Oleh : Kelompok IV
HUSNIL KIROM
M.NIRWAN
EMI EKA SARI
FITRIA DEWI YANTI
YENI DESMAWATI
Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Laju perkembangan itu sangat luas hingga hampir mencakup seluruh kehidupan manusia, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Inilah yang melatarbelakangi perlunya penerapan iptek di bidang pendidikan.
Meski demikian banyak permasalahan pendidikan yang harus dipecahkan bersama. Berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak permasalahan dan tantangan yang berkaitan dengan dunia pendidikan di Indonesia di era globalisasi. Salah satu permasalahan pendidikan mendasar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.
Profil pendidikan di Indonesia ternyata sangatlah kompleks, berbeda dengan pendidikan di negara lain. Sebagai gambaran bahwa mutu pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Agar mampu berperan dalam persaingan global terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya terlebih dahulu. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan. SDM yang sangat berperan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah guru sebagai pendidik dan siswa sendiri sebagai generasi penerus dan harapan bangsa.
Berkaitan dengan kualitas SDM, pendidikan memegang peran yang sangat penting. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas SDM itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas SDM, maka pemerintah bersama-sama dengan berbagai kalangan akan terus berupaya mewujudkan amanat itu melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Bentuk penerapan penggunaan teknologi di bidang pendidikan tersebut berupa pengenalan komputer dan perangkat TIK lainnya, pembelajaran tentang komputer dan TIK, penggunaan komputer dan TIK untuk belajar dan pembelajaran, komputer dan perangkat TIK digunakan sebagai media untuk membantu dan mempermudah kegiatan pembelajaran. Bidang pendidikan yang utama menjadi perhatian adalah pendidikan formal, yaitu pada jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan serta Perguruan Tinggi.
Untuk jenjang SMK nama mata pelajaran Tekonologi Informasi dan Komunikasi sama dengan Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi. Walaupun secara garis besar substansi materi antara keduanya hampir sama, namun terdapat juga perbedaan mendasar. Pembelajaran KKPI di SMK, lebih khususnya di jurusan Teknik Komputer Jaringan lebih menekankan pada keahlian tertentu yang harus dikuasai siswa dengan cara praktek menjadi teknisi (bongkar pasang hardware) serta pemahaman dan pendalaman program software. Disamping itu, alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran ini lebih banyak dibanding mata pelajaran lainnya.
Dari hasil analisis teoritis yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya dalam bentuk makalah serta dipresentasikan tanggal 15 April 2009. Tindak lanjutnya adalah melakukan observasi langsung ke beberapa SMK di Palembang dan Lubuk Linggau. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian antara silabus yang telah ditetapkan Depdiknas secara nasional dengan perangkat pembelajaran termasuk silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, alokasi waktu, strategi pembelajaran, serta sistem penilaian dan sebagainya yang digunakan di sekolah masing-masiing. Selain itu, untuk mengetahui kendala-kendala dalam pembelajaran KKPI di sekolah. Dengan harapan dapat memberikan solusi dari kendala dan permasalahan yang dihadapai tersebut.
Secara khusus dalam makalah ini akan dibahas mengenai Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Palembang dan Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Iman Palembang. Selanjutnya, dari latar belakang dan fokus masalah ini dibuatlah beberapa rumusan sebagai berikut:
1. Apasajakah substansi dari mata pelajaran KKPI silabus Depdiknas, silabus KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan silabus KKPI di SMK Nurul Iman?
2. Bagaimanakah hasil observasi dan analisis dari pelaksanaan pembelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman?
3. Bagaimanakah cara mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran KKPI di di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman?
4. Apakah rekomendasi dari berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi masing-masing sekolah?
Untuk lebih jelas lagi mengenai rumusan masalah di atas, terutama Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Palembang dan Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Iman Palembang akan diuraikan pada pembahasan berikut ini.
Pembahasan
Gambaran Umum SMK Negeri 6 Palembang
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang mencetak kader-kader pembangunan bangsa dituntut dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang sedang terjadi saat ini. Tantangan bagi sekolah untuk bisa menciptakan anak anak didik yang mengenal dan mampu mengatasi ketertinggalannya akan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Palembang merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang ada di kota Palembang. SMK ini sudah berdiri sejak lama mulai tahun 1987. Dahulu namanya adalah Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga yang disingkat SMKK. Saat ini SMKN 6 Palembang sebagai satu-satunya sekolah menengah kejuruan bertaraf internasional di Sumatera Selatan yang berbasis Information Communication and Technology. Adapun kurikulum yang digunakan di sekolah ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditambah dengan Kurikulum Bertaraf Internasional. Untuk itu dalam pembelajaran di kelas harus menerapkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi. Termasuk juga dalam mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengolahan Data (KKPI). Adapun profil dari SMK Negeri 6 dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.
Bagan 1
Profil SMK Negeri 6 Palembang
NAMA SEKOLAH SMK NEGERI 6 PALEMBANG
NOMOR STATISTIK SEKOLAH 33 1 11 60 02 007
ALAMAT JALAN MAYOR RUSLAN KECAMATAN ILIR TIMUR II
NOMOR TELEPON TELP/FAX (0711) 350954 PALEMBANG
http://www.smkn6palembang.net
NAMA KEPALA SEKOLAH Dra. Hj. HERNAWATI
BIDANG/PROGRAM KEAHLIAN
1. PARIWISATA 1. TATA BOGA/ RESTAURANT
2. AKOMODASI PERHOTELAN
3. TATA BUSANA 3. TATA BUSANA
4. TATA KECANTIKAN 4. TATA KECANTIKAN KULIT
5. TATA KECANTIKAN RAMBUT
A. KEADAAN TANAH
1. STATUS HAK PAKAI
2. SURAT TANAH SERTIFIKAT
3. LUAS SELURUH 17280 M2
4. LAHAN KERAS 17280 M2 100 %
RAWA-RAWA 10 M2 - %
LAHAN KOSONG 360 M2 8 %
B. BANGUNAN
1. JUMLAH UNIT BANGUNAN 12 UNIT 94 RUANGAN
2. BANGUNAN PERMANEN 12 UNIT 94 RUANGAN
BANGUNAN SEMI PERMANEN - UNIT - RUANGAN
BANGUNAN KAYU - UNIT - RUANGAN
3. KONDISI BANGUNAN
BAIK 77 RUANGAN
RUSAK RINGAN-SEDANG 11 RUANGAN (PAFON, KUSEN, PINTU)
RUSAK BERAT - RUANGAN
RUSAK TOTAL - RUANGAN
C. FASILITAS BANGUNAN
1. RUANGAN KELAS 37 RUANG
2. RUANG KEPALA SEKOLAH 1 RUANG
3. RUANG GURU 1 RUANG
4. RUANG PEGAWAI 1 RUANG
5. RUANG PERPUTAKAAN 1 RUANG
6. RUANG KETERAMPILAN/ PRAKTEK 19 RUANG
7. RUANG UKS 1 RUANG
8. RUANG BK 1 RUANG
9. RUANG RAPAT 1 RUANG
10. RUANG IBADAH / MUSHOLAH 1 RUANG
11. GUDANG 1 RUANG
12. WC GURU 6 RUANG
13. WC SISWA 30 RUANG
14. LAP. UPACARA/ OLAHRAGA 1322 RUANG
D. KEADAAN GURU
1. JUMLAH SISWA 831 ORANG
2. JUMLAH ROMBEL
3. Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitu jenis kolom (format 1) dan jenis uraian (format 2). Dalam menyusun format urutan KD, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dan seterusnya dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan, sejauh tidak mengurangi komponen-komponen dalam silabus. KLS X KLS XI KLS XII
10 9 8
Profil SMKN 6 Palembang di atas menggambarkan keberadaan sekolah sebagai salah satu sekolah negeri yang ada di kota Palembang. Pada bagian terakhir, ternyata sekolah juga mencantumkan bagaimana cara menyusun silabus. Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitu jenis kolom (format 1) dan jenis uraian (format 2). Dalam menyusun format urutan KD, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dan seterusnya dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan, sejauh tidak mengurangi komponen-komponen dalam silabus. Komponen-komponen tersebut antara lain, tujuan dari satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, kalender/jadwal pendidikan, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai perangkat pembelajaran di kelas.
Berikutnya, akan diuraikan lagi mengenai rangkuman data SMKN 6 Palembang. Rangkuman ini merupakan kelanjutan informasi dari profil sekolah sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini.
Bagan 2
Rangkuman Data Sekolah SMK Negeri 6 Palembang
A. DATA KESISWAAN
1. JUMLAH SEMUA SISWA : 83 Orang
2. JUMLAH SEMUA ROMBEL : 27 Rombel
B. DATA SARANA DAN PRARANA
1. JUMLAH UNIT BANGUNAN PERMANEN : 12 Unit
2. JUMLAH UNIT BANGUNAN KAYU : 7 Unit
3. JUMLAH RUANGAN KELAS SEMUA : 31 Unit
* RUANG TEORI : 8 Ruang
* RUANG PRAKTIK/BENGKEL : 19 Ruang
* RUANG LABORATORIUM : 4 Ruang
4. JUMLAH RUANG KELAS BAIK/RUSAK RINGAN : 6 Ruang
5. JUMLAH RUANG KELAS RUSAK SEDANG : 6 Ruang
6. JUMLAH RUANG KELAS RUSAK BERAT : - Ruang
7. JUMLAH RUMAH DINAS : 1 Unit
8. JUMLAH SEKOLAH BELUM BERSERTIFIKAT : - Sekolah
9. JUMLAH WC SISWA (LAYAK) : 12 Pintu
10. JUMLAH WC GURU (LAYAK) : 2 Pintu
11. JUMLAH KEKURANGAN MEJA KURSI SISWA : 60 Stel
12. JUMLAH KEKURANGAN MEJA KURSI GURU : 31 Stel
13. JUMLAH KEKURANGAN ALMARI KELAS : 10
14. JUMLAH KEKURANGAN PAPAN TULIS : - Buah
15. JUMLAH SANGGAR PRAMUKA : - Sanggar
16. JUMLAH SEKOLAH DIATAS LAHAN RAWA : - Sanggar
17. JUMLAH HALAMAN UPACARA/OLAHRAGA : 1322 m2
C. DATA TENAGA KEPENDIDIKAN
1. J UMLAH GURU TETAP : 73
2. JUMLAH GURU TIDAK TETAP : 8
3. JUMLAH PEGAWAI TETAP : 13
Gambaran Umum SMK Nurul Iman Palembang
SMK Nurul Iman Palembang adalah sekolah menengah kejuruan dengan kelompok bisnis dan manajemen (SMEA). Adapun program dari jurusan tersebut yaitu Akuntansi, Sekretaris, dan Teknik Komputer Jariangan. Status dari sekolah ini adalah diakui. Visi dari SMK Nurul Iman Palembang adalah membangun generasi muda yang bertaqwa, cerdas, dan mandiri. Misi dari SMK Nurul Iman Palembang adalah menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil untuk mengisi dunia usaha dan dunia industri dan menyiapkan tamatan yang mandiri, kreatif, dan produktif.
Untuk kurikulum yang yang diterapkan di dari SMK Nurul Iman Palembang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006. beberapa prestasi dari sekolah ini, misalnya lomba akuntansi masuk 7 besar provinsi tahun 2004 dan pramuka perti kencana terbaik II. Sementara nama-nama guru dan staf SMK Nurul Iman Palembang dapat dilihat di tabel dalam lampiran.
1. Substansi mata pelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang
Pembelajaran KKPI di kelas harus mengacu kepada silabus mata pelajaran KKPI dari Depdiknas. Hal ini juga dijadikan acuan di KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang. Berikut substtansi KKPI sesuai dengan silabus dari Depdiknas, KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang.
1) Silabus Depdiknas untuk KKPI
Dapat dilihat dalam lampiran 1.
2) Silabus KKPI di SMK Negeri 6 Palembang
Dapat dilihat dalam lampiran 2.
3) Silabus KKPI di SMK Nurul Iman
Dapat dilihat dalam lampiran 3.
Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan. Terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses bela]ar dan mengajar.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum disusun untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah . Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Palembang, sebagai unit penyelenggara pendidikan juga memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan tantangan itu menyangkut, antara lain: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat; (3) era informasi, (4) pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral manusia; (5) berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan; serta (6) era pasar bebas atau AFTA. Adapun kurikulum yang diterapkan di Indonesia secara umum untuk saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disingkat menjadi KTSP.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitu jenis kolom (format 1) dan jenis uraian (format 2). Dalam menyusun format urutan KD, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dan seterusnya dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan, sejauh tidak mengurangi komponen-komponen dalam silabus.
Selanjutnya, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1) apa kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam standar;
2) bagaimana cara mencapainya yang dijabarkan dalam pengalaman belajar
beserta alokasi waktu dan alat sera sumber belajar yang diperlukan; dan
3) bagaimana mengetahui pencapaian kompetensi yang ditandai dengan penyusunan indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari silabus yang telah disusun pada langkah sebelumnya. RPP disusun untuk setiap kali pertemuan. Di dalam RPP tercermin kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Adapun komponen minimal dari sebuah RPP sebagai berikut:
1. Identitas Sekolah
2. Kelas dan Semester
3. Alokasi Waktu
4. Standar Kompetensi
5. Kompetensi Dasar
6. Indikator
7. Tujuan Pembelajaran
8. Materi Ajar
9. Metode Pembelajaran
10. Media dan alat belajar
11. Sumber Belajar
12. Penilaian Hasil Belajar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standae Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi.
Selanjutnya, menurut Muslich (2008:12-13) ada empat komponen dalam KTSP yaitu:
(1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
(2) struktur dan muatan KTSP
(3) kalender pendidikan
(4) silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berkaitan dengan komponen KTSP khususnya struktur dan muatan KTSP, untuk strukturnya sebagai berikut kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Disamping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Rumusan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada tujuan umum pendidikan. Adapun tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Secara dokumentatif, komponen KTSP dikemas dalam dua dokumen yaitu Dokumen I berisi acuan pengembangan KTSP, tujuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP, dan kalender pendidikan. Dokumen II memuat silabus dari SK/KD yang dikembangkan sekolah (muatan lokal, mata pelajaran tambahan). Sebagai contoh struktur KTSP SMK terdiri dari silabus mata pelajaran wajib dan silabus muatan lokal.
Substansi materi Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI) di SMK, antara lain:
Kelas X
Semester Ganjil
Alokasi Waktu : 30 x 45 menit
1. Mengoperasikan PC stand alone
1.1 Mengoperasikan operasi berbasis teks
1.2 Mengoperasikan operasi berbasis Graphic User Interface (GUI)
2. Mengoperasikan sistem operasi software
2.1 Menginstal sistem operasi software
2.2 Mengoperasikan software pengolah kata
2.3 Mengoperasikan software spreadsheet
2.4 Mengoperasikan software presentasi
2.5 Mengoperasikan software aplikasi basis data
Semester Genap
Alokasi Waktu : 84 x 45 menit
3. Mengolah data aplikasi
3.1 Melakukan entry data aplikasi dengan keyboard
3.2 Melakukan update data dengan utilitas aplikasi
3.3 Melakukan delete data dengan utilitas aplikasi
3.4 Melakukan entry data dengan image scanner
3.5 Melakukan entry data dengan OCR (Optical Character Recognition)
4. Mengoperasikan PC dalam jaringan
4.1 Menginstal software jaringan
4.2 Mengoperasikan jaringan PC dengan sistem operasi
5. Mengoperasikan Web-Design (Internet)
5.1 Mengoperasikan Web-Browser
5.2 Mengoperasikan software e-mail client
Kelas XI
Semester Ganjil
Alokasi Waktu : 32 x 45 menit
1. Mengolah data aplikasi
1.1 Melakukan entry data aplikasi dengan keyboard
1.2 Update data dengan utilitas aplikasi
1.3 Melakukan delete data dengan utilitas aplikasi
1.4 Melakukan entry data dengan image scanner
Semester Genap
Alokasi Waktu : 16 x 45 menit
2. Mengoperasikan PC dalam jaringan
2.1 Menginstal software jaringan
2.2 Mengoperasikan jaringan PC dengan sistem operasi
Kelas XII
Semester Ganjil
Alokasi Waktu : 16 x 45 menit
1. Mengoperasikan Web-Desain (Internet)
2. Mengoperasikan Web-Browser
3. Mengoperasikan software email client
2. Hasil observasi dan analisis dari pelaksanaan pembelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman
Pelaksanaan pembelajaran KKPI di masing-masing sekolah telah dilakukan dengan cukup baik. Sebagaimana kegiatan pembelajaran umumnya, pada proses pembelajaran mata pelajaran KKPI dapat ditemui beberapa masalah, mulai dari masalah yang berkaitan dengan pribadi siswa hingga masalah teknis pelaksanaan. Adapun kemungkinan permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul diantaranya adanya perbedaan karakter siswa (karakteristik siswa, belum adanya lembaga pendidikan yang secara khusus mendidik calon tenaga kependidikan di bidang Teknologi Komunikasi dan Informasi, sserta masih kurangnya kemampuan sekolah melakukan perawatan dan upgrade secara terus menerus perangkat KKPI yang dimilikinya.
