUSANA
4. TATA KECANTIKAN 4. TATA KECANTIKAN KULIT
5. TATA KECANTIKAN RAMBUT
A. KEADAAN TANAH
1. STATUS HAK PAKAI
2. SURAT TANAH SERTIFIKAT
3. LUAS SELURUH 17280 M2
4. LAHAN KERAS 17280 M2 100 %
RAWA-RAWA 10 M2 - %
LAHAN KOSONG 360 M2 8 %
B. BANGUNAN
1. JUMLAH UNIT BANGUNAN 12 UNIT 94 RUANGAN
2. BANGUNAN PERMANEN 12 UNIT 94 RUANGAN
BANGUNAN SEMI PERMANEN - UNIT - RUANGAN
BANGUNAN KAYU - UNIT - RUANGAN
3. KONDISI BANGUNAN
BAIK 77 RUANGAN
RUSAK RINGAN-SEDANG 11 RUANGAN (PAFON, KUSEN, PINTU)
RUSAK BERAT - RUANGAN
RUSAK TOTAL - RUANGAN
C. FASILITAS BANGUNAN
1. RUANGAN KELAS 37 RUANG
2. RUANG KEPALA SEKOLAH 1 RUANG
3. RUANG GURU 1 RUANG
4. RUANG PEGAWAI 1 RUANG
5. RUANG PERPUTAKAAN 1 RUANG
6. RUANG KETERAMPILAN/ PRAKTEK 19 RUANG
7. RUANG UKS 1 RUANG
8. RUANG BK 1 RUANG
9. RUANG RAPAT 1 RUANG
10. RUANG IBADAH / MUSHOLAH 1 RUANG
11. GUDANG 1 RUANG
12. WC GURU 6 RUANG
13. WC SISWA 30 RUANG
14. LAP. UPACARA/ OLAHRAGA 1322 RUANG
D. KEADAAN GURU
1. JUMLAH SISWA 831 ORANG
2. JUMLAH ROMBEL
3. Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitu jenis kolom (format 1) dan jenis uraian (format 2). Dalam menyusun format urutan KD, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dan seterusnya dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan, sejauh tidak mengurangi komponen-komponen dalam silabus. KLS X KLS XI KLS XII
10 9 8
Profil SMKN 6 Palembang di atas menggambarkan keberadaan sekolah sebagai salah satu sekolah negeri yang ada di kota Palembang. Pada bagian terakhir, ternyata sekolah juga mencantumkan bagaimana cara menyusun silabus. Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitu jenis kolom (format 1) dan jenis uraian (format 2). Dalam menyusun format urutan KD, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dan seterusnya dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan, sejauh tidak mengurangi komponen-komponen dalam silabus. Komponen-komponen tersebut antara lain, tujuan dari satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, kalender/jadwal pendidikan, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai perangkat pembelajaran di kelas.
Berikutnya, akan diuraikan lagi mengenai rangkuman data SMKN 6 Palembang. Rangkuman ini merupakan kelanjutan informasi dari profil sekolah sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini.