Perbedaan karakteristik siswa dilihat dari cara berbicara mengenai karakteristik siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka akan membahas mengenai latar belakang siswa yakni latar belakang kemampuan siswa, daya tangkap. Cara belajar, hingga minat siswa secara umum. Selain itu juga akan berkaitan dengan bagaimana sikap seorang guru dalam menghadapi siswanya, serta keadaan suasana kegiatan pembelajaran yang menjadi lingkungan belajar siswa.
Semua siswa memiliki pribadi yang berbeda-beda, dan dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi topik utama berkaitan dengan karakteristik siswa adalah bagaimana latar belakang pengetahuan, minat dan respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Siswa di salah satu SMK berasal dari lulusan SMP yang berbeda-beda, tentunya dengan kemampuan serta pemahaman terhadap KKPI yang berbeda-beda pula. Dari kemampuan danpemahaman yang berbeda-beda tersebut didukung dengan minat yang berbeda-beda akan menimbulkan respon yang siswa yang berbeda-beda. Kecenderungan terjadi pada siswa yang sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan mengenai KKPI ditunjang dengan minat yang bagus terhadap pembelajaran KKPI maka siswa tersebut akan sangat antusias mengikuti pembelajaran. Berbeda dengan siswa yang sudah mengenal dan sedikit mengerti KKPI namun minatnya terhadap pelajaran KKPI kurang maka respon siswa pun akan berbeda. Termasuk akan berbeda juga bila siswa tersebut belum mengenal KKPI tapi tidak ingin tahu dan siswa yang belum mengenal KKPI namun sangat ingin tahu. Bahkan pada zaman sekarang ini, siswa sudah lebih banyak tahu sebulum ia menerima pelajaran tersebut di sekolah, sehingga ketika di sekolah diberi pelajaran tersebut dan dia sudah merasa tahu maka minat untuk memperhatikan kurang bahkan dapat menimbulkan kejenuhan atau bosan pada siswa tersebut.
Menghadapi fenomena karakteristik siswa tersebt maka kegiatan pembelajaran kembali dibebankan kepada guru untuk dapat menciptakan kondisi peembelajaran yang kondusif, dapat mencakup semua siswa, dan menarik perhatian semua siswa. Maka cara yang dianataranya dapat dilakukan adalah dengan menggunanaan model danmetode pembelajaranyang sesuai atau divariasikan sehingga tidak menimbulkan kejenuhan. Guru sebisa mungkin mengusahakan penerapan model danmetode pembelajaran yang mampu mencakup dan mewakili minat kesemua siswa. Mulai dari model dan metode yang sederhana seperti penjelasan dan diskusi tanya jawab hingga praktek dan pengadaan tutor sebaya.
Bagi siswa yang sudah memiliki kemampuan lebih dari siswa lainnya karena saat dibangku SMP siudah menerima pelajaran KKPI maka akan jenuh bila harus mengulang pelajaran yang ia sudah bisa. Maka agar tidak jenuh sang siswa dapat dimintai untuk membantu siswa lainnya yang kesulitan, model ini disebut model tutor sebanya. Semakin banyak variasi model pembelajaran digharaplkan akan semakin membuat kegiatan pembelajaran menjadi menarik dan siswa tidak jenuh.
Belum adanya lembaga pendidikan yang secara khusus mendidik calon tenaga kependidikan di bidang Teknologi Komunikasi dan Informasi. Tenaga kependidkan di bidang KKPI pada saat ini kebanyakan berasal dari lulusan ilmu komputer dan sebagian berasal dari guru bidang lain yang memiliki kemampuan mengenai KKPI. Guru KKPI yang berasal dari lulusan ilmu komputer dapat dikatakan baik sekali pemahamannya mengenai komputer berkaitan dengan KKPI namun disisi lain, tenaga guru tersebut sebenarnya belum dibekali dengan bagaimana menjadi guru, bagaimana menyikapi siswa, bagaimana menggunakan metode atau model yang pas digunakan dan lain sebagainya. Sebaliknya bila tenaga guru KKPI tersebut berasal dari guru mata pelajaran lain yang kebetulan memiliki kemampua komputer KKPI. Guru tersebut dapat dikataka sudah memiliki bekal yang baik mengenai bagaimana seorrang guru terhadap siswanya, bagaimana mengkondisikan siswa belajar, metode dan model apa yang baiknya digunakan saat pembelajaran dan sebagainya. Guru tersebut belum tentu memiliki pemahaman komputer yang mendalam seperti pada lulusan komputer.
Sesungguhnya semua kemungkinan tersebut dapat saja menjadi sangat baik ketika masing-masing guru belajar danmelengkapi kekurangan dari dirinya agar kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Akan lebih baik lagi jika tenaga pengajar komputer KKPI memang dibina sedari awal dalam lembaga pendidikan yang mencetak tenaga-tenga pendidik Teknologi Informasi dan Komunikasi, jadi tenaga pengajarnya adalah tenaga profesional. Kemampuan sekolah untuk melakukan perawatan dan upgrade secara kontinu perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi yang telah dimilikinya. Sekolah sering kali mengabaikan perawatan perangkat Teknologi Informasi dan omunikasi yang dimiliki, sebagai salah satu contoh saja yaitu unit komputer. Semestinya dan sebaiknya unt komputer yang tersedia di sekolah menerima perawatan rutin setiap bulan atau dua kali dalam satu semester secara terus menerus sehingga perangkat Teknologi Informasi dan Teknolog tersebut dapat lebih lama digunakan dengan kondisi yang baik. Pada kenyataannya, kebanyakan perhatian sekolah lebih kepada usaha penambahan perangkat KKPI yang ada di sekolah, bukan pada perawatan, selain karena ketidak pahaman,ketidak sempatan/kesibukan juga karena kuntitas sering kali menjadi hitungan dibandingkan kualitas. Lebih dipentingkan jumlah komputer yang banyak namun perawatan kurang dibandingkan dengan jumlah komputer yang sedikit namaun perawatannya sangat baik.
Secara keseluruhan hasil dari observasi langsung di SMK6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang, terangkum dalam instrumen observasi dan wawancara di bawah ini.
1) Instrumen Observasi
Antara lain :
a. Jumlah SMK di kota Palembang
b. Profil SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang
c. Jurusan yang ada di masing-masing sekolah
d. Identifikasi tenaga pengajar di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang
e. Identifikasi fasilitas penunjang belajar (ketersediaan laboratorium komputer, laboratorium self access study, dan ruang multimedia)
f. Identifikasi perangkat pembelajaran (silabus, program tahunan, program semester, KKM, RPP, dan sebagainya)
g. Identifikasi kurikulum dan jadwal pelajaran di sekolah
h. Identifikasi temuan informasi di lapangan (pengadaan komputer dan sebagainya)
i. Dokumentasi pembelajaran di kelas dan laboratorium komputer
j. Data kegiatan pembelajaran TIK atau KKPI selama ini
k. Kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran
secara umum di sekolah
di kelas X, XI, dan XII
l. Sistem penilaian dan pengayaan materi
m. Partisifasi komite sekolah (stakeholder)
n. Kebijakan pihak sekolah (Kepala Sekolah, Yayasan, dan Komite Sekolah)
o. Kerja sama dengan instansi lain (SMK di kota Palembang, Perguruan Tinggi, Perusahaan)
p. Pengetahuan dasar dan kemampuan siswa dalam belajar TIK atau KKPI di SMP dulu
q. Solusi terhadap kendala dan masalah pembelajaran
r. Rekomendasi bagi pihak sekolah, yayasan, dan dinas pendidikan
s. Saran dari guru dan Kepala Sekolah
t. Perbedaan pembelajaran di masing-masing jurusan dan masing-masing sekolah
2) Instrumen Wawancara
Wawancara ini dilaksanakan kepada Kepala Sekolah dan guru KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang. Wawancara di SMK Negeri 6 Palembang dengan Drs. Bambang Riadi (selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Humas) dan Bapak Ade Irawan (selaku guru KKPI program tata boga, akomodasi perhotelan, tata busana, dan tata kecantikan). Sedangkan, di SMK Nurul Iman Palembang dengan Ahmad Zamhari, S.Pd., M.M. (selaku Kepala Sekolah) dan Ibu Imelda Choirunisa, S.Kom (guru KKPI program Sekretaris dan Akuntansi). Hasil wawancara ini secara lengkap terdapat di lampiran berbentuk tulisan dan di video berbentuk film dokumenter.
3. Cara mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan responden didapat informasi bahwa dalam pembelajaran KKPI di masing-masing sekolah terdapat kendala maupun masalah yang dihadapi oleh guru. Setelah diidentifikasi apa yang menyebabkan kendala dan masalah tersebut, maka diketahui penyebab yang paling menonjol dari kendala dan masalah pembelajaran di kelas dikarenakan kurangnya fasilitas dan sarana prasarana pendukung pembelajaran, baik gedung, ketersediaan komputer, akses internet serta waktu pelaksanaan. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang dan SMK Nurul Iman Palembang.
(1) Cara mengatasi kendala dan masalah pembelajaran KKPI di SMK Negeri 6 Palembang, antara lain :
Merekrut Sumber Daya Manusia sebagai tenaga pengajar yang sesuai dengan kebutuhan yakni Sarjana Pendidikan khususnya Jurusan Komputer.
Melakukan perawatan dan perbaikan fasilitas yang tersedia, khususnya ruangan laboratorium, multimedia dan unit komputer secara kontinyu.
Menambah alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan yang berhubungan dengan dunia usaha untuk semua jurusan.
Memperbaiki strategi dan metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan lebih efektif serta tidak membosankan.
Sistem penilaian yang dilakukan harus mencakup tiga aspek yaitu, aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Bekerjasama dengan sekolah kejuruan yang lain, perguruan tinggi, dinas terkait, lembaga pendidikan (kursus/pelatihan) serta dunia usaha dan industri.
(2) Cara mengatasi kendala dan masalah pembelajaran KKPI di SMK Nurul Iman Palembang., antara lain :
Kebijakan pihak sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran KKPI harus disesuaikan dengan masukan dari guru dan siswa serta mengutamakan kebutuhan dunia kerja.
Merekrut Sumber Daya Manusia sebagai tenaga pengajar yang sesuai dengan kebutuhan yakni Sarjana Pendidikan Jurusan Komputer.
Melengkapi fasilitas dan sarana prasarana pendukung pembelajaran KKPI, misalnya gedung belajar khusus (laboratorium komputer, multimedia, SAS) serta menambah jumlah komputer yang telah tersedia.
Melakukan perawatan dan perbaikan fasilitas yang tersedia khususnya komputer secara kontinyu.
Melengkapi komputer dengan akses internet agar memudahkan dalam proses pembelajaran bagi guru dan siswa.
Menambah alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan yang berhubungan dengan dunia usaha.
Memperbaiki strategi dan metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan lebih efektif serta tidak membosankan.
Sistem penilaian yang dilakukan harus mencakup tiga aspek yaitu, aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Bekerjasama dengan sekolah kejuruan yang lain, perguruan tinggi, dinas terkait, serta dunia usaha dan industri.
4. Rekomendasi dari berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi masing-masing sekolah
Pelaksanaannya telah dilakukan dengan cukup baik. Sebagaimana kegiatan pembelajaran umumnya, pada proses pembelajaran mata pelajaran KKPI dapat ditemui beberapa masalah, mulai dari masalah yang berkaitan dengan pribadi siswa hingga masalah teknis pelaksanaan. Adapun kemungkinan permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul diantaranya, terdapat perbedaan karakter siswa (berkaitan dengan pengetahuan dasar siswa tentang komputer dan mata pelajaran bersangkutan).
Setiap siswa memiliki pribadi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut menyangkut latar belakang pengetahuan, minat dan respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Siswa di salah satu SMK berasal dari lulusan SMP yang berbeda-beda, tentunya dengan kemampuan serta pemahaman terhadap KKPI yang berbeda-beda pula. Dari kemampuan dan pemahaman yang berbeda-beda itu didukung dengan minat yang berbeda-beda akan menimbulkan respon yang siswa yang berbeda-beda. Kecenderungan terjadi pada siswa yang sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan mengenai KKPI ditunjang dengan minat yang bagus terhadap pembelajaran KKPI maka siswa tersebut akan sangat antusias mengikuti pembelajaran. Berbeda dengan siswa yang sudah mengenal dan sedikit mengerti KKPI namun minatnya terhadap pelajaran KKPI kurang maka respon siswa pun akan berbeda. Termasuk akan berbeda juga bila siswa tersebut belum mengenal KKPI tapi tidak ingin tahu dan siswa yang belum mengenal KKPI namun sangat ingin tahu. Bahkan pada zaman sekarang ini, siswa sudah lebih banyak tahu sebulum ia menerima pelajaran tersebut di sekolah, sehingga ketika di sekolah diberi pelajaran tersebut dan dia sudah merasa tahu maka minat untuk memperhatikan kurang bahkan dapat menimbulkan kejenuhan atau bosan pada siswa tersebut.
Menghadapi fenomena karakteristik siswa tersebt maka kegiatan pembelajaran kembali dibebankan kepada guru untuk dapat menciptakan kondisi peembelajaran yang kondusif, dapat mencakup semua siswa, dan menarik perhatian semua siswa. Maka cara yang dianataranya dapat dilakukan adalah dengan menggunanaan model danmetode pembelajaranyang sesuai atau divariasikan sehingga tidak menimbulkan kejenuhan. Guru sebisa mungkin mengusahakan penerapan model dan metode pembelajaran yang mampu mencakup dan mewakili minat kesemua siswa. Mulai dari model dan metode yang sederhana seperti penjelasan dan diskusi tanya jawab hingga praktek dan pengadaan tutor sebaya.
Bagi siswa yang sudah memiliki kemampuan lebih dari siswa lainnya karena saat dibangku SMP sudah menerima pelajaran KKPI maka akan jenuh bila harus mengulang pelajaran yang ia sudah bisa. Maka agar tidak jenuh sang siswa dapat dimintai untuk membantu siswa lainnya yang kesulitan, model ini disebut model tutor sebanya. Semakin banyak variasi model pembelajaran digharaplkan akan semakin membuat kegiatan pembelajaran menjadi menarik dan tidak jenuh.
Setelah mengetahui kendala dan masalah dalam pembelajaran KKPI ini, dibuatlah rekomendasi untuk masing-masing pihak. Pihak-pihak ini agar dapat melaksanakan dan menyediakan apasaja yang diperlukan dalam pembelajaran KKPI untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, demi tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal.
Adapun rekomendasi ini ditujukan kepada beberapa pihak, antara lain :
SMK Negeri 6 Palembang
1) Kepala Sekolah
Merespon masukan dan keluhan guru dan siswa dalam pembelajaran KKPI
Melanjutkan masukan dan keluhan kepada pihak yayasan dengan penguatan
Memperhatikan kegiatan pembelajaran di kelas dengan kontinyu.
Mengadakan kerjasama dengan sekolah, perguruan tinggi, lembaga dan dinas pendidikan, serta dunia usaha dan industri.
2) Guru
Mengetahui dan memenuhi kebutuhan serta karakteristik siswa dalam belajar KKPI
Memperbaiki strategi, model, dan metode pembelajaran yang bervariasi agar tercapainya tujuan pembelajaran serta tidak membosankan.
Melanjutkan atau menyesuaikan pendidikan sesuai dengan prasayarat dalam Undang-Undang Guru.
Mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait dengan peningkatan kualitas guru dalam pembelajaran.
3) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palembang
Senantiasa memberikan support terhadap pelaksananaan pembelajaran di sekolah ini.
SMK Nurul Iman Palembang
1) Pihak Yayasan
Melengkapi sarana dan prasarana penunjang pembelajaran, mulai dari gedung sampai alat-alat yang dibutuhakan termasuk komputer, infocus, layar, dan sebagainya.
Menyediakan anggaran khusus untuk perawatan dan perbaikan faasilitas yang rusak, terutama komputer.
Memberikan insentif yang sesuai dengan penetapan gaji yang berlaku.
Membuka lapangan pekerjaan dalam usaha merekrut tenaga pengajar mata pelajaran KKPI.
2) Kepala Sekolah
Merespon masukan dan keluhan guru dan siswa dalam pembelajaran KKPI
Melanjutkan masukan dan keluhan kepada pihak yayasan dengan penguatan
Memperhatikan kegiatan pembelajaran di kelas dengan kontinyu.
Mengadakan kerjasama dengan sekolah, perguruan tinggi, lembaga dan dinas pendidikan, serta dunia usaha dan industri.
3) Guru
Mengetahui dan memenuhi kebutuhan serta karakteristik siswa dalam belajar KKPI
Memperbaiki strategi, model, dan metode pembelajaran yang bervariasi agar tercapainya tujuan pembelajaran serta tidak membosankan.
Melanjutkan atau menyesuaikan pendidikan sesuai dengan prasayarat dalam Undang-Undang Guru.
Mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait dengan peningkatan kualitas guru dalam pembelajaran.
4) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palembang
Perhatikan dan perlakukan sekolah swasta sama dengan sekolah negeri, khususnya dalam kebijakan yang berhubungan dengan pengadaan dan kegiatan pembelajaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran TIK di SMK dinamakan KKPI (keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi). Substansi KKPI lebih kompleks jika dibandingkan dengan TIK di SMA, terutama materi untuk jurusan Teknik Komputer Jaringan. Terdapat kesesuaian materi KKPI dengan tuntutan masyarakat atau dunia kerja. Memang ada kendala dalam hal ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh masing-masing sekolah dan tenaga pengajar yang masih minim dan bukan berkualifikasi S1 Pendidikan Komputer. Salah satu cara mengatasinya dengan menyiapkan lulusan S1 Pendidikan Komputer, mengikutkan guru dalam berbagai pelatihan, menyempurnakan kurikulum yang telah ada, serta melengkapi sarana prasarana.
Adapun rekomendasi yang telah dibuat dari hasil analisis pelaksanaan pembelajaran KKPI di SMKN 6 dan SMK Nuurul Iman dalam rangka perbaikan, sebagai berikut:
1. SMK Negeri 6 Palembang
Kepala Sekolah, misalnya merespon masukan dan keluhan guru dan siswa dalam pembelajaran KKPI, serta melanjutkan masukan dan keluhan kepada pihak yayasan dengan penguatan. Guru, misalnya memperbaiki strategi, model, dan metode pembelajaran yang bervariasi agar tercapainya tujuan pembelajaran serta tidak membosankan. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palembang, misalnya memberikan support terhadap pelaksananaan pembelajaran di sekolah.
2. SMK Nurul Iman Palembang
Pihak Yayasan, misalnya melengkapi sarana dan prasarana penunjang pembelajaran, mulai dari gedung sampai alat-alat yang dibutuhakan termasuk komputer, infocus, layar, dan sebagainya. Selain itu, menyediakan anggaran khusus untuk perawatan dan perbaikan faasilitas yang rusak, terutama komputer. Kepala Sekolah, misalnya merespon dan melanjutkan masukan dan keluhan guru dan siswa dalam pembelajaran KKPI kepada pihak yayasan. Guru, memperbaiki strategi, model, dan metode pembelajaran yang bervariasi agar tercapainya tujuan pembelajaran serta tidak membosankan. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palembang, misalnya perhatikan dan perlakukan sekolah swasta sama dengan sekolah negeri, khususnya dalam kebijakan yang berhubungan dengan pengadaan dan kegiatan pembelajaran.
Daftar Pustaka
BSNP. 2008. Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Kejuruan Adaptif. Jakarta : Depdiknas.
Dikmenjur. 2005. Modul Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi. Jakarta : Depdiknas.
Muslich, Masnur. 2008. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara.
Narjo. 2006. Modul KTSP Sekawan untuk SMK. Jakarta : Cipta Pustaka.
Riadi, Bambang. 2008. Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. Palembang : SMKN 6 Palembang.
Wiryanti, Endang. 2004. Modul Sekawan untuk SMK. Jakarta : Cipta Pustaka.

SELAMAT DATANG di Blogger HIJAU MUDA (Blogger Arsip Sanak Bakas). Blogger ini diperuntukkan bagi kita semua. Berisikan materi perkuliahan di Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya. Selain itu, berisi bahan ajar di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya. SILAHKAN dibaca, dikritisi dan diperbanyak seperlunya. Oke!
Rabu, 27 Mei 2009
Kamis, 14 Mei 2009
ANALISIS SWOT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(STUDI KASUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 INDRALAYA)
Oleh : Husnil Kirom (20082013001)& Rosdiana (20082013008)
Pendahuluan
Dalam manajemen strategik pada dunia bisnis dimanfaatkan untuk memprediksi kecendrungan pasar dan peluang-peluang memperoleh keunggulan bersaing. Sementara itu, dalam dunia pendidikan menggunakan konsep strategic untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan pendidikan. Menentukan tujuan-tujuan strategik adalah memformulasikan hasil-hasil yang diharapkan dicapai secara menyeluruh selama satu periode. Para pimpinan sekolah dan guru menerjemahkan ke dalam istilah yang spesifik hasil-hasil penyelenggaraan program sekolah serta mencapai tujuan memenuhi misinya. Proses yang berperan penting menentukan tujuan-tujuan strategik dikembangkan oleh berbagai macam konfigurasi kekuatan dari dalam dan luar organisasi, seperti Kepala Sekolah, guru, asosiasi guru, stakeholders, peserta didik dan orang tua siswa, suplier kebutuhan sekolah, pemerintah pusat dan provinsi dan sebagainya yang menaruh perhatian terhadap program sekolah.
Pada saat menentukan strategi, baik untuk organisasi yang memiliki arah dan sasaran yang tertulis maupun tidak perlu memperhatikan berbagai hal, termasuk kemampuan SDM dan anggaran. Langkah-langkah formulasi strategik dalam manajemen sekolah tentu dimulai dari penetapan visi dan misi sekolah yang utuh dengan melibatkan masyarakat sekolah dan stakeholder sekolah, melakukan assessment. Lalu sekolah merespon perubahan dan menetapkan arah maupun sasaran sekolah agar tercapai tujuan dan target yang ditentukan sebelumnya. Menetapkan arah maupun sasaran kelihatannya sesuatu yang sederhana, tetapi jika dirumuskan dalam bentuk program kerja semester, tahunan, dan enam tahunan untuk SD dan tiga tahun untuk SMP dan SMA. Dimana dimulai semenjak anak belajar di sekolah sampai selesai harus ada konsistensi dan penyesuaian.
Sejak tahun beroperasi SMP Negeri 1 Indralaya selalu berusaha menjadi sekolah yang berhasiil dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Banyak hal yang telah dilakukan untuk mencapai hal tersebut, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Salah satunya dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata Ujian Nasional selama tiga tahun berturut-turut yang selalu meningkat serta prestasi yang diraih, baik dibidang akademik maupun non akademik.
SMPN 1 Indralaya memiliki sistem yang baik, solid, terpadu, dan manajemen sekolah yang baik. Secara letak SMPN 1 Indralaya sangat strategis yang terletak dipusat ibukota kabupaten dan berdiri tepat di depan jalan raya. Sekolah juga menerapkan disiplin yang tinggi terhadap guru dan siswa yang menciptakan keharmonisan antara warga sekolah sehingga memiliki rasa tanggung jawab dan kekeluargaan erat. Selain itu, sekolah juga didukung oleh kepemimpinan yang kuat dan penerapan Information Communication Technology dalam manajemen sekolah.
Berpijak dari kondisi yang ada kiranya perlu pengembangan aspek-aspek pendidikan yang berkesinambungan dan peningkatan bagi sekolah mengingat SMPN 1 Indralaya merupakan Sekolah Standar Naisonal (SSN). Kemudian diharapkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah ini akan membahas tentang analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir.
Manajemen Strategik
Manajemen strategik menurut Blocher dan Lin dalam Sagala (2007:128) adalah the development of a sustainable competitive posisition in wichh the firm’s competitive provides continued success. Lain halnya menurut Yuwono dan Ikhsan dalam Sagala (2007:128) biasanya dihubungkan dengan pendekatan manajemen yang integratif yang mengedepankan secara bersama-sama seluruh elemen, seperti planning, implementing, dan controlling dari strategi bisnis. Dengan kata lain, manajemen strategic meliputi formulasi strategik dan implementasi strategik. Kemeudian Ansof dalam Sagala (2007:129) yang dimaksud manajemen strategic ialah suatu pendekatan yang sistematis bagi suatu tanggung jawab manajemen, mengkondisikan organisasi ke posisi yang dipastikan mencapai tujuan dengan cara yang akan meyakinkan keberhasilan yang berkelanjutan dan membuat sekolah menjamin atau mengamankan format yang mengejutkan. Lebih lanjut dikatakan pendekatan manajemen strategik ini yaitu menganalisis bagian-bagian yang dinamai dengan “formulasi strategi”. Proses formulasi dengan merumuskan strategi bersama-sama yang diberi nama perencanaan strategik.
Hakikat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana melaaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Sekolah bukan hanya dijadikan sebagai tempat berkumpul antara guru dan peserta didik, melainkan suatu sistem yang sangat kompleks dan dinamis. Secara lebih mendalam perlu dipahami apa itu sekolah. Menurut Postman dan Weingartner dalam Sagala (2007:70) mengemukakan bahwa sekolah adalah institusi yang spesifik dari seperangkat fungsi-fungsi yang mendasar dalam melayani masyarakat atau school as institution is the spesific set of essential function is serves in our society. Lalu, Reimer dalam Sagala (2007:70) sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-ruang kelas yang dipimpin guru untuk mempelajari kurikulum yang bertingkat.
Sebagai organisasi, sekolah merupakan suatu sistem terbuka, tidak mengisolasi diri dari lingkungannya, mempunyai hubungan-hubungan dengan lingkungan internal maupun lingkungan eksternal sekolah dan bekerjasama. Tugas utama sekolah adalah menjalankan proses belajar peserta didik dan meluluskan peserta didik yang berkualitas memenuhi standar yang dipersyaratkan. Sekolah harus dapat dikelola dan diberdayakan yaitu dengan memberikan layanan belajar yang pada akhirnya mengeluarkan mutu lulusan sekolah yang kompetitif.
Manajemen Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP) menerapkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Dalam sistem ini Kepala Sekolah bersama dewan guru dan warga sekolah sekolah lainnya secara mandiri, transparan dan bertanggung jawab melaksanakan program sekolah untuk mencapai visi, misi, dan target mutu yang diharapkan oleh semua pihak yang berkepentingan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut setiap sekolah harus :
(1) merumuskan visi dan misis yang jelas serta terarah sesuai dengan visi dan misi standar mutu pendidikan nasional;
(2) merencanakan dan melaksanakan program SMP yang telah ditetapkan;
(3) melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program;
(4) menyusun laporan dan mengevaluasi keberhasilan program;
(5) merumuskan program baru sebagai kelanjutan program yang telah dilaksanakan sebelumnya;
Kemudian penilaian sekolah dilakukan untuk mengetahui tingkat efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan, pelaksanaan kurikulum, dan penilaian kinerja sekolah sebagai satu kesatuan yang menyeluruh. Penilaian sekolah dapat bersifat nasional, lokal, dan sekolah itu sendiri sesuai dengan tujuan dan lingkupnya menurut manajemen berbasis sekolah.
Gambar 1
Sekolah Sebagai Institusi Mencapai Tujuan Instruksional
Gambar 2
Formulasi Strategi
Manajemen Strategi Sekolah, antara lain :
1. Formulasi visi dan misi sekolah
2. Tujuan dan target sekolah
3. Penentuan strategi organisasi sekolah
4. Implementasi strategi organisasi sekolah
5. Analisis SWOT secara cermat dan akurat
Menurut Boseman dkk dalam Sagala (2007:140) ada tujuh tahap proses manajemen strategik, antara lain :
a. melakukan analisis SWOT secara cermat dan akurat
b. melakukan formulasi tentang misi organisasi sekolah
c. melakukan formulasi tentang filosofi dan kebijakan organisasi
d. menetapkan sasaran strategi organisasi
e. menetapkan strategi organisasi
f. melaksanakan strategi organisasi
g. melakukan kontrol strategi organisasi
Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan). Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan, namun ia tetap merupakan alat yang efektif dalam menempatkan potensi intitusi. SWOT dapat dibagi ke dalam dua elemen, analisis internal yang berkosentrasi pada prestasi institusi itu sendiri, dan analisis lingkungan.
Analisis SWOT adalah satu pekerjaan yang cukup berat karena hanya dengan alternatif-alternatif strategik dapat disusun. Kegagalan menganalisisnya berarti gagal dalam mencari relasi dan titik temu antara faktor-faktor strategik dalam lingkungan internal yang terdapat dalam lingkungan eksternal, sambil mencari hubungannya dengan misi, tujuan, dan sasaran organisasi, juga merupakan kegagalan dalam mempersiapkan suatu keputusan strategik yang baik. Hanya dengan analisis SWOT, keputusan-keputusan strategik yang baik dapat dihasilkan.
Menurut Sharplin dalam Sagala (2007:140) memasukkan analisis SWOT untuk melihat kekuatan melihat kekuatan dan kelemahan di dalam sekolah sekaligus memantau peluang dan tantangan yang dihadapi sekolah. Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategik yang merupakan pendekatan analisis lingkungan. Proses penilaian kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan secara umum menunjuk pada dunia bisnis sebagai analisis SWOT. Analisis SWOT menyediakan para pengambil keputusan organisiasi akan informasi yang dapat menyiapkan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Jika keputusan itu diterapkan secara efektif akan memungkinkan sekolah mencapai tujuannya.
Analisis lingkungan adalah studi tentang “kekuatan” dan “kelemahan” sebagai elemen internal, “peluang” dan “tantangan” sebagai elemen eksternal suatu organisasi, masa kini, dan berpotensi diperkirakan akan muncul di masa depan, sebagai data/bahan untuk menetapkan dan menyusun perencanaan strategis organisai masa depan (Theresia, 2003:118).
Analisis lingkungan terdiri dari dua unsur yaitu analisis lingkungan eksternal dan analisis lingkungan internal (analisis organisasi) berupa potensi internal sekolah. Analisis lingkungan eksternal meliputi identifikasi dan evaluasi aspek-aspek sosial, budaya, politis, ekonomis, dan teknologi serta kecendrungan yang mungkin berpengaruh pada organisasi. Kecendrungan ini biasanya merupakan sejumlah faktor yang sukar diramalkan atau memiliki derajat ketidakpastian tinggi. Hasil dari analisis lingkungan ekksternal adalah sejumlah peluang atau opportunities yang harus dimanfaatkan oleh organisasi dan ancaman atau threats yang harus dicegah atau dihindari. Analisis lingkungan internal terdiri dari penentu persepsi yang realistis atas segala kekuatan atau strengths dan kelemahan atau weaknesses yang dimiliki organisasi. Suatu organisasi harus mengambil manfaat dari kekuatannya secara optimal dan berusaha untuk mengatasi kelemahannya agar terhindar dari kerugian baik waktu maupun anggaran.