Bagan 2
Rangkuman Data Sekolah SMK Negeri 6 Palembang
A. DATA KESISWAAN
1. JUMLAH SEMUA SISWA : 83 Orang
2. JUMLAH SEMUA ROMBEL : 27 Rombel
B. DATA SARANA DAN PRARANA
1. JUMLAH UNIT BANGUNAN PERMANEN : 12 Unit
2. JUMLAH UNIT BANGUNAN KAYU : 7 Unit
3. JUMLAH RUANGAN KELAS SEMUA : 31 Unit
* RUANG TEORI : 8 Ruang
* RUANG PRAKTIK/BENGKEL : 19 Ruang
* RUANG LABORATORIUM : 4 Ruang
4. JUMLAH RUANG KELAS BAIK/RUSAK RINGAN : 6 Ruang
5. JUMLAH RUANG KELAS RUSAK SEDANG : 6 Ruang
6. JUMLAH RUANG KELAS RUSAK BERAT : - Ruang
7. JUMLAH RUMAH DINAS : 1 Unit
8. JUMLAH SEKOLAH BELUM BERSERTIFIKAT : - Sekolah
9. JUMLAH WC SISWA (LAYAK) : 12 Pintu
10. JUMLAH WC GURU (LAYAK) : 2 Pintu
11. JUMLAH KEKURANGAN MEJA KURSI SISWA : 60 Stel
12. JUMLAH KEKURANGAN MEJA KURSI GURU : 31 Stel
13. JUMLAH KEKURANGAN ALMARI KELAS : 10
14. JUMLAH KEKURANGAN PAPAN TULIS : - Buah
15. JUMLAH SANGGAR PRAMUKA : - Sanggar
16. JUMLAH SEKOLAH DIATAS LAHAN RAWA : - Sanggar
17. JUMLAH HALAMAN UPACARA/OLAHRAGA : 1322 m2
C. DATA TENAGA KEPENDIDIKAN
1. J UMLAH GURU TETAP : 73
2. JUMLAH GURU TIDAK TETAP : 8
3. JUMLAH PEGAWAI TETAP : 13
Gambaran Umum SMK Nurul Iman Palembang
SMK Nurul Iman Palembang adalah sekolah menengah kejuruan dengan kelompok bisnis dan manajemen (SMEA). Adapun program dari jurusan tersebut yaitu Akuntansi, Sekretaris, dan Teknik Komputer Jariangan. Status dari sekolah ini adalah diakui. Visi dari SMK Nurul Iman Palembang adalah membangun generasi muda yang bertaqwa, cerdas, dan mandiri. Misi dari SMK Nurul Iman Palembang adalah menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil untuk mengisi dunia usaha dan dunia industri dan menyiapkan tamatan yang mandiri, kreatif, dan produktif.
Untuk kurikulum yang yang diterapkan di dari SMK Nurul Iman Palembang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006. beberapa prestasi dari sekolah ini, misalnya lomba akuntansi masuk 7 besar provinsi tahun 2004 dan pramuka perti kencana terbaik II. Sementara nama-nama guru dan staf SMK Nurul Iman Palembang dapat dilihat di tabel dalam lampiran.
1. Substansi mata pelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang
Pembelajaran KKPI di kelas harus mengacu kepada silabus mata pelajaran KKPI dari Depdiknas. Hal ini juga dijadikan acuan di KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang. Berikut substtansi KKPI sesuai dengan silabus dari Depdiknas, KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang.
1) Silabus Depdiknas untuk KKPI
Dapat dilihat dalam lampiran 1.
2) Silabus KKPI di SMK Negeri 6 Palembang
Dapat dilihat dalam lampiran 2.
3) Silabus KKPI di SMK Nurul Iman
Dapat dilihat dalam lampiran 3.
Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan. Terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses bela]ar dan mengajar.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum disusun untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah . Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Palembang, sebagai unit penyelenggara pendidikan juga memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan tantangan itu menyangkut, antara lain: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat; (3) era informasi, (4) pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral manusia; (5) berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan; serta (6) era pasar bebas atau AFTA. Adapun kurikulum yang diterapkan di Indonesia secara umum untuk saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disingkat menjadi KTSP.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitu jenis kolom (format 1) dan jenis uraian (format 2). Dalam menyusun format urutan KD, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dan seterusnya dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan, sejauh tidak mengurangi komponen-komponen dalam silabus.
Selanjutnya, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1) apa kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam standar;
2) bagaimana cara mencapainya yang dijabarkan dalam pengalaman belajar
beserta alokasi waktu dan alat sera sumber belajar yang diperlukan; dan
3) bagaimana mengetahui pencapaian kompetensi yang ditandai dengan penyusunan indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari silabus yang telah disusun pada langkah sebelumnya. RPP disusun untuk setiap kali pertemuan. Di dalam RPP tercermin kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Adapun komponen minimal dari sebuah RPP sebagai berikut:
1. Identitas Sekolah
2. Kelas dan Semester
3. Alokasi Waktu
4. Standar Kompetensi
5. Kompetensi Dasar
6. Indikator
7. Tujuan Pembelajaran
8. Materi Ajar
9. Metode Pembelajaran
10. Media dan alat belajar
11. Sumber Belajar
12. Penilaian Hasil Belajar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standae Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi.