Analisis SWOT dalam penyelenggaraan sekolah dapat membantu pengalokasian sumber daya seperti anggaran, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, fasilitas sekolah, potensi lingkungan, dan sebagainya yang lebih efektif. Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan membuat matrik SWOT. Matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam penyelenggaraan program sekolah. Untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang). Strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang). Strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman). Strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
Selanjutnya, Boesman dkk dalam Sagala (2007:140) menyebutkan bahwa :
1) Strengths are internal competencies posessed by the organization in comparison with is competitors.
2) Weaknesses are attributes of the organization which tend to decrease its competence in comparison with its competitors.
3) An opportunity, on the other hand, is a combination of circumstances, time, and place which, if accompanied by a certain course of action on the part of the organization, is likely to produce significant benefits.
4) A threat is a reasonably probable event which, if it were to occur, would produce significant damage to the organization.
Penjelasan :
1) Kekuatan adalah kemampuan internal sebuah organisasi yang memajukan tujuan organisasi dalam sebuah industri yang bersaing;
2) Kelemahan adalah kebalikannya, yaitu mereka membatasi penyelesaian tujuan-tujuan organisasi;
3) Peluang adalah keadaban, kejadian atau situasi eksternal yang menawarkan perubahan organisasi untuk mencapai atau melampaui tujuannya; dan
4) Tantangan atau hambatan adalah lawan dari peluang. Hambatan adalah kekuatan, faktor-faktor atau situasi eksternal yang mungkin secara potensial menciptakan masalah, kerusakan organisasi, atau membahayakan kemampuan untuk mencapai tujuannya.
Dalam memperhatikan lingkungan eksternal sekolah ini diperlukan langkah atau upaya mengumpulkan informasi yang relevan dengan cara-cara yang sistematis dan melakukan evaluasi dan analisis dan analisis hasil evaluasi. Sehingga dapat digunakan untuk pertimabngan menentukan kebijakan selanjutnya. Analisis SWOT memungkinkan sekolah mengeksploitasi peluang-peluang masa depan ketika melawan tantangan dan persoalan-persolan, dan melakukan penemuan strategis pada kompetensi dan kekuatan khusus. Keseluruhan proses manajemen strategik secara konseptual menjadi analisis SWOT. Alasannya sebuah SWOT mungkin memberi kesan sebuah perubahan lainnya di dalam misis, tujuan, kebijakan dan strategi sekolah.
Titik Singgung Unsur/Faktor Analisis SWOT
Dengan memanfaatkan perencanaan strategik yang efektif, dapat membantu mencari titik kecocokan antara ketiga elemen penting tersebut. Sehubungan dengan itu pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab ialah “apakah visi/misi organisasi telah jelas?”. “Apakah visi/misi itu cocok dengan apa yang diperlukan dan dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terutama konsumen yang dilayani”. Dan, “apakah organisasi telah memiliki sumber daya dan kemamppuan yang cukup dan memadai untuk melakukan apa yang dibutuhkan tersebut?. Andaikata tidak, bagaimana menyelesaikannya.
Peluang yang tersedia tidak selamanya dapat mendukung visi/misi yang ada. Apabila terdapat titik singgung, sesungguhnya organisasi sudah dapat menciptakan suatu strategi yang sangat menguntungkan dan memuaskan.
Miles dan Snow dalam Theresia (2003:113) mengartikan titik singgung sebagai suatu proses, dan suatu pernyataan –yaitu suatu penyelidikan dinamis yang mencoba menyatukan atau memadukan organisasi dengan lingkungannya, dan mengatur sumber daya internal untuk mendukung perpaduan itu. Dalam istilah praktisnya, mekanisme perpaduan yang menjadi basisnya ialah strategi, sedangkan pengaturan internal adalah struktur organisasi dan proses manajemen”. Konsep ini masih bersifat makro karena masih perlu dianalisis lebih jauh, pada titik mana faktor-faktor yang saling menguntungkan dan meringankan itu bertemu satu dengan lain. Titik singgung di sini hendaknya tidak dipahami dalam artian yang sempit, tetapi dalam pengertian kesesuaian dan kecocokan antara faktor-faktor strategik, yaitu antara faktor eksternal, innternal, dan visi/misi organisasi. Konsep titik singgung ini tidak akan pernah sempurna karena terjadinya perubahan-perubahan yang berfluktuasi dalam lingkungan.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Indralaya
a. Latar Belakang
Sejak tahun beroperasi SMP Negeri 1 Indralaya selalu berusaha menjadi sekolah yang berhasiil dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Banyak hal yang telah dilakukan untuk mencapai hal tersebut, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Salah satunya dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata Ujian Nasional selama tiga tahun berturut-turut yang selalu meningkat serta prestasi yang diraih, baik dibidang akademik maupun non akademik.
SMPN 1 Indralaya memiliki sistem yang baik, solid, terpadu, dan manajemen sekolah yang baik. Secara letak SMPN 1 Indralaya sangat strategis yang terletak dipusat ibukota kabupaten dan berdiri tepat di depan jalan raya. Sekolah juga menerapkan disiplin yang tinggi terhadap guru dan siswa yang menciptakan keharmonisan antara warga sekolah sehingga memiliki rasa tanggung jawab dan kekeluargaan erat. Selain itu, sekolah juga didukung oleh kepemimpinan yang kuat dan penerapan Information Communication Technology dalam manajemen sekolah.
Berpijak dari kondisi yang ada kiranya perlu pengembangan aspek-aspek pendidikan yang berkesinambungan dan peningkatan bagi sekolah mengingat SMPN 1 Indralaya merupakan Sekolah Standar Naisonal (SSN). Kemudian diharapkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
b. Visi, Misi, Tujuan Sekolah
Visi Sekolah
Terwujudnya Siswa yang Unggul dalam IPTEK dan Prestasi Berlandaskan Iman dan Taqwa.
Dengan indikator sebagai berikut:
1. Unggul dalam prestasi akademik dan non kademik,
2. Terwujudnya proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
3. Terwujudnya administrasi kurikulum yang lengkap, berstandar nasional dan internasional,
4. Terwujudnya komitmen dan kompetensi tenaga penddikan dan kependidikan yang profesional,
5. Terwujudnya pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
6. Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
7. Terwujudnya sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
8. Terwujudnya sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
9. Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah.
Misi Sekolah
1. Mewujudkan lulusan yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik,
2. Mewujudkan profesionalitas guru dan tata usaha,
3. Mewujudkan peningkatan kompetensi guru dan tata usaha,
4. Mewujudkan proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
5. Mewujudkan Dokumen-1 KTSP,
6. Mewujudkan silabus semua mata pelajaran dan untuk semua jenjang atau kelas,
7. Mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan,
8. Mewujudkan komitmen dan kompetensi tenaga penddik dan kependidikan yang profesional,
9. Mewujudkan pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
10. Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
11. Mewujudkan sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
12. Mewujudkan sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
13. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah,
14. Mewujudkan Akhlak yang terpuji,
15. Mengembangkan cinta terhadap seni budaya,
16. Mewujudkan kemampuan olahraga yang tangguh dan kompetitif,
17. Mewujudkan wiyata mandala yang menikmatkan belajar siswanya,
18. Mewujudkan kepramukaan yang menjadi suri teladan.
Tujuan Sekolah
Pada tahun pelajaran 2008/2009 sampai dengan tahun pelajaran 2011/2012 diharapkan :
1. Sekolah mampu memiliki lulusan yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik,
2. Sekolah mewujudkan pofesionalitas guru dan tata usaha,
3. Sekolah mewujudkan penngkatan kompetensi guru dan tata usaha,
4. Sekolah mampu melaksanakan proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
5. Sekolah mewujudkan komitmen dan kompetensi tenaga penddik dan kependidikan yang profesional. Dokumen -1 KTSP,
6. Sekolah mewujudkan silabus semua mata pelajaran dan untuk semua jenjang/tingkatan,
7. Sekolah mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan,
8. Sekolah mewujudkan pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
9. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
10. Sekolah memiliki sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
11. Sekolah memiliki sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
12. Sekolah memiliki lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah,
13. Sekolah mewujudkan akhlak yang terpuji,
14. Sekolah mengembangkan cinta terhadap seni budaya,
15. Sekolah mewujudkan kemampuan olahraga yang tangguh dan kompetitif,
16. Sekolah mewujudkan wiyata mandala yang menikmatkan belajar siswa,
17. Sekolah mewujudkan kepramukaan yang menjadi suri teladan.
Analisis SWOT SMP Negeri 1 Indralaya
1. Analisis Lingkungan Strategis Sekolah
Analisis adalah penelusuran kesempatan atau tantangan atas sumber, analisis juga melibatkan pemecahan suatu keseeluruhan ke dalam bagian-bagian untuk mengetahui sifat, fungsi, dan saling hubungan antar bagian tersebut.
Analisis lingkungan adalah proses dengan mana penyusunan strategi memonitor lingkungannya. Faktor-faktor lingkungan yang dimonitor meliputi, lingkungan ekonomi, politik dan pemerintahan, pasar dan persaingan, pemasok dan teknologi, sosial dan geografi.
Penyusunan strategi menganalisis lingkungan sekolah melalui dua kegiatan sebagai berikut:
a. mengidentifikasi strategi yang digunakan sekolah saat sekarang dalam hubungannya dengan lingkungan sekolah dengan cara mempertanyakan tentang dasar anggapan dan prediksi lingkungan yang menjadi dasar strategi saat sekarang.
b. memprediksi lingkungan masa depan dengan cara mempertanyakan tentang dasar anggapan dan prediksi lingkungan yang akan menjadi dasar strategi masa depan.
Penjelasan mengenai kondisi objektif sekolah di bawah terdapat dalam lampiran. Adapun kondisi objektif SMP Negeri 1 Indralaya, sebagai berikut:
1) Proses Belajar Mengajar
2) Manajemen
3) Kurikulum
4) Siswa
5) Fungsi Ketenagaan
6) Sarana Perpustakaan
7) Sarana Kantor
8) Sarana Laboratorium
9) Sarana Ekstrakurikuler
10) Pembiayaan
11) Lingkungan Sekolah
12) Hubungan Kerjasama
13) Budaya Sekolah
14) Ketenagaan
15) Keuangan
16) Lingkungan
17) Identifikasi fungsi-fungsi sasaran
18) Tabulasi program-program strategis dan keberhasilan
• Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi masa kini dan semakin kondusifnya kondisi ekonomi dan keamanan perlu di sikapi bersama warga sekolah terutama SMP Negeri 1 Indralaya. Hal ini tentu saja mengacu pada upaya membekali pengetahuan, keterampilan, keimanan dan ketakwaan, nilai-nilai sosial dan moral, berbudaya dan berkepribadian Indonesia untuk memperkokoh rasa kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• SMP Negeri 1 Indralaya merupakan sekolah yang terletak di jalan lintas Sumatera antara Palembang-Ogan Ilir serta sebagai pintu gerbang utama untuk memasuki Kabupaten Ogan Ilir. Jarak tempuh dari ibukota provinsi Sumatera Selatan hanya 1 jam perjalanan darat dan jarak ke Bandarr Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang hanya 1,5 jam. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat dan perkembangan sekolah ke depan.
• Selanjutnya, kondisi masyarakat Indralaya merupakan masyarakat majemuk ditinjau dari segi ekonomi maupun asal usul daerahnya. Ditinjau dari kelas ekonomi 40% kelas menengah ke atas, 30% kelas menengah, dan 30% kelas menengah ke bawah. Sementara ditinjau dari asal usul daerahnya, siswa-siswi SMPN 1 Indralaya 60% penduduk setempat dan 40% merupakan pendatang yang berasal dari Palembang, kabupaten-kabupaten sekitarnya dan daerah lainnya. Lalu, asal usul guru yang mengajar di SMP Negeri 1 Indralaya dan pegawai 70% adalah setempat, 30% berasal dari luar daerah.
• Lokasi SMPN 1 Indralaya yang berdampingan dengan kantor Polsek Indralaya dan kantor Koramil. Sehingga dari segi keamanan sekolah cukup kondusif. Kemudian, sekolah ini sangat rentan terhadap berbagai macam-macam perubahan, baik budaya, iptek maupun perubahan yang berasal dari kebijakan-kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir. Untuk itu sekolah harus mampu bertindak sebagai filter yang mampu menjaring. Kemudian menyampaikan apa yang patut diconttoh dan apa yang tidak boleh dicontoh. Demikian juga dalam mengikuti perkembangan iptek yang begitu cepat, maka seluruh pengelola sekolah harus secara aktif membina dan membimbing siswanya. Selain itu, masyarakat diharapkan mau berpartisipasi aktif untuk membimbing daan membina siswa-siswi agar berpacu mengikuti perkembangan iptek dan globalisasi begitu cepat.
• Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, cerdas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, perlu persiapan dan penataan yang strategis melalui pendidikan. Berkaitan dengan hal ini pemerintah telah melakukan upaya melalui ditetapkannya UUSPN No 20 Tahun 2003 yang di dalamnya termuat adanya dukungan anggaran sebesar 20% dari APBN untuk pendidikan.
• SMP Negeri 1 Indralaya berupaya melaksanakan kebijakan pendidikan bedasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan menyelenggarakan pendidikan dengan mengacu kepada PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Hal itu dimasudkan untuk meningkatkan mutu serta relevansi dan efesiensi pengelolaan pendidikan dalam rangka menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan peningkatan dan setrategi yang terencana, terarah dan berkesinambungan.
2. Analisis Kondisi Pendidikan Sekolah Saat Ini
• SMP Negeri 1 Indralaya berdiri tahun 1977 dan beroperasi mulai tahun 1979. Dengan usia yang cukup dewasa ini, maka SMP Negeri 1 Indralaya terus berkembang, seiring dengan meningkatnya animo masyarakat sekitar untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
• SMP Negeri 1 Indralaya dengan langkah perlahan terus membenahi diri untuk maju, agar dapat sejajar dengan sekolah-sekolah yang berada di kota besar. Maka untuk mewujudkan hal tersebut, SMP Negeri 1 Indralaya terus berbenah diri untuk meningkatkan kualitas proses pembelajarannya. Kegiatan KBM ditingkatkan, dengan mengadakan pelajaran tambahan dan remedial, begitu juga dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
• Hasil dari perbaikan proses pembelajaran tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Ujian Nasional Tahun 2007/2008, SMP Negeri 1 Indralaya mampu meluluskan siswanya 100%. Bahkan pada pelaksanan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2007 / 2008 ini, SMP Negeri 1 Indralaya mampu meluluskan siswanya 100% dan meraih Predikat Terbaik I tingkat Kabupaten Ogan Ilir dan juga masuk 10 Besar SMP se-Provinsi Sumatera Selatan, dengan Rata-Rata Ujian Nasional = 7,0 dan pada Akreditasi tahun 2006 memperoleh nilai 84,75.
• Kemudian pada tahun ajaran 2007 / 2008 ini, SMP Negeri 1 Indralaya terpilih sebagai Peringkat Pertama Sekolah Sehat Kabupaten Ogan Ilir. Pada tahun ajaran ini juga SMP Negeri 1 Indralaya sebagai salah satu rintisan Sekolah Standar Nasional tahun 2008 dari Provinsi Sumatera Selatan.
• Tentu prestasi tersebut, tidak lepas dari peran serta semua unsur; orang tua murid, Komite Sekolah, Guru, Pimpinan Sekolah dan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Ogan Ilir terus membina sekolah ini.
• Kemudian untuk mempertahankan Prestasi yang telah dicapai tersebut dan juga untuk meningkatkannya, tentu banyak sekali hal-hal yang harus terus dikembangkan, misalnya peningkatan kegiatan KBM dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Melihat kondisi fisik sebagian ruang belajar, yang bediri sejak tahun 1979 dan belum pernah dilakukan rehabilitasi, maka sudah sewajarnya pada ruang kelas tersebut dilakukan rehabilitasi/perbaikan. Selain itu juga untuk menambah kenyamanan pada proses KBM, sudah sewajarnya, jika ruang belajar di SMP Negeri 1 Indralaya, ditambah sebanyak 3 RKB.