Selanjutnya, menurut Muslich (2008:12-13) ada empat komponen dalam KTSP yaitu:
(1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
(2) struktur dan muatan KTSP
(3) kalender pendidikan
(4) silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berkaitan dengan komponen KTSP khususnya struktur dan muatan KTSP, untuk strukturnya sebagai berikut kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Disamping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Rumusan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada tujuan umum pendidikan. Adapun tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Secara dokumentatif, komponen KTSP dikemas dalam dua dokumen yaitu Dokumen I berisi acuan pengembangan KTSP, tujuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP, dan kalender pendidikan. Dokumen II memuat silabus dari SK/KD yang dikembangkan sekolah (muatan lokal, mata pelajaran tambahan). Sebagai contoh struktur KTSP SMK terdiri dari silabus mata pelajaran wajib dan silabus muatan lokal.
Substansi materi Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI) di SMK, antara lain:
Kelas X
Semester Ganjil
Alokasi Waktu : 30 x 45 menit
1. Mengoperasikan PC stand alone
1.1 Mengoperasikan operasi berbasis teks
1.2 Mengoperasikan operasi berbasis Graphic User Interface (GUI)
2. Mengoperasikan sistem operasi software
2.1 Menginstal sistem operasi software
2.2 Mengoperasikan software pengolah kata
2.3 Mengoperasikan software spreadsheet
2.4 Mengoperasikan software presentasi
2.5 Mengoperasikan software aplikasi basis data
Semester Genap
Alokasi Waktu : 84 x 45 menit
3. Mengolah data aplikasi
3.1 Melakukan entry data aplikasi dengan keyboard
3.2 Melakukan update data dengan utilitas aplikasi
3.3 Melakukan delete data dengan utilitas aplikasi
3.4 Melakukan entry data dengan image scanner
3.5 Melakukan entry data dengan OCR (Optical Character Recognition)
4. Mengoperasikan PC dalam jaringan
4.1 Menginstal software jaringan
4.2 Mengoperasikan jaringan PC dengan sistem operasi
5. Mengoperasikan Web-Design (Internet)
5.1 Mengoperasikan Web-Browser
5.2 Mengoperasikan software e-mail client
Kelas XI
Semester Ganjil
Alokasi Waktu : 32 x 45 menit
1. Mengolah data aplikasi
1.1 Melakukan entry data aplikasi dengan keyboard
1.2 Update data dengan utilitas aplikasi
1.3 Melakukan delete data dengan utilitas aplikasi
1.4 Melakukan entry data dengan image scanner
Semester Genap
Alokasi Waktu : 16 x 45 menit
2. Mengoperasikan PC dalam jaringan
2.1 Menginstal software jaringan
2.2 Mengoperasikan jaringan PC dengan sistem operasi
Kelas XII
Semester Ganjil
Alokasi Waktu : 16 x 45 menit
1. Mengoperasikan Web-Desain (Internet)
2. Mengoperasikan Web-Browser
3. Mengoperasikan software email client
2. Hasil observasi dan analisis dari pelaksanaan pembelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman
Pelaksanaan pembelajaran KKPI di masing-masing sekolah telah dilakukan dengan cukup baik. Sebagaimana kegiatan pembelajaran umumnya, pada proses pembelajaran mata pelajaran KKPI dapat ditemui beberapa masalah, mulai dari masalah yang berkaitan dengan pribadi siswa hingga masalah teknis pelaksanaan. Adapun kemungkinan permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul diantaranya adanya perbedaan karakter siswa (karakteristik siswa, belum adanya lembaga pendidikan yang secara khusus mendidik calon tenaga kependidikan di bidang Teknologi Komunikasi dan Informasi, sserta masih kurangnya kemampuan sekolah melakukan perawatan dan upgrade secara terus menerus perangkat KKPI yang dimilikinya.
Perbedaan karakteristik siswa dilihat dari cara berbicara mengenai karakteristik siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka akan membahas mengenai latar belakang siswa yakni latar belakang kemampuan siswa, daya tangkap. Cara belajar, hingga minat siswa secara umum. Selain itu juga akan berkaitan dengan bagaimana sikap seorang guru dalam menghadapi siswanya, serta keadaan suasana kegiatan pembelajaran yang menjadi lingkungan belajar siswa.
Semua siswa memiliki pribadi yang berbeda-beda, dan dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi topik utama berkaitan dengan karakteristik siswa adalah bagaimana latar belakang pengetahuan, minat dan respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Siswa di salah satu SMK berasal dari lulusan SMP yang berbeda-beda, tentunya dengan kemampuan serta pemahaman terhadap KKPI yang berbeda-beda pula. Dari kemampuan danpemahaman yang berbeda-beda tersebut didukung dengan minat yang berbeda-beda akan menimbulkan respon yang siswa yang berbeda-beda. Kecenderungan terjadi pada siswa yang sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan mengenai KKPI ditunjang dengan minat yang bagus terhadap pembelajaran KKPI maka siswa tersebut akan sangat antusias mengikuti pembelajaran. Berbeda dengan siswa yang sudah mengenal dan sedikit mengerti KKPI namun minatnya terhadap pelajaran KKPI kurang maka respon siswa pun akan berbeda. Termasuk akan berbeda juga bila siswa tersebut belum mengenal KKPI tapi tidak ingin tahu dan siswa yang belum mengenal KKPI namun sangat ingin tahu. Bahkan pada zaman sekarang ini, siswa sudah lebih banyak tahu sebulum ia menerima pelajaran tersebut di sekolah, sehingga ketika di sekolah diberi pelajaran tersebut dan dia sudah merasa tahu maka minat untuk memperhatikan kurang bahkan dapat menimbulkan kejenuhan atau bosan pada siswa tersebut.
Menghadapi fenomena karakteristik siswa tersebt maka kegiatan pembelajaran kembali dibebankan kepada guru untuk dapat menciptakan kondisi peembelajaran yang kondusif, dapat mencakup semua siswa, dan menarik perhatian semua siswa. Maka cara yang dianataranya dapat dilakukan adalah dengan menggunanaan model danmetode pembelajaranyang sesuai atau divariasikan sehingga tidak menimbulkan kejenuhan. Guru sebisa mungkin mengusahakan penerapan model danmetode pembelajaran yang mampu mencakup dan mewakili minat kesemua siswa. Mulai dari model dan metode yang sederhana seperti penjelasan dan diskusi tanya jawab hingga praktek dan pengadaan tutor sebaya.
Bagi siswa yang sudah memiliki kemampuan lebih dari siswa lainnya karena saat dibangku SMP siudah menerima pelajaran KKPI maka akan jenuh bila harus mengulang pelajaran yang ia sudah bisa. Maka agar tidak jenuh sang siswa dapat dimintai untuk membantu siswa lainnya yang kesulitan, model ini disebut model tutor sebanya. Semakin banyak variasi model pembelajaran digharaplkan akan semakin membuat kegiatan pembelajaran menjadi menarik dan siswa tidak jenuh.
Belum adanya lembaga pendidikan yang secara khusus mendidik calon tenaga kependidikan di bidang Teknologi Komunikasi dan Informasi. Tenaga kependidkan di bidang KKPI pada saat ini kebanyakan berasal dari lulusan ilmu komputer dan sebagian berasal dari guru bidang lain yang memiliki kemampuan mengenai KKPI. Guru KKPI yang berasal dari lulusan ilmu komputer dapat dikatakan baik sekali pemahamannya mengenai komputer berkaitan dengan KKPI namun disisi lain, tenaga guru tersebut sebenarnya belum dibekali dengan bagaimana menjadi guru, bagaimana menyikapi siswa, bagaimana menggunakan metode atau model yang pas digunakan dan lain sebagainya. Sebaliknya bila tenaga guru KKPI tersebut berasal dari guru mata pelajaran lain yang kebetulan memiliki kemampua komputer KKPI. Guru tersebut dapat dikataka sudah memiliki bekal yang baik mengenai bagaimana seorrang guru terhadap siswanya, bagaimana mengkondisikan siswa belajar, metode dan model apa yang baiknya digunakan saat pembelajaran dan sebagainya. Guru tersebut belum tentu memiliki pemahaman komputer yang mendalam seperti pada lulusan komputer.