• Untuk memenuhi kekurangan tersebut, pihak sekolah telah berupaya untuk memenuhi sarana dan prasarana tersebut, dengan menggunakan swadaya masyarakat sekolah, dan pada tahun pelajaran 2007 / 2008 ini, direncanakan pihak Komite Sekolah kembali akan memberikan bantuan rutin setiap bulan melalui Dana Komite Setiap Siswa dan juga bantuan awal tahun bagi siswa kelas VII, yang kesemuanya itu akan digunakan untuk Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP Negeri 1 Indralaya, sesuai dengan Visi Sekolah.
3. Analisis Kondisi Pendidikan Sekolah Masa Datang
• Berpijak pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang dijadikan landasan pengembangan satuan pendidikan. Untuk itu, pendidikan masa yang akan datang harus berupaya mengacu pada SNP. Begitupun bagi Sekolah Standar Nasional perlu mengembangkan pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan masa yang akan datang diantaranya mengarah pada pengembangan, berikut:
1) Pengembangan Standar Isi Pendidikan
2) Pengembangan Standar Proses Pendidikan
3) Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan
4) Pengembangan Standar Pendidikk dan Tenaga Kependidikan
5) Pengembangan Sarana dan Prasarana yang Berstandar
6) Pengembangan Standar Pengelolaan Pendidikan
7) Pengembangan Standar Pembiayaan Pendidikan
8) Pengembangan Standar Penilaian Pendidikan
• Adapun analisis kegiatan pendidikan dalam rangka penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 1 Indralaya untuk satu tahun mendatang antara lain sebagai berikut.
1) Peningkatan GSA sebesar 0,25 untuk nilai rata-rata empat pelajaran yang diujinasionalkan (bahasa Inggris, bahasa Indonesia, Matematika, IPA) dari nilai rata-rata saat ini sebesar 7,00 dalam rangka pengembangan standar kelulusan,
2) Pengembangan kejuaraan lomba-lomba bidang non akademis melalui bimbingan cakap berbahasa Inggris,
3) Pengembangan Kurikulum satuan pendidikan sesuai dengan SNP,
4) Pengembangan dan Penyusunan sumber belajar dan bahan pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran kontekstual,
5) Pengembangan dan inovasi bahan pembelajaran,
6) Peningkatan atau pengembangan sarana pendidikan di sekolah,
7) Peningkatan atau pengembangan kompetensi pendidik dari aspek profesionalitas,
8) Peningkatan atau pengembangan kompetensi pendidik dari aspek kepribadian,
9) Pengembangan dan pembuatan rencana pengembangan sekolah (RPS) tiap tahun,
10) Pemberdayaan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan komite sekolah,
11) Implementasi model penilaian/evaluasi pembelajaran, serta
12) Penciptaan usaha-usaha di sekolah sebagai income generating activities.
c. Identifikasi Tantangan Nyata (Kesenjangan Kondisi) Antara Kondisi Pendidikan Saat Ini Terhadap Kondisi Pendidikan Masa Datang
1. Identiifikasi Kesenjangan Kondisi (dengan Analisis SWOT Tingkat Kesiapan Fungsi), dalam hal kajian ini mengulas faktor internal dan eksternal secara menyelurus dari semua aspek yang menjadi indikatornya. Fakor-faktor tersebut dapat dilihat secara lengkap pada matrik analisis tingkat fungsi berikut ini:
Matrik Analisis SWOT SMP Negeri 1 Indralaya
(Analisis Tingkat Kesiapan Fungsi)
Fungsi dan Faktor Kriteria Kesiapan Kondisi Nyata Tingkat Kesiapan Fungsi
SIAP TIDAK
A. Fungsi proses belajar mengajar
2. Faktor Internal
Penggunaan metode mengajar
Motivasi guru
Motivasi siswa
Hub guru dengan siswa
Penggunaan waktu belajar
Perilaku siswa
3. Faktor Eksternal
Kesiapan siswa menerima pelajaran
Dukungan orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar
Lingkungan sosial sekolah
Lingkungan fisik sekolah
Bervasriasi
Tinggi
Tinggi
Akrab
Efektif
Disiplin dan tertib
Siswa siap menerima pelajaran dengan efektif
Tinggi
Kondusif
Nyaman.tenang
Kurang bervariasi
Tinggi
Sedang
Akrab
Efektif
Disiplin dan tertib
Sebagian siswa kurang siap
Sedang
Kondusif
Nyaman/tenang
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
B. Fungsi pendukung PBM ketenagaan
1. Faktor Internal
Jumlah guru
Kualifikasi guru
Kesesuaian mata pelajaran yang diberikan dengan jurusan
Jumlah beban mengajar
2. Faktor Eksternal
Pengalaman mengajar guru
Kesiapan mengajar
Fasilitas pengembangan diri
Cukup
Sarjana S.1
50% sesuai
Rata-rata 18 jam
Rata-rata 15 tahun keatas
100% siap
Tersedia dan lengkap
Cukup
50% S.1
95% sesuai
Rata-rata 12 jam
65% 15 tahun keatas
95% siap
Kurang lengkap
V
V
V
V
V
V
V
C. Sarana perpustakaan
1. Faktor Internal
Buku setiap mata pelajaran
Buku penunjang
Jumlah lemari dan rak buku
Ruang perpustakaan
Pengelola perpustakaan
Dana pengembangan
2. Faktor Eksternal
Dukungan orang tua dalam melengkapi buku
Kerjasama dengan perpustakaan lain yang lengkap
Kesesuaian buku penunjang dengan potensi daerah dan pengembangan IPTEK dan IMTAQ
Cukup dan lengkap
Cukup dan lengklap
Cukup
Luas dan bersih
Ada dan mampu
Tersendiri dan cukup
Sangat mendukung
Ada kerjasama
Tingkat kesesuaian tinggi
Kurang lengkap
Kurang lengkap
Kurang
Sedang dan bersih
Ada dan mampu
Tidak ada
Kurang mendukung
Belum
Tingkat kesesuaiannya tinggi
V
V
V
V
V
V
V
V
V
D. Sarana laboratorium
1. Faktor Internal
Alat-alat praktik
Bahan-bahan praktik
Fasilitas ruang
Pembina laboratorium
2. Faktor Eksternal
Lingkungan laboratorium
Dukungan orang tua dalam pengembangan labor dan biaya praktik
Kesiapan siswa dalam praktik di laboratorium
Ada dan lengkap
Tersedia
Lengkap dan bersih
Ada dan mampu
Nyaman dan tenang
Tinggi
Siswa siap menerima pembelajaran dengan baik
Ada, kurang lengkap
Sangat kurang
Kurang dan bersih
Ada dan mampu
Nyaman dan tenang
Rendah
Siswa siap menerima pembelajaran dengan baik
V
V
V
V
V
V
V
E. Sarana Ekstrakurikuler
1. Faktor Internal
Alat-alat olahraga
Alat-alat kesenian
Fasilitas lapangan
Fasilitas ruang
Pelatih ekstrakurikuler
2. Faktor Eksternal
Lingkungan kegiatan ekstra
Dukungan orang tua dalam pengadaan lapangan olahraga
Kesiapan siswa dalam latihan ekstra
Ada dan lengkap
Ada dan lengkap
Ada dan lengkap
Lengkap dan bersih
Ada dan mampu
Nyaman dan tenang
Tinggi
Siswa siap latihan dan berprestasi
Ada, kurang lengkap
Ada, ranga lengkap
Ada, kurang lengkap
Kurang lengkap, kotor
Ada dan mampu
Nyaman dan tenang
Rendah
Rusak, ringan dan kurang
V
V
V
V
V
V
V
V
F. Sarana mobiler kantor
Meja dan kursi guru
Meja dan kursi TU
Komputer kantor
ATK kantor
Baik dan cukup
Baik dan cukup
Baik dan cukup
Lengkap
Rusak, ringan dan kurang
Sedang dan sangat kurang
kurang
kurang
V
V
V
V
G. Sarana mobiler siswa
Meja dan kursi
Papan tulis
Baik dan cukup
Baik
Sedang dan kurang
sedang
V
V
2. Identifikasi Tantangan Nyata (Kesenjangan Kondisi)
1) Untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam pendidikan, diupayakan pengelolaan sekolah yang strategis dan sistematis, baik dalam perencanaan, proses/pelaksanaan, pembiayaan, maupun hasil. Untuk itu diperlukan pengelolaan sekolah yang mengarah pada pencapaian standar nasional pendidikan.
2) Untuk mewujudkan mutu yang tinggi dan relevansi pendidikan, sekolah perlu penataan dan pengelolaan sumber daya yang ada melalui peningkatan standar isi/kurikulum, standar tenaga pendidik dan kependidikan, peningkatan standar proses, standar sarana-prasarana pendidikan, peningkatan standar kelulusan, peningkatan standar mutu kelembagaan dan manajemen, standar pembiayaan dan standar penilaian dengan inovasi dalam pengembangannya.
3) Dalam upaya mewujudkan sekolah yang berkualitas tinggi, selain perlu dukungan internal sekolah sebagaimana tersebut pada poin di atas, juga keterlibatan orang tua, komite sekolah, masyarakat dan pemerintah sebagai dukungan eksternal, secara bersama-sama, bahu membahu, mendorong dan mendukung, serta berpartisipasi aktif dalam mewujudkan sekolah yang kondusif, yaitu terjalinnya hubungan dan komunikasi yang harmonis serta dinamis dalam mensukseskan program sekolah, agar tercapai sesuai dengan sasaran dan tujuan yang diharapkan oleh sekolah.
Tabel. Identifikasi Tantangan Nyata (Kesenjangan Kondisi)
No Kondisi Pendidikan Saat Ini Kondisi Pendidikan Masa Datang Besar Tantangan Nyata
1 Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan
a. Bidang Akademik:
Rata-rata pencapaian KKM semua mapel 6,5
Rata-rata pencapaian NUN 7,00
Juara 1 TK Kab olimpiade Matematika
Memperoleh juara ke-1 tk kabupaten bidang Fisika
Juara 5 Tk. Kab. Olimpiade Biologi
Juara harapan I telling story Bahasa Inggris tingkat kabupaten
Juara 1 tingkat Kabupaten Lomba pidato bahasa Inggris
Juara 1 tingkat Kabupaten Siswa Berprestasi Rata-rata pencapaian KKM semua mapel 7,50
Rata-rata pencapaian NUN 8,50
Masuk 5 besar tingkat propinsi
Memperoleh juara ke-5 Olimpiade Fisika tingkat propinsi
Juara 4 Olimpiade Biologi Kabupaten
Juara 3 telling story Bahasa Inggris tingkat kabupaten
Juara 5 Lomba Pidato Bhs. Inggris tingkat Propinsi
Juara 4 Siswa berprestasi tingkat Propinsi 0,25
0,50
5 tingkat
5 tingkat
1 tingkat
1 tingkat
5 tingkat
4 tingkat
b Bidang nonakademik:
Juara ke-1 vocal group tk kabupaten
Menjadi juara 1 tingkat kabupaten tim bulu tangkis dalam kegiatan Porseni
Juara I tingkat kabupaten tim bola voli dalam kegiatan Porseni
Juara 2 PBB tingkat kabupaten
Juara I Karate tingkat Kabupaten. Juara ke-4 Vocal Group Tk. Propinsi
Juara ke-4 tk tingkat propinsi bidang bulu tangkis
Juara ke-4 tingkat propinsi bidang bola voli
Juara 1 Gerak Jalan tingkat kabupaten
Juara 4 Karate tingkat Propinsi 4 tingkat
4 tingkat
4 tingkat
1 tingkat
4 tingkat
c Kelulusan:
Persentase kelulusan UN tahun 2008 100% Persentase kelulusan UN tahun berikutnya 100% 0%
d Melanjutkan studi: -
- Jumlah lulusan yang melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi 98 % Jumlah lulusan yang melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi 100% 2 %
2 Standar Isi Standar Isi
a. Pengembangan kurikulum SMP 1 Indralaya
KTSP Standar Nasional belum sempurna dan belum memiliki kurikulum Persiapan SSN
Penerapan KTSP baru memenuhi 40% dari semua mata pelajaran dari kelas VII –kelas IX
Perangkat pembelajaran KTSP baru 40% tersusun secara sistimatis dan terdokumentasikan dari kelas VII – kelas IX
b. Pengembangan pemetaan materi KTSP
Program pengelompokan materi pelajaran yang serumpun sesuai KTSP dilaksanakanberkesinambungan untuk semua mata pelajaran.
Penguasaan guru tentang KTSP dan Kurikulum SSN belum menyeluruh (40% )
c. Pengembangan Silabus
Guru mata pelajaran 40% telah membuat silabus sesuai KTSP/KBK
d. Pengembangan RPP
40% guru telah membuat RPP yang berstandar CTL/PAKEM
e. Pengembangan sistem penilaian
Penguasaan guru tentang sistem penilaian belum menyeluruh
Penyempurnaan KTSP dan memiliki Kurikulum SSN
Penerapan KTSP 60 % dilaksanakan di kelas VII - kelas IX pada semua mata pelajaran.
Perangkat pembelajaran tersusun sistematis dan terdomentasikan 60% dari semua mata pelajaran dari kelas VII – kelas IX.
Terwujudnya Pemetaan pengelompokan materi pelajaran serumpun sesuai KTSP untuk kelompok mata pelajaran kelas VII – kelas IX
60% guru menguasai dan melaksanakan KTSP
60 % membuat silabus yang memenuhi standar KTSP/KBK nasional
Guru membuat RPP dan memenuhi standar nasional 60%
60% guru memahami dan melaksanakan penilaian sesuai dengan standar kurikulum.
Penyempurnaan kurikulum KTSP dan pengadaan kurikulum SSN
20 %
20%
Penyempurnaan pemetaan
20%
20%
20%
Peningkatan penguasaan guru ttg penilaian
3 Standar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
70 % guru berijazah S-1
70 % guru mengajar sesuai dengan kualifikasi bidang studinya
Guru dan TU yang dapat mengoperasikan komputer, baru 30%
30% guru menggunakan media pembelajaran dalam PBM.
Penguasaan bahasa inggris guru masih rendah ( 10 % )
Masih rendah guru melakukan penelitian tindakan kelas dalam mengatasi hambatan PBM ( 10 % )
Kemampuan guru dalam melaksanakan PBM yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan masih perlu ditingkatkan. ( 40 % )
Wawasan guru tentang pendidikan baik yang berstandar nasional belum merata.
Penguasaan guru tentang penilaian masih belum merata (40 ) 80 % guru berijazah S-1
80 % guru mengajar sesuai dengan kualifikasi bidang studinya
50% guru dan TU dapat mengoperasikan komputer
50 % guru menggunakan media pembelajaran
30% Guru dan TU dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris
30% guru melakukan tindakan kelas dalam mengatasi hambatan PBM
Guru melaksanakan PBM secara kreatif
( 60 % )
Wawasan guru tentang pendidikan baik standar nasional internasional bertambah terus
Penguasaan dan pelaksanaan penilaian terlaksananya (60 % ) 10 %
10 %
20%
20%
20%
20 %
20 %
Peningkatan wawasan guru
Peningkatan penguasaan guru ttg penilaian
4 Standar Proses Standar Proses
Guru yang menyusun prota, promes, dan promig, 70%
Guru yang mengembangkan inovasi pembelajaran masih rendah ( 40 % )
Pelaksanaan remidial belum terlaksana secara optimal ( 40 % )
Guru yang melaksanakan program pengayaan baru belum menyeluruh pada semua tingkatan kelas ( 40 % )
Pembinaan minat dan bakat siswa masih terbatas dan ada beberarapa yang belum optima ( 40 % )l
Pendalaman materi unas siswa kelas IX masih terlaksana secara konvensional
Sikap mental siswa dalam menghadapi berbagai situasi masih belum merata.
Pengembangan PBM melalui tutor sebaya belum optimal.
Budaya membaca siswa masih rendah.
Pembinaan disiplin siswa dan budaya bersih masih belum optimal ( 40 % )
Pembinaan wali kelas belum merata secara optimal.
Pembinaan BK masih belum optimal Guru yang menyusun prota, promes, dan promig 80 %
Guru yang mengembangkan inovasi pembelajaran 60%
Pelaksanaan remidial mancapai 60 %
Guru yang melaksanakan program pengayaan 60 %
Pembinaan minat dan bakat siswa terlaksana
( 60 % )
Pendalaman materi terlaksana secara optimal dan inovatif
Sikap mental siswa lebih baik dalam menghadapi berbagai situasi
Pelaksanaan tutor sebaya dalam kelompok belajar terlaksana optimal
Budaya membaca siswa terlaksana secara optimal
60 % siswa memiliki disiplin yang baik dan budaya bersih
Pembinaan wali kelas terlaksana secara optimal
Pembinaan Bimbingan Karier dan Konseling terlaksana secara optimal 10%
20 %
20 %
20 %
Peningkatan minat baca
Penambahan modelpendalaman materi
Pembinaan sikap mental yang reguler
Optimalisasi tutor sebaya
Pengembangan budaya membacaca
Pengendalian disiplin dan kebersihan secara kontinyu ( 20 % )
Optimalisasi peran wali kelas
Optimalisasi peran guru BP/BK
5 Standar Sarana Prasarana Standar Sarana Prasarana
Ruang kepala sekolah: 10 m2
Ruang wakil KS dan PKS 10 m2
Ruang kelas : 18 ruang, rombel 18
Ruang perpustakaan: 14 x 9 m
Ruang Lab. IPA Fisika: 15 x 12 m
Ruang Lab IPA Biologi : 15 x 12 m
Ruang guru: 10 x 12 m
Gudang: 4 x 8 m
Ruang UKS : 4 x 6 m
Ruang Tata Usaha : 4 x 8 m
Ruang Praktik Komputer : 12 x 15 m
Ruang Komite : 2 x 3 m
Ruang ekskul : 6 buah a 2 x 3 m.
Mesjid Sekolah : 12 x 8 m ( 2 lantai)
WC Siswa : 27 buah a. 2 x 1,5 m
Aula : 8 x 24 m
Lapangan olah raga bola basket perlu diperbaiki
Lapangan Upacara Kebutuhan minimal ruangan telah dimiliki namun pemanfaatan dan pemeliharaan yang perlu terus dilaksanakan secara konsisten.
Ruang kelasnya 27, 27 rombel
Tersediannya perpustakaan yang memenuhi SSN, begitupun ruang LAB.IPA
Ruang guru 20 x 12
Gudang 2 buah ukuran 6 x 8
Ruang UKS 8 x 9 yang lengkap dengan sarana dan prasana
Ruang tata usaha 9 x 8 meter yang nyama dan memehuni standar SSN
Ada ruang komite yang memehuni standar
Ada ruang eksul yang memenuhi standar
WC siswa terdiri dari 15 buah ukuran 2 x 1,5 m
Lapangan olahraga dan upacara yang permanen dan sesuai SSN
Terlaksananya pengadaan, pemanfaatan, dan perawatan sarana/prasarana secara terus menerus
Ruang Lab. Bahasa: tidak ada
Ruang multi media: tidak ada
Ruang akademik dan pengembangan SIM: tidak ada
Ruang kantin: 2,5 x 18 m
Koperasi sekolah : 4 x 3 m
Ruang Lab. Bahasa: ada dan standar
Ruang multi media: ada dan standar
Ruang akademik dan pengembangan SIM: ada dan standar
Ruang kantin: standar (>10m2)
Koperasi sekolah 4 x 8m Memiliki R Lab Bahasa (100 %)
Terbangun R multi media (100%) Terbangun R akademik dan SIM( 100 % )
Pemeliharaan kantin standar
Perluasan/ pembangunan koperasi sekolah
( 100 % )
Daya listrik (10000 W)
Komputer Guru: 2 unit
Komputer TU: 4 unit
Komputer perpustakaan: 1 unit
Komputer Lab IPA: blm ada
Jaringan internet: speedy
LAN Komputer
Buku-buku perpustakaan masih terbatas.
Buku paket masih terbatas.
Buku-buku referensi guru masih kurang
Alat-alat olah raga masih perlu ditambah.
Alat peraga tiap mapel masih terbatas
Alat-alat kesenian masih terbatas
Bahan praktik untuk mapel Agama, IPA, Mulok, TIK masih terbatas
Pemeliharaan instalasi yang reguler
Komputer Guru: 5 unit dan 5 buah laptop
Komputer TU: 6 unit
Komputer : 5 unit dgn jaringan internet untuk “Learning Centre”
Komputer Lab IPA: 1 unit dan 1 laptop
Jaringan internet dan LAN dengan pemeliharaan/ maintenance yang reguler
Penambahan buku-buku yang terus menerus
Penambahan buku paket tiap mapel
Penambahan buku referensi guru yang terus menerus
Penambahan alat olah raga yang terus menerus
Penambahan alat peraga untuk tiap mapel
Penambahan alat kesenian, pemeliharaan, dan pemanfaatan yang optimal
Penambahan barang habis pakai bahan praktik yang terus menerus
Perawatan instalasi listrik yang kontinyu
Penambahan laptop
2 unit komputer
4 unit
1 komputer, 1 laptop
Konsistensi pemeliharaan dan pemanfaatan
Konsistensi penambahan buku
Rasio Buku paket dan siswa 3 : 1
Konsistensi penambaan buku
Konsistensi penambahan sarana
Penambahan alat
Konsistensi penambahan, perawatan, dan pemanfaatan sarana
6 Standar Pembiayaan Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan rata-rata masih rendah (dibawah Rp. 50.000/bulan / anak)
Penggalangan dana dari berbagai sumber masih belum optimal
Peningkatan pengembangan kewirausahaan belum optimal
Kerjasama dengan alumni masih terbatas
Sumber dana 5 jenis: BOS, Rutin, Komite Sekolah, APBD, Grant
Pengelololaan keuangan yang belum optimal
Pembiayaan memenuhi Standar Nasional ( diatas Rp. 150.000/ bulan /anak), rata-rata
Terwujudnya penggalangan dana dari berbagai sumber.
Terwujudnya kewriusahaan sekolah sebagi income generating activities
Terwujudnya kerjasama dengan alumni dalam pengembangan sekolah
Memiliki berbagai sumber dana
Pengelolaan keuangan yang cepat, tepat, dan akurat 70 %
Peningkatan penggalangan
Mewujudkan kewirausahaan
Menjalin kerja sama dengan alumni
Penambahan sumber dana
Optimalisasi pengelolaan keuangan
7 Standar Pengelolaan Standar Pengelolaan
Penyusunan Rencana sekolah jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang melalui penyusunan RPS masih belum komprehensif
RAPBS belum optimal dengan berbasis kegiatan.
Administrasi sekolah masih ada beberapa kekurangan
Implementasi SIM berbasis IT masih banyak gangguan
Monitoring dan evaluasi masih belum kontinyu
Pelaksanaan rapat-rapat dinas terlaksana sesuai agenda
Kerjasama dengan komite sekolah berjalan baik
Kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak masih belum optimal.
Memiliki rencana pengembangan sekolah yang komprehensif
Penyusunan RAPBS
Memiliki administrasi sekolah yang lengkap
50%
40%
8 Pengembangan Standar Penilaian Pengembangan Standar Penilaian
Pengembangan perangkat model penilaian pembelajaran belum efektif baru dilaksanakan 30%
Implementasi model evaluasi pembelajaran: Ulangan harian, tengah semester, akhir semester, kenaikan kelas, 60%
Pengembangan instrumen atau perangkat penilaian untuk berbagai model soal, 25%
Pengembangan pedoman penilaian hasil belajar pada kelompok bidang studi, baru 25%.
Pengembangan penilaian dalam lomba-lomba non akademis dan uji coba dalam mata pelajaran unas untuk peningkatan standar nilai baru 30% terlaksana.
Pengembangan penilaian dengan pihak-pihak yang lain baru 20%
Pengembangan perangkat model-model penilaian pembelajaran dilaksanakan 50%
Pengembangan penilaian, guru dan sekolah 70 % melaksanakan sistem penilaian sesuai kurikulum atau standar penilaian nasional
Pengembangan instrumen atau perangkat penilaian untuk berbagai model soal, 50 %
Pengembangan pedoman penilaian hasil belajar pada kelompok bidang studi dilaksanakan 50%.
Pengembangan penilaian dalam lomba-lomba non akademis dan uji coba dalam mata pelajaran unas untuk peningkatan standar nilai terlaksana secara optimal 50%
Pengembangan penilaian dengan pihak-pihak yang lain baru 40%
20 %
10 %
25%
25%
20%
20 %
3. Identifikasi Peluang
Peluang dalam uraian draf analisis SWOT SMP Negeri 1 Inderalaya tidak dituliskan secara spesifik. Hanya dapat dirangkum memalui penjelasan analisis tingkat kesiapan fungsi ditinjau dari faktor internal dan faktor eksternal. Untuk itu dalam penjelasan selanjutnya akan dicoba untuk merumuskan peluang sebagai bagian analisis SWOT di SMP{ Negeri 1 Inderalaya. Salah satu adalah kebijakan pemerintah, yang mendukung setiap sekolah yang ingin meningkatkan kualitas proses pembelajaran kearah yeng lebih positif. Sebagai contoh SMP Negeri 1 Inderakaya ingin mengembangkan metode pembelajaran dengan menguasai pengembangan dokumen KTSP yang oleh pemerintah telah ditetapkan namun oleh setiap guru apat dijabarkan sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakteristik lingkungan belajar.
Penulisan Analisi SWOT
Penulisan dilakukan dengan mengelompokkan terlebih dahulu mana kekuata, kelemahan, peluang dan tantanga, kemudian meletakkan dalam tabel penguraian, selanjutnya menghitung bobot, rating dan skor bobot, dan kemudian menginterprestasikan hasil tersebut dapatkan digunakan?, sesuai dataukah tidak. Lalu merumuskan visi/misi, namun bila visi/misi telah selesai dirumuskan maka ketika dari hasil analisis visi/misi yang terejahwantah dalam tujuan tersebut, boleh dirubah, dengan tidak mennganggu proses analisis SWOT disekolah.
Berikut ini tabel analisis SWOT SMP Negeri 1 Inderalaya dari urainnya yang telah ada di SMP Negeri 1 Palembang, sebagai berikut, dalam lampitran berikut dengan keterangan sebagai berikut :
Keterangan Pemberian Bobot, Rating, dan Skor Bobot
• Kolom 3, bobot diberikan pada masing-masing faktor dengan kriteria
- teramat penting dengan bobot 1.00, amat tidak penting dengan bobot 0.00
- dengan syarat jumlah kekuatan dengan kelemahan harus maksimal 1.00 (ini menunjukkan tidak mungkin satu faktor akan bernilai teramat penting/maksimal)
• Pada kolom 4, tentukan rating bagi setiap faktor dengan kriteria
- untuk faktor kekuatan yang paling menonjol dengan rating 5 dan yang paling tidak menonjol dengan rating 1
- untuk faktor kelemahan yang paling tidak menonjol dengan rating 5 dan yang paling menonjol dengan rating 1
• Skor bobot diperoleh dengan mengalikan bobot dengan rating
- untuk faktor kekuatan yang paling menonjol dengan rating 5 dan yang paling tidak menonjol dengan rating 1
• Penilaian analisis dan penentuan hasil analisis adalah dari jumlah skor bobot dengan kriteria :
- sangat menonjol jumlah skor bobotnya 5
- diatas rata-rat jumlah skor bobotnya 4
- rata-rata jumlah skor bobotnya 3
- dibawah rata-rata jumlah skor bobotnya 2
- paling tidak diperhatikan jumlah skor bobotnya 1
Tabel. Kesimpulan Analisis Faktor Internal (AFI)
No Faktor-Faktor Bobot Rating Skor Bobot Kesimpulan
1 2 3 4 5 6
Kekuatan (S)
1. Motivasi guru dan siswa 0.20 4 0.80 Motivasinya tinggi dengan mampu mengembangkan metode pembelajaran dan siswanya antusias dalam pembelajaran dan ekstrakurikuler.
2. Fasilitas ruang perpustakaan 0.20 3 0.60 Selain kondusif, kelengkapan buku yang dimanfaatkan siswa tersedia dengan cukup baik.
3. Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan siswa 0.15 3 0.45 Sangat kondusif baik dalam kegiatan ektrakurikuler ataupun pembelajaran, terutama dukungan positif siswa
4. Memiliki orientasi internasional 0.10 2 0.20 SMP Negeri Inderalaya telah menjadi SSN, dengan tujuan selanjutnya menjadi SBI
Kelemahan (W)
1. Fasilitas pengembangan diri 0.05 2 0.10 Kemampuan untuk menguasai IPTEK dan IMTAQ sebagai modal pengembangan diri dalam mewujudkan pengembangan sekolah masih dinilai kurang
2. Infra struktur sekolah 0.10 2 0.20 Syarat SSN adalah infra struktur sekolah harus mengikuti standar nasional, jika orientasi SBI maka standar yang diikuti internasional yang lebih dikenal dengan penilaian ISO, sedangkan SMPN 1 Inderalaya belum mengikuti seleksi ISO.
3. Kualifikasi guru 0.10 2 0.20 Kualifikasi guru untuk menunjang SBI haruslah dengan syarat S2, tapi ternyata baru mencapai 50% S1.
4. Posisi keuangan 0.10 3 0.30 Keuangan sekolah haruslah memiliki pendanaan mandiri dengan dukungan semua pihak, baik sekolah, pemerintah dan orang tua, sedangkan keuangan sekolah masih bergantung BOS
Jumlah 1.00 2.85
Tabel. Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal (AFE)
No Faktor-Faktor Bobot Rating Skor Bobot Kesimpulan
1 2 3 4 5 6
Peluang (O)
1. Kebijakan pemerintah 0.10 3 0.30 Pemerintah melalui UU mengizinkan setiap sekolah untuk meningkatkan kedudukan dengan mengikuti prasyarat yang telah ditentukan dan uji kelayakan
2. Buku penunjang dan buku referensi 0.20 4 0.80 Karena perputakaan merupakan kekuatan artinya kerjasama pengadaan buku-buku terkait dengan standar SBI (baik buku pelajaran ataupun pengembangan diri)
3. Pengembangan kurikulum SBI 0.15 3 0.45 Dengan kemerdekaan setiap sekolah menentukan kebijakan sekolahnya untuk itu semua stakeholders dapat mengakomodasi kebijakan pengembangan kurikulum di SMP Negeri 1 Inderalaya
4. Pembangunan ekonomi di Inderalaya 0.10 2 0.20 Ogan Ilir menjadi salah satu kabupaten dengan master plan KTM (Kota Terpadu Mandiri) dapat membantu perkembangan kemandirian pendidikan disekitarnya
Tantangan (T)
1. Meningkatnya persaingan 0.10 2 0.20 Perkembangan kemajuan dan kebijakan pemerintah membuat sekolah berlomba memperbaiki sistemnya, untuk itu seleksi setiap sekolah akan semakin ketat
2. Dukungan orang tua 0.15 2 0.30 Karena penggalangan partisipasi masyarakat melalui komite sekolah ternya orang tua hanya 50% yang bersedia, pola pikir yang menilai SMP itu gratis.
3. Jaringan ke SMP SBI ataupun SMA SBI 0.10 2 0.20 Harus memiliki jaringan baik lokal, regional, nasional, bahkan internasional sekolah yang bertaraf internasional
4. Sponsor/perusahaan 0.10 2 0.20 Mencari bantuan sponsor guna pengembangan sekolah
Jumlah 1.00 2.65
Diagram Analisis SWOT
Kesimpulan Analisis Faktor Internal (AFI) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal(AFE)
AFI = 2.85 dengan (S = 2.05) dan (W = 0.80) jadi (S – W = 2.05 – 0.80 = 1.25)
AFE = 2.65 dengan (O = 1.75) dan (T = 0.90) jadi (O – P = 1.75 – 0.90 = 0.85)
3
2
1
3 2 1 1 2 3 1 2 3
Perumusan Visi/Misi
Secara teori diketahui setelah melakukan analisis SWOT (dengan meninjau faktor internal dan faktor eksternal), maka dapat dirumuskan visi/misi sekolah yang menjadi dasar menentukan tujuan, strategi, kebijakan, program, pendanaan, dan prosedur, serta kinetja, kemudian melakukan evaluasi dan kontrol.