Sesungguhnya semua kemungkinan tersebut dapat saja menjadi sangat baik ketika masing-masing guru belajar danmelengkapi kekurangan dari dirinya agar kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Akan lebih baik lagi jika tenaga pengajar komputer KKPI memang dibina sedari awal dalam lembaga pendidikan yang mencetak tenaga-tenga pendidik Teknologi Informasi dan Komunikasi, jadi tenaga pengajarnya adalah tenaga profesional. Kemampuan sekolah untuk melakukan perawatan dan upgrade secara kontinu perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi yang telah dimilikinya. Sekolah sering kali mengabaikan perawatan perangkat Teknologi Informasi dan omunikasi yang dimiliki, sebagai salah satu contoh saja yaitu unit komputer. Semestinya dan sebaiknya unt komputer yang tersedia di sekolah menerima perawatan rutin setiap bulan atau dua kali dalam satu semester secara terus menerus sehingga perangkat Teknologi Informasi dan Teknolog tersebut dapat lebih lama digunakan dengan kondisi yang baik. Pada kenyataannya, kebanyakan perhatian sekolah lebih kepada usaha penambahan perangkat KKPI yang ada di sekolah, bukan pada perawatan, selain karena ketidak pahaman,ketidak sempatan/kesibukan juga karena kuntitas sering kali menjadi hitungan dibandingkan kualitas. Lebih dipentingkan jumlah komputer yang banyak namun perawatan kurang dibandingkan dengan jumlah komputer yang sedikit namaun perawatannya sangat baik.
Secara keseluruhan hasil dari observasi langsung di SMK6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang, terangkum dalam instrumen observasi dan wawancara di bawah ini.
1) Instrumen Observasi
Antara lain :
a. Jumlah SMK di kota Palembang
b. Profil SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang
c. Jurusan yang ada di masing-masing sekolah
d. Identifikasi tenaga pengajar di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang
e. Identifikasi fasilitas penunjang belajar (ketersediaan laboratorium komputer, laboratorium self access study, dan ruang multimedia)
f. Identifikasi perangkat pembelajaran (silabus, program tahunan, program semester, KKM, RPP, dan sebagainya)
g. Identifikasi kurikulum dan jadwal pelajaran di sekolah
h. Identifikasi temuan informasi di lapangan (pengadaan komputer dan sebagainya)
i. Dokumentasi pembelajaran di kelas dan laboratorium komputer
j. Data kegiatan pembelajaran TIK atau KKPI selama ini
k. Kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran
secara umum di sekolah
di kelas X, XI, dan XII
l. Sistem penilaian dan pengayaan materi
m. Partisifasi komite sekolah (stakeholder)
n. Kebijakan pihak sekolah (Kepala Sekolah, Yayasan, dan Komite Sekolah)
o. Kerja sama dengan instansi lain (SMK di kota Palembang, Perguruan Tinggi, Perusahaan)
p. Pengetahuan dasar dan kemampuan siswa dalam belajar TIK atau KKPI di SMP dulu
q. Solusi terhadap kendala dan masalah pembelajaran
r. Rekomendasi bagi pihak sekolah, yayasan, dan dinas pendidikan
s. Saran dari guru dan Kepala Sekolah
t. Perbedaan pembelajaran di masing-masing jurusan dan masing-masing sekolah
2) Instrumen Wawancara
Wawancara ini dilaksanakan kepada Kepala Sekolah dan guru KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang. Wawancara di SMK Negeri 6 Palembang dengan Drs. Bambang Riadi (selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Humas) dan Bapak Ade Irawan (selaku guru KKPI program tata boga, akomodasi perhotelan, tata busana, dan tata kecantikan). Sedangkan, di SMK Nurul Iman Palembang dengan Ahmad Zamhari, S.Pd., M.M. (selaku Kepala Sekolah) dan Ibu Imelda Choirunisa, S.Kom (guru KKPI program Sekretaris dan Akuntansi). Hasil wawancara ini secara lengkap terdapat di lampiran berbentuk tulisan dan di video berbentuk film dokumenter.