Dari uraian kesimpulan analisis SWOT terhadap SMP Negeri 1 Inderalaya, maka dapat dirumuskan visi/misi, yang sesuai dengan karakteristik sekolah. Inilah tawaran visi/misi berdasarkan kesimpulan analisis SWOT SMP Negeri 1 Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir.
Visi SMP Negeri 1 Inderalaya adalah setelah analisis SWOT kesimpulan dari analisis faktor internal dan eksternal “Menjadikan SMP Negeri 1 Inderalaya RSBI yang Prestasi Siswanya Berlandaskan IPTEK dan IMTAQ tahun 2015”. Dengan indikator sebagai berikut:
1. Unggul dalam prestasi akademik dan non kademik,
2. Unggul dalam proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
3. Unggul dalam keagamaan atau akhlah mulia
4. Unggul dalam perolehan UN dan US (output)
5. Unggul dalam memenangkan persaingan SMA Unggulan (out come)
6. Unggul dalam lomba olimpiade sains
7. Unggul dalam kreativitas siswa
8. Unggul dalam penguasaaan bahasa Inggris
9. Unggul dalam penguasaan IT
10. Unggul dalam administrasi kurikulum yang lengkap, berstandar nasional dan internasional,
11. Unggul dalam komitmen dan kompetensi tenaga penddikan dan kependidikan yang profesional,
12. Unggul dalam pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
13. Unggul dalam sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
14. Unggul dalam sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
15. Unggul dalam sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
16. Unggul dalam lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah.
Misi Sekolah
1. Mewujudkan lulusan yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik,
2. Menerapkan profesionalitas guru dan tata usaha,
3. Mewujudkan peningkatan kompetensi guru dan tata usaha,
4. Mewujudkan proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
5. Mewujudkan Dokumen-1 KTSP,
6. Mewujudkan silabus semua mata pelajaran dan untuk semua jenjang atau kelas,
7. Mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan,
8. Menerapkan komitmen dan kompetensi tenaga penddik dan kependidikan yang profesional,
9. Menerapkan pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
10. Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
11. Mewujudkan sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
12. Mewujudkan sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
13. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah,
14. Menerapkan Akhlak yang terpuji,
15. Mengembangkan cinta terhadap seni budaya,
16. Menerapkan kemampuan olahraga yang tangguh dan kompetitif,
17. Mewujudkan wiyata mandala yang menikmatkan belajar siswanya,
18. Mewujudkan kepramukaan yang menjadi suri teladan.
Tujuan Sekolah
Pada tahun pelajaran 2008/2009 sampai dengan tahun pelajaran 2011/2012 diharapkan :
1. Sekolah mampu memiliki lulusan yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik,
2. Sekolah mewujudkan pofesionalitas guru dan tata usaha,
3. Sekolah mewujudkan penngkatan kompetensi guru dan tata usaha,
4. Sekolah mampu melaksanakan proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
5. Sekolah mewujudkan komitmen dan kompetensi tenaga penddik dan kependidikan yang profesional. Dokumen -1 KTSP,
6. Sekolah mewujudkan silabus semua mata pelajaran dan untuk semua jenjang/tingkatan,
7. Sekolah mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan,
8. Sekolah mewujudkan pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
9. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
10. Sekolah memiliki sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
11. Sekolah memiliki sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
12. Sekolah memiliki lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah,
13. Sekolah mewujudkan akhlak yang terpuji,
14. Sekolah mengembangkan cinta terhadap seni budaya,
15. Sekolah mewujudkan kemampuan olahraga yang tangguh dan kompetitif,
16. Sekolah mewujudkan wiyata mandala yang menikmatkan belajar siswa,
17. Sekolah mewujudkan kepramukaan yang menjadi suri teladan.
18. Sekolah menerapkan prinsip-prinsip RSBI
Kesimpulan
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan). Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan, namun ia tetap merupakan alat yang efektif dalam menempatkan potensi intitusi. SWOT dapat dibagi ke dalam dua elemen, analisis internal yang berkosentrasi pada prestasi institusi itu sendiri, dan analisis lingkungan.
Analisis SWOT adalah satu pekerjaan yang cukup berat karena hanya dengan alternatif-alternatif strategik dapat disusun. Kegagalan menganalisisnya berarti gagal dalam mencari relasi dan tiitik temu antara faktor-faktor strategik dalam lingkungan internal yang terdapat dalam lingkungan eksternal, sambil mencari hubungannya dengan misi, tujuan, dan sasaran organisasi, juga merupakan kegagalan dalam mempersiapkan suatu keputusan strategik yang baik. Hanya dengan analisis SWOT, keputusan-keputusan strategik yang baik dapat dihasilkan.
Secara teori diketahui setelah melakukan analisis SWOT (dengan meninjau faktor internal dan faktor eksternal), maka dapat dirumuskan visi/misi sekolah yang menjadi dasar menentukan tujuan, strategi, kebijakan, program, pendanaan, dan prosedur, serta kinetja, kemudian melakukan evaluasi dan kontrol.
Daftar Pustaka
Indrajit, R. Eko dan R. Djokopranoto. 2006. Manajemen Perguruan Tinggi Modern. Jakarta : Andi Offset.
Hasibuan, Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alffabeta.
Sitompul, Agussalim. 2008. 44 Indikator Kemunduran HMI. Jakarta : Mizaka Galiza.
Supriyono, R.A. 2005. Mnajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis. Yogyakarta: Bpfe FE UGM.
Usman, Husaini. 2008. Mmanajemen; Teori Praktik dan Rriset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arcaro, Jerome S. 2007. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Tata Usaha SMP Negeri 1 Indralaya. 2008. Visi, Misi, dan Rencana Pengembangan Sekolah. Indralaya : Tata Usaha SMP Negeri 1 Indralaya Ogan Ilir.
www.wikipedia.com. Analisis Strength Weeknesses Opportunities Threats. Diakses tanggal 10 April 2009.
Oleh : Husnil Kirom (20082013001)& Rosdiana (20082013008)
Pendahuluan
Dalam manajemen strategik pada dunia bisnis dimanfaatkan untuk memprediksi kecendrungan pasar dan peluang-peluang memperoleh keunggulan bersaing. Sementara itu, dalam dunia pendidikan menggunakan konsep strategic untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan pendidikan. Menentukan tujuan-tujuan strategik adalah memformulasikan hasil-hasil yang diharapkan dicapai secara menyeluruh selama satu periode. Para pimpinan sekolah dan guru menerjemahkan ke dalam istilah yang spesifik hasil-hasil penyelenggaraan program sekolah serta mencapai tujuan memenuhi misinya. Proses yang berperan penting menentukan tujuan-tujuan strategik dikembangkan oleh berbagai macam konfigurasi kekuatan dari dalam dan luar organisasi, seperti Kepala Sekolah, guru, asosiasi guru, stakeholders, peserta didik dan orang tua siswa, suplier kebutuhan sekolah, pemerintah pusat dan provinsi dan sebagainya yang menaruh perhatian terhadap program sekolah.
Pada saat menentukan strategi, baik untuk organisasi yang memiliki arah dan sasaran yang tertulis maupun tidak perlu memperhatikan berbagai hal, termasuk kemampuan SDM dan anggaran. Langkah-langkah formulasi strategik dalam manajemen sekolah tentu dimulai dari penetapan visi dan misi sekolah yang utuh dengan melibatkan masyarakat sekolah dan stakeholder sekolah, melakukan assessment. Lalu sekolah merespon perubahan dan menetapkan arah maupun sasaran sekolah agar tercapai tujuan dan target yang ditentukan sebelumnya. Menetapkan arah maupun sasaran kelihatannya sesuatu yang sederhana, tetapi jika dirumuskan dalam bentuk program kerja semester, tahunan, dan enam tahunan untuk SD dan tiga tahun untuk SMP dan SMA. Dimana dimulai semenjak anak belajar di sekolah sampai selesai harus ada konsistensi dan penyesuaian.
Sejak tahun beroperasi SMP Negeri 1 Indralaya selalu berusaha menjadi sekolah yang berhasiil dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Banyak hal yang telah dilakukan untuk mencapai hal tersebut, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Salah satunya dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata Ujian Nasional selama tiga tahun berturut-turut yang selalu meningkat serta prestasi yang diraih, baik dibidang akademik maupun non akademik.
SMPN 1 Indralaya memiliki sistem yang baik, solid, terpadu, dan manajemen sekolah yang baik. Secara letak SMPN 1 Indralaya sangat strategis yang terletak dipusat ibukota kabupaten dan berdiri tepat di depan jalan raya. Sekolah juga menerapkan disiplin yang tinggi terhadap guru dan siswa yang menciptakan keharmonisan antara warga sekolah sehingga memiliki rasa tanggung jawab dan kekeluargaan erat. Selain itu, sekolah juga didukung oleh kepemimpinan yang kuat dan penerapan Information Communication Technology dalam manajemen sekolah.
Berpijak dari kondisi yang ada kiranya perlu pengembangan aspek-aspek pendidikan yang berkesinambungan dan peningkatan bagi sekolah mengingat SMPN 1 Indralaya merupakan Sekolah Standar Naisonal (SSN). Kemudian diharapkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah ini akan membahas tentang analisis SWOT di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir.
Manajemen Strategik
Manajemen strategik menurut Blocher dan Lin dalam Sagala (2007:128) adalah the development of a sustainable competitive posisition in wichh the firm’s competitive provides continued success. Lain halnya menurut Yuwono dan Ikhsan dalam Sagala (2007:128) biasanya dihubungkan dengan pendekatan manajemen yang integratif yang mengedepankan secara bersama-sama seluruh elemen, seperti planning, implementing, dan controlling dari strategi bisnis. Dengan kata lain, manajemen strategic meliputi formulasi strategik dan implementasi strategik. Kemeudian Ansof dalam Sagala (2007:129) yang dimaksud manajemen strategic ialah suatu pendekatan yang sistematis bagi suatu tanggung jawab manajemen, mengkondisikan organisasi ke posisi yang dipastikan mencapai tujuan dengan cara yang akan meyakinkan keberhasilan yang berkelanjutan dan membuat sekolah menjamin atau mengamankan format yang mengejutkan. Lebih lanjut dikatakan pendekatan manajemen strategik ini yaitu menganalisis bagian-bagian yang dinamai dengan “formulasi strategi”. Proses formulasi dengan merumuskan strategi bersama-sama yang diberi nama perencanaan strategik.
Hakikat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana melaaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Sekolah bukan hanya dijadikan sebagai tempat berkumpul antara guru dan peserta didik, melainkan suatu sistem yang sangat kompleks dan dinamis. Secara lebih mendalam perlu dipahami apa itu sekolah. Menurut Postman dan Weingartner dalam Sagala (2007:70) mengemukakan bahwa sekolah adalah institusi yang spesifik dari seperangkat fungsi-fungsi yang mendasar dalam melayani masyarakat atau school as institution is the spesific set of essential function is serves in our society. Lalu, Reimer dalam Sagala (2007:70) sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-ruang kelas yang dipimpin guru untuk mempelajari kurikulum yang bertingkat.
Sebagai organisasi, sekolah merupakan suatu sistem terbuka, tidak mengisolasi diri dari lingkungannya, mempunyai hubungan-hubungan dengan lingkungan internal maupun lingkungan eksternal sekolah dan bekerjasama. Tugas utama sekolah adalah menjalankan proses belajar peserta didik dan meluluskan peserta didik yang berkualitas memenuhi standar yang dipersyaratkan. Sekolah harus dapat dikelola dan diberdayakan yaitu dengan memberikan layanan belajar yang pada akhirnya mengeluarkan mutu lulusan sekolah yang kompetitif.
Manajemen Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP) menerapkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Dalam sistem ini Kepala Sekolah bersama dewan guru dan warga sekolah sekolah lainnya secara mandiri, transparan dan bertanggung jawab melaksanakan program sekolah untuk mencapai visi, misi, dan target mutu yang diharapkan oleh semua pihak yang berkepentingan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut setiap sekolah harus :
(1) merumuskan visi dan misis yang jelas serta terarah sesuai dengan visi dan misi standar mutu pendidikan nasional;
(2) merencanakan dan melaksanakan program SMP yang telah ditetapkan;
(3) melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program;
(4) menyusun laporan dan mengevaluasi keberhasilan program;
(5) merumuskan program baru sebagai kelanjutan program yang telah dilaksanakan sebelumnya;
Kemudian penilaian sekolah dilakukan untuk mengetahui tingkat efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan, pelaksanaan kurikulum, dan penilaian kinerja sekolah sebagai satu kesatuan yang menyeluruh. Penilaian sekolah dapat bersifat nasional, lokal, dan sekolah itu sendiri sesuai dengan tujuan dan lingkupnya menurut manajemen berbasis sekolah.
Gambar 1
Sekolah Sebagai Institusi Mencapai Tujuan Instruksional
Gambar 2
Formulasi Strategi
Manajemen Strategi Sekolah, antara lain :
1. Formulasi visi dan misi sekolah
2. Tujuan dan target sekolah
3. Penentuan strategi organisasi sekolah
4. Implementasi strategi organisasi sekolah
5. Analisis SWOT secara cermat dan akurat
Menurut Boseman dkk dalam Sagala (2007:140) ada tujuh tahap proses manajemen strategik, antara lain :
a. melakukan analisis SWOT secara cermat dan akurat
b. melakukan formulasi tentang misi organisasi sekolah
c. melakukan formulasi tentang filosofi dan kebijakan organisasi
d. menetapkan sasaran strategi organisasi
e. menetapkan strategi organisasi
f. melaksanakan strategi organisasi
g. melakukan kontrol strategi organisasi
Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan). Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan, namun ia tetap merupakan alat yang efektif dalam menempatkan potensi intitusi. SWOT dapat dibagi ke dalam dua elemen, analisis internal yang berkosentrasi pada prestasi institusi itu sendiri, dan analisis lingkungan.
Analisis SWOT adalah satu pekerjaan yang cukup berat karena hanya dengan alternatif-alternatif strategik dapat disusun. Kegagalan menganalisisnya berarti gagal dalam mencari relasi dan titik temu antara faktor-faktor strategik dalam lingkungan internal yang terdapat dalam lingkungan eksternal, sambil mencari hubungannya dengan misi, tujuan, dan sasaran organisasi, juga merupakan kegagalan dalam mempersiapkan suatu keputusan strategik yang baik. Hanya dengan analisis SWOT, keputusan-keputusan strategik yang baik dapat dihasilkan.
Menurut Sharplin dalam Sagala (2007:140) memasukkan analisis SWOT untuk melihat kekuatan melihat kekuatan dan kelemahan di dalam sekolah sekaligus memantau peluang dan tantangan yang dihadapi sekolah. Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategik yang merupakan pendekatan analisis lingkungan. Proses penilaian kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan secara umum menunjuk pada dunia bisnis sebagai analisis SWOT. Analisis SWOT menyediakan para pengambil keputusan organisiasi akan informasi yang dapat menyiapkan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Jika keputusan itu diterapkan secara efektif akan memungkinkan sekolah mencapai tujuannya.
Analisis lingkungan adalah studi tentang “kekuatan” dan “kelemahan” sebagai elemen internal, “peluang” dan “tantangan” sebagai elemen eksternal suatu organisasi, masa kini, dan berpotensi diperkirakan akan muncul di masa depan, sebagai data/bahan untuk menetapkan dan menyusun perencanaan strategis organisai masa depan (Theresia, 2003:118).