3. Cara mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan responden didapat informasi bahwa dalam pembelajaran KKPI di masing-masing sekolah terdapat kendala maupun masalah yang dihadapi oleh guru. Setelah diidentifikasi apa yang menyebabkan kendala dan masalah tersebut, maka diketahui penyebab yang paling menonjol dari kendala dan masalah pembelajaran di kelas dikarenakan kurangnya fasilitas dan sarana prasarana pendukung pembelajaran, baik gedung, ketersediaan komputer, akses internet serta waktu pelaksanaan. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang.
(1) Cara mengatasi kendala dan masalah pembelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang, antara lain :
Merekrut Sumber Daya Manusia sebagai tenaga pengajar yang sesuai dengan kebutuhan yakni Sarjana Pendidikan khususnya Jurusan Komputer.
Melakukan perawatan dan perbaikan fasilitas yang tersedia, khususnya ruangan laboratorium, multimedia dan unit komputer secara kontinyu.
Menambah alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan yang berhubungan dengan dunia usaha untuk semua jurusan.
Memperbaiki strategi dan metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan lebih efektif serta tidak membosankan.
Sistem penilaian yang dilakukan harus mencakup tiga aspek yaitu, aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Bekerjasama dengan sekolah kejuruan yang lain, perguruan tinggi, dinas terkait, lembaga pendidikan (kursus/pelatihan) serta dunia usaha dan industri.
(2) Cara mengatasi kendala dan masalah pembelajaran KKPI di SMK Nurul Iman Palembang., antara lain :
Kebijakan pihak sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran KKPI harus disesuaikan dengan masukan dari guru dan siswa serta mengutamakan kebutuhan dunia kerja.
Merekrut Sumber Daya Manusia sebagai tenaga pengajar yang sesuai dengan kebutuhan yakni Sarjana Pendidikan Jurusan Komputer.
Melengkapi fasilitas dan sarana prasarana pendukung pembelajaran KKPI, misalnya gedung belajar khusus (laboratorium komputer, multimedia, SAS) serta menambah jumlah komputer yang telah tersedia.
Melakukan perawatan dan perbaikan fasilitas yang tersedia khususnya komputer secara kontinyu.
Melengkapi komputer dengan akses internet agar memudahkan dalam proses pembelajaran bagi guru dan siswa.
Menambah alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan yang berhubungan dengan dunia usaha.
Memperbaiki strategi dan metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan lebih efektif serta tidak membosankan.
Sistem penilaian yang dilakukan harus mencakup tiga aspek yaitu, aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Bekerjasama dengan sekolah kejuruan yang lain, perguruan tinggi, dinas terkait, serta dunia usaha dan industri.
4. Rekomendasi dari berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi masing-masing sekolah
Pelaksanaannya telah dilakukan dengan cukup baik. Sebagaimana kegiatan pembelajaran umumnya, pada proses pembelajaran mata pelajaran KKPI dapat ditemui beberapa masalah, mulai dari masalah yang berkaitan dengan pribadi siswa hingga masalah teknis pelaksanaan. Adapun kemungkinan permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul diantaranya, terdapat perbedaan karakter siswa (berkaitan dengan pengetahuan dasar siswa tentang komputer dan mata pelajaran bersangkutan).