Analisis lingkungan terdiri dari dua unsur yaitu analisis lingkungan eksternal dan analisis lingkungan internal (analisis organisasi) berupa potensi internal sekolah. Analisis lingkungan eksternal meliputi identifikasi dan evaluasi aspek-aspek sosial, budaya, politis, ekonomis, dan teknologi serta kecendrungan yang mungkin berpengaruh pada organisasi. Kecendrungan ini biasanya merupakan sejumlah faktor yang sukar diramalkan atau memiliki derajat ketidakpastian tinggi. Hasil dari analisis lingkungan ekksternal adalah sejumlah peluang atau opportunities yang harus dimanfaatkan oleh organisasi dan ancaman atau threats yang harus dicegah atau dihindari. Analisis lingkungan internal terdiri dari penentu persepsi yang realistis atas segala kekuatan atau strengths dan kelemahan atau weaknesses yang dimiliki organisasi. Suatu organisasi harus mengambil manfaat dari kekuatannya secara optimal dan berusaha untuk mengatasi kelemahannya agar terhindar dari kerugian baik waktu maupun anggaran.
Analisis SWOT dalam penyelenggaraan sekolah dapat membantu pengalokasian sumber daya seperti anggaran, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, fasilitas sekolah, potensi lingkungan, dan sebagainya yang lebih efektif. Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan membuat matrik SWOT. Matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam penyelenggaraan program sekolah. Untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang). Strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang). Strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman). Strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
Selanjutnya, Boesman dkk dalam Sagala (2007:140) menyebutkan bahwa :
1) Strengths are internal competencies posessed by the organization in comparison with is competitors.
2) Weaknesses are attributes of the organization which tend to decrease its competence in comparison with its competitors.
3) An opportunity, on the other hand, is a combination of circumstances, time, and place which, if accompanied by a certain course of action on the part of the organization, is likely to produce significant benefits.
4) A threat is a reasonably probable event which, if it were to occur, would produce significant damage to the organization.
Penjelasan :
1) Kekuatan adalah kemampuan internal sebuah organisasi yang memajukan tujuan organisasi dalam sebuah industri yang bersaing;
2) Kelemahan adalah kebalikannya, yaitu mereka membatasi penyelesaian tujuan-tujuan organisasi;
3) Peluang adalah keadaban, kejadian atau situasi eksternal yang menawarkan perubahan organisasi untuk mencapai atau melampaui tujuannya; dan
4) Tantangan atau hambatan adalah lawan dari peluang. Hambatan adalah kekuatan, faktor-faktor atau situasi eksternal yang mungkin secara potensial menciptakan masalah, kerusakan organisasi, atau membahayakan kemampuan untuk mencapai tujuannya.
Dalam memperhatikan lingkungan eksternal sekolah ini diperlukan langkah atau upaya mengumpulkan informasi yang relevan dengan cara-cara yang sistematis dan melakukan evaluasi dan analisis dan analisis hasil evaluasi. Sehingga dapat digunakan untuk pertimabngan menentukan kebijakan selanjutnya. Analisis SWOT memungkinkan sekolah mengeksploitasi peluang-peluang masa depan ketika melawan tantangan dan persoalan-persolan, dan melakukan penemuan strategis pada kompetensi dan kekuatan khusus. Keseluruhan proses manajemen strategik secara konseptual menjadi analisis SWOT. Alasannya sebuah SWOT mungkin memberi kesan sebuah perubahan lainnya di dalam misis, tujuan, kebijakan dan strategi sekolah.
Titik Singgung Unsur/Faktor Analisis SWOT
Dengan memanfaatkan perencanaan strategik yang efektif, dapat membantu mencari titik kecocokan antara ketiga elemen penting tersebut. Sehubungan dengan itu pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab ialah “apakah visi/misi organisasi telah jelas?”. “Apakah visi/misi itu cocok dengan apa yang diperlukan dan dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terutama konsumen yang dilayani”. Dan, “apakah organisasi telah memiliki sumber daya dan kemamppuan yang cukup dan memadai untuk melakukan apa yang dibutuhkan tersebut?. Andaikata tidak, bagaimana menyelesaikannya.
Peluang yang tersedia tidak selamanya dapat mendukung visi/misi yang ada. Apabila terdapat titik singgung, sesungguhnya organisasi sudah dapat menciptakan suatu strategi yang sangat menguntungkan dan memuaskan.
Miles dan Snow dalam Theresia (2003:113) mengartikan titik singgung sebagai suatu proses, dan suatu pernyataan –yaitu suatu penyelidikan dinamis yang mencoba menyatukan atau memadukan organisasi dengan lingkungannya, dan mengatur sumber daya internal untuk mendukung perpaduan itu. Dalam istilah praktisnya, mekanisme perpaduan yang menjadi basisnya ialah strategi, sedangkan pengaturan internal adalah struktur organisasi dan proses manajemen”. Konsep ini masih bersifat makro karena masih perlu dianalisis lebih jauh, pada titik mana faktor-faktor yang saling menguntungkan dan meringankan itu bertemu satu dengan lain. Titik singgung di sini hendaknya tidak dipahami dalam artian yang sempit, tetapi dalam pengertian kesesuaian dan kecocokan antara faktor-faktor strategik, yaitu antara faktor eksternal, innternal, dan visi/misi organisasi. Konsep titik singgung ini tidak akan pernah sempurna karena terjadinya perubahan-perubahan yang berfluktuasi dalam lingkungan.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Indralaya
a. Latar Belakang
Sejak tahun beroperasi SMP Negeri 1 Indralaya selalu berusaha menjadi sekolah yang berhasiil dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Banyak hal yang telah dilakukan untuk mencapai hal tersebut, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Salah satunya dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata Ujian Nasional selama tiga tahun berturut-turut yang selalu meningkat serta prestasi yang diraih, baik dibidang akademik maupun non akademik.
SMPN 1 Indralaya memiliki sistem yang baik, solid, terpadu, dan manajemen sekolah yang baik. Secara letak SMPN 1 Indralaya sangat strategis yang terletak dipusat ibukota kabupaten dan berdiri tepat di depan jalan raya. Sekolah juga menerapkan disiplin yang tinggi terhadap guru dan siswa yang menciptakan keharmonisan antara warga sekolah sehingga memiliki rasa tanggung jawab dan kekeluargaan erat. Selain itu, sekolah juga didukung oleh kepemimpinan yang kuat dan penerapan Information Communication Technology dalam manajemen sekolah.
Berpijak dari kondisi yang ada kiranya perlu pengembangan aspek-aspek pendidikan yang berkesinambungan dan peningkatan bagi sekolah mengingat SMPN 1 Indralaya merupakan Sekolah Standar Naisonal (SSN). Kemudian diharapkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
b. Visi, Misi, Tujuan Sekolah
Visi Sekolah
Terwujudnya Siswa yang Unggul dalam IPTEK dan Prestasi Berlandaskan Iman dan Taqwa.
Dengan indikator sebagai berikut:
1. Unggul dalam prestasi akademik dan non kademik,
2. Terwujudnya proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
3. Terwujudnya administrasi kurikulum yang lengkap, berstandar nasional dan internasional,
4. Terwujudnya komitmen dan kompetensi tenaga penddikan dan kependidikan yang profesional,
5. Terwujudnya pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
6. Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
7. Terwujudnya sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
8. Terwujudnya sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
9. Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah.
Misi Sekolah
1. Mewujudkan lulusan yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik,
2. Mewujudkan profesionalitas guru dan tata usaha,
3. Mewujudkan peningkatan kompetensi guru dan tata usaha,
4. Mewujudkan proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
5. Mewujudkan Dokumen-1 KTSP,
6. Mewujudkan silabus semua mata pelajaran dan untuk semua jenjang atau kelas,
7. Mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan,
8. Mewujudkan komitmen dan kompetensi tenaga penddik dan kependidikan yang profesional,
9. Mewujudkan pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
10. Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
11. Mewujudkan sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
12. Mewujudkan sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
13. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah,
14. Mewujudkan Akhlak yang terpuji,
15. Mengembangkan cinta terhadap seni budaya,
16. Mewujudkan kemampuan olahraga yang tangguh dan kompetitif,
17. Mewujudkan wiyata mandala yang menikmatkan belajar siswanya,
18. Mewujudkan kepramukaan yang menjadi suri teladan.
Tujuan Sekolah
Pada tahun pelajaran 2008/2009 sampai dengan tahun pelajaran 2011/2012 diharapkan :
1. Sekolah mampu memiliki lulusan yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik,
2. Sekolah mewujudkan pofesionalitas guru dan tata usaha,
3. Sekolah mewujudkan penngkatan kompetensi guru dan tata usaha,
4. Sekolah mampu melaksanakan proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
5. Sekolah mewujudkan komitmen dan kompetensi tenaga penddik dan kependidikan yang profesional. Dokumen -1 KTSP,
6. Sekolah mewujudkan silabus semua mata pelajaran dan untuk semua jenjang/tingkatan,
7. Sekolah mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan,
8. Sekolah mewujudkan pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
9. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
10. Sekolah memiliki sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
11. Sekolah memiliki sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
12. Sekolah memiliki lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah,
13. Sekolah mewujudkan akhlak yang terpuji,
14. Sekolah mengembangkan cinta terhadap seni budaya,
15. Sekolah mewujudkan kemampuan olahraga yang tangguh dan kompetitif,
16. Sekolah mewujudkan wiyata mandala yang menikmatkan belajar siswa,
17. Sekolah mewujudkan kepramukaan yang menjadi suri teladan.
Analisis SWOT SMP Negeri 1 Indralaya
1. Analisis Lingkungan Strategis Sekolah
Analisis adalah penelusuran kesempatan atau tantangan atas sumber, analisis juga melibatkan pemecahan suatu keseeluruhan ke dalam bagian-bagian untuk mengetahui sifat, fungsi, dan saling hubungan antar bagian tersebut.
Analisis lingkungan adalah proses dengan mana penyusunan strategi memonitor lingkungannya. Faktor-faktor lingkungan yang dimonitor meliputi, lingkungan ekonomi, politik dan pemerintahan, pasar dan persaingan, pemasok dan teknologi, sosial dan geografi.
Penyusunan strategi menganalisis lingkungan sekolah melalui dua kegiatan sebagai berikut:
a. mengidentifikasi strategi yang digunakan sekolah saat sekarang dalam hubungannya dengan lingkungan sekolah dengan cara mempertanyakan tentang dasar anggapan dan prediksi lingkungan yang menjadi dasar strategi saat sekarang.
b. memprediksi lingkungan masa depan dengan cara mempertanyakan tentang dasar anggapan dan prediksi lingkungan yang akan menjadi dasar strategi masa depan.
Penjelasan mengenai kondisi objektif sekolah di bawah terdapat dalam lampiran. Adapun kondisi objektif SMP Negeri 1 Indralaya, sebagai berikut:
1) Proses Belajar Mengajar
2) Manajemen
3) Kurikulum
4) Siswa
5) Fungsi Ketenagaan
6) Sarana Perpustakaan
7) Sarana Kantor
8) Sarana Laboratorium
9) Sarana Ekstrakurikuler
10) Pembiayaan
11) Lingkungan Sekolah
12) Hubungan Kerjasama
13) Budaya Sekolah
14) Ketenagaan
15) Keuangan
16) Lingkungan
17) Identifikasi fungsi-fungsi sasaran
18) Tabulasi program-program strategis dan keberhasilan
• Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi masa kini dan semakin kondusifnya kondisi ekonomi dan keamanan perlu di sikapi bersama warga sekolah terutama SMP Negeri 1 Indralaya. Hal ini tentu saja mengacu pada upaya membekali pengetahuan, keterampilan, keimanan dan ketakwaan, nilai-nilai sosial dan moral, berbudaya dan berkepribadian Indonesia untuk memperkokoh rasa kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• SMP Negeri 1 Indralaya merupakan sekolah yang terletak di jalan lintas Sumatera antara Palembang-Ogan Ilir serta sebagai pintu gerbang utama untuk memasuki Kabupaten Ogan Ilir. Jarak tempuh dari ibukota provinsi Sumatera Selatan hanya 1 jam perjalanan darat dan jarak ke Bandarr Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang hanya 1,5 jam. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat dan perkembangan sekolah ke depan.
• Selanjutnya, kondisi masyarakat Indralaya merupakan masyarakat majemuk ditinjau dari segi ekonomi maupun asal usul daerahnya. Ditinjau dari kelas ekonomi 40% kelas menengah ke atas, 30% kelas menengah, dan 30% kelas menengah ke bawah. Sementara ditinjau dari asal usul daerahnya, siswa-siswi SMPN 1 Indralaya 60% penduduk setempat dan 40% merupakan pendatang yang berasal dari Palembang, kabupaten-kabupaten sekitarnya dan daerah lainnya. Lalu, asal usul guru yang mengajar di SMP Negeri 1 Indralaya dan pegawai 70% adalah setempat, 30% berasal dari luar daerah.
• Lokasi SMPN 1 Indralaya yang berdampingan dengan kantor Polsek Indralaya dan kantor Koramil. Sehingga dari segi keamanan sekolah cukup kondusif. Kemudian, sekolah ini sangat rentan terhadap berbagai macam-macam perubahan, baik budaya, iptek maupun perubahan yang berasal dari kebijakan-kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir. Untuk itu sekolah harus mampu bertindak sebagai filter yang mampu menjaring. Kemudian menyampaikan apa yang patut diconttoh dan apa yang tidak boleh dicontoh. Demikian juga dalam mengikuti perkembangan iptek yang begitu cepat, maka seluruh pengelola sekolah harus secara aktif membina dan membimbing siswanya. Selain itu, masyarakat diharapkan mau berpartisipasi aktif untuk membimbing daan membina siswa-siswi agar berpacu mengikuti perkembangan iptek dan globalisasi begitu cepat.
• Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, cerdas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, perlu persiapan dan penataan yang strategis melalui pendidikan. Berkaitan dengan hal ini pemerintah telah melakukan upaya melalui ditetapkannya UUSPN No 20 Tahun 2003 yang di dalamnya termuat adanya dukungan anggaran sebesar 20% dari APBN untuk pendidikan.
• SMP Negeri 1 Indralaya berupaya melaksanakan kebijakan pendidikan bedasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan menyelenggarakan pendidikan dengan mengacu kepada PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Hal itu dimasudkan untuk meningkatkan mutu serta relevansi dan efesiensi pengelolaan pendidikan dalam rangka menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan peningkatan dan setrategi yang terencana, terarah dan berkesinambungan.
2. Analisis Kondisi Pendidikan Sekolah Saat Ini
• SMP Negeri 1 Indralaya berdiri tahun 1977 dan beroperasi mulai tahun 1979. Dengan usia yang cukup dewasa ini, maka SMP Negeri 1 Indralaya terus berkembang, seiring dengan meningkatnya animo masyarakat sekitar untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
• SMP Negeri 1 Indralaya dengan langkah perlahan terus membenahi diri untuk maju, agar dapat sejajar dengan sekolah-sekolah yang berada di kota besar. Maka untuk mewujudkan hal tersebut, SMP Negeri 1 Indralaya terus berbenah diri untuk meningkatkan kualitas proses pembelajarannya. Kegiatan KBM ditingkatkan, dengan mengadakan pelajaran tambahan dan remedial, begitu juga dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
• Hasil dari perbaikan proses pembelajaran tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Ujian Nasional Tahun 2007/2008, SMP Negeri 1 Indralaya mampu meluluskan siswanya 100%. Bahkan pada pelaksanan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2007 / 2008 ini, SMP Negeri 1 Indralaya mampu meluluskan siswanya 100% dan meraih Predikat Terbaik I tingkat Kabupaten Ogan Ilir dan juga masuk 10 Besar SMP se-Provinsi Sumatera Selatan, dengan Rata-Rata Ujian Nasional = 7,0 dan pada Akreditasi tahun 2006 memperoleh nilai 84,75.
• Kemudian pada tahun ajaran 2007 / 2008 ini, SMP Negeri 1 Indralaya terpilih sebagai Peringkat Pertama Sekolah Sehat Kabupaten Ogan Ilir. Pada tahun ajaran ini juga SMP Negeri 1 Indralaya sebagai salah satu rintisan Sekolah Standar Nasional tahun 2008 dari Provinsi Sumatera Selatan.
• Tentu prestasi tersebut, tidak lepas dari peran serta semua unsur; orang tua murid, Komite Sekolah, Guru, Pimpinan Sekolah dan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Ogan Ilir terus membina sekolah ini.
• Kemudian untuk mempertahankan