Setiap siswa memiliki pribadi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut menyangkut latar belakang pengetahuan, minat dan respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Siswa di salah satu SMK berasal dari lulusan SMP yang berbeda-beda, tentunya dengan kemampuan serta pemahaman terhadap KKPI yang berbeda-beda pula. Dari kemampuan dan pemahaman yang berbeda-beda itu didukung dengan minat yang berbeda-beda akan menimbulkan respon yang siswa yang berbeda-beda. Kecenderungan terjadi pada siswa yang sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan mengenai KKPI ditunjang dengan minat yang bagus terhadap pembelajaran KKPI maka siswa tersebut akan sangat antusias mengikuti pembelajaran. Berbeda dengan siswa yang sudah mengenal dan sedikit mengerti KKPI namun minatnya terhadap pelajaran KKPI kurang maka respon siswa pun akan berbeda. Termasuk akan berbeda juga bila siswa tersebut belum mengenal KKPI tapi tidak ingin tahu dan siswa yang belum mengenal KKPI namun sangat ingin tahu. Bahkan pada zaman sekarang ini, siswa sudah lebih banyak tahu sebulum ia menerima pelajaran tersebut di sekolah, sehingga ketika di sekolah diberi pelajaran tersebut dan dia sudah merasa tahu maka minat untuk memperhatikan kurang bahkan dapat menimbulkan kejenuhan atau bosan pada siswa tersebut.
Menghadapi fenomena karakteristik siswa tersebt maka kegiatan pembelajaran kembali dibebankan kepada guru untuk dapat menciptakan kondisi peembelajaran yang kondusif, dapat mencakup semua siswa, dan menarik perhatian semua siswa. Maka cara yang dianataranya dapat dilakukan adalah dengan menggunanaan model danmetode pembelajaranyang sesuai atau divariasikan sehingga tidak menimbulkan kejenuhan. Guru sebisa mungkin mengusahakan penerapan model dan metode pembelajaran yang mampu mencakup dan mewakili minat kesemua siswa. Mulai dari model dan metode yang sederhana seperti penjelasan dan diskusi tanya jawab hingga praktek dan pengadaan tutor sebaya.
Bagi siswa yang sudah memiliki kemampuan lebih dari siswa lainnya karena saat dibangku SMP sudah menerima pelajaran KKPI maka akan jenuh bila harus mengulang pelajaran yang ia sudah bisa. Maka agar tidak jenuh sang siswa dapat dimintai untuk membantu siswa lainnya yang kesulitan, model ini disebut model tutor sebanya. Semakin banyak variasi model pembelajaran digharaplkan akan semakin membuat kegiatan pembelajaran menjadi menarik dan tidak jenuh.
Setelah mengetahui kendala dan masalah dalam pembelajaran KKPI ini, dibuatlah rekomendasi untuk masing-masing pihak. Pihak-pihak ini agar dapat melaksanakan dan menyediakan apasaja yang diperlukan dalam pembelajaran KKPI untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, demi tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal.
Adapun rekomendasi ini ditujukan kepada beberapa pihak, antara lain :
SMK Negeri 6 Palembang
1) Kepala Sekolah
Merespon masukan dan keluhan guru dan siswa dalam pembelajaran KKPI
Melanjutkan masukan dan keluhan kepada pihak yayasan dengan penguatan
Memperhatikan kegiatan pembelajaran di kelas dengan kontinyu.
Mengadakan kerjasama dengan sekolah, perguruan tinggi, lembaga dan dinas pendidikan, serta dunia usaha dan industri.
2) Guru
Mengetahui dan memenuhi kebutuhan serta karakteristik siswa dalam belajar KKPI
Memperbaiki strategi, model, dan metode pembelajaran yang bervariasi agar tercapainya tujuan pembelajaran serta tidak membosankan.
Melanjutkan atau menyesuaikan pendidikan sesuai dengan prasayarat dalam Undang-Undang Guru.
Mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait dengan peningkatan kualitas guru dalam pembelajaran.
3) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palembang
Senantiasa memberikan support terhadap pelaksananaan pembelajaran di sekolah ini.
SMK Nurul Iman Palembang
1) Pihak Yayasan
Melengkapi sarana dan prasarana penunjang pembelajaran, mulai dari gedung sampai alat-alat yang dibutuhakan termasuk komputer, infocus, layar, dan sebagainya.
Menyediakan anggaran khusus untuk perawatan dan perbaikan faasilitas yang rusak, terutama komputer.
Memberikan insentif yang sesuai dengan penetapan gaji yang berlaku.
Membuka lapangan pekerjaan dalam usaha merekrut tenaga pengajar mata pelajaran KKPI.
2) Kepala Sekolah
Merespon masukan dan keluhan guru dan siswa dalam pembelajaran KKPI
Melanjutkan masukan dan keluhan kepada pihak yayasan dengan penguatan
Memperhatikan kegiatan pembelajaran di kelas dengan kontinyu.
Mengadakan kerjasama dengan sekolah, perguruan tinggi, lembaga dan dinas pendidikan, serta dunia usaha dan industri.
3) Guru
Mengetahui dan memenuhi kebutuhan serta karakteristik siswa dalam belajar KKPI
Memperbaiki strategi, model, dan metode pembelajaran yang bervariasi agar tercapainya tujuan pembelajaran serta tidak membosankan.
Melanjutkan atau menyesuaikan pendidikan sesuai dengan prasayarat dalam Undang-Undang Guru.
Mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait dengan peningkatan kualitas guru dalam pembelajaran.
4) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palembang
Perhatikan dan perlakukan sekolah swasta sama dengan sekolah negeri, khususnya dalam kebijakan yang berhubungan dengan pengadaan dan kegiatan pembelajaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran TIK di SMK dinamakan KKPI (keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi). Substansi KKPI lebih kompleks jika dibandingkan dengan TIK di SMA, terutama materi untuk jurusan Teknik Komputer Jaringan. Terdapat kesesuaian materi KKPI dengan tuntutan masyarakat atau dunia kerja. Memang ada kendala dalam hal ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh masing-masing sekolah dan tenaga pengajar yang masih minim dan bukan berkualifikasi S1 Pendidikan Komputer. Salah satu cara mengatasinya dengan menyiapkan lulusan S1 Pendidikan Komputer, mengikutkan guru dalam berbagai pelatihan, menyempurnakan kurikulum yang telah ada, serta melengkapi sarana prasarana.
Adapun rekomendasi yang telah dibuat dari hasil analisis pelaksanaan pembelajaran KKPI di SMKN 6 dan SMK Nuurul Iman dalam rangka perbaikan, sebagai berikut:
1. SMK Negeri 6 Palembang
Kepala Sekolah, misalnya merespon masukan dan keluhan guru dan siswa dalam pembelajaran KKPI, serta melanjutkan masukan dan keluhan kepada pihak yayasan dengan penguatan. Guru, misalnya memperbaiki strategi, model, dan metode pembelajaran yang bervariasi agar tercapainya tujuan pembelajaran serta tidak membosankan. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palembang, misalnya memberikan support terhadap pelaksananaan pembelajaran di sekolah.
2. SMK Nurul Iman Palembang
Pihak Yayasan, misalnya melengkapi sarana dan prasarana penunjang pembelajaran, mulai dari gedung sampai alat-alat yang dibutuhakan termasuk komputer, infocus, layar, dan sebagainya. Selain itu, menyediakan anggaran khusus untuk perawatan dan perbaikan faasilitas yang rusak, terutama komputer. Kepala Sekolah, misalnya merespon dan melanjutkan masukan dan keluhan guru dan siswa dalam pembelajaran KKPI kepada pihak yayasan. Guru, memperbaiki strategi, model, dan metode pembelajaran yang bervariasi agar tercapainya tujuan pembelajaran serta tidak membosankan. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palembang, misalnya perhatikan dan perlakukan sekolah swasta sama dengan sekolah negeri, khususnya dalam kebijakan yang berhubungan dengan pengadaan dan kegiatan pembelajaran.
Daftar Pustaka
BSNP. 2008. Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Kejuruan Adaptif. Jakarta : Depdiknas.
Dikmenjur. 2005. Modul Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi. Jakarta : Depdiknas.
Muslich, Masnur. 2008. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara.
Narjo. 2006. Modul KTSP Sekawan untuk SMK. Jakarta : Cipta Pustaka.
Riadi, Bambang. 2008. Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. Palembang : SMKN 6 Palembang.
Wiryanti, Endang. 2004. Modul Sekawan untuk SMK. Jakarta : Cipta Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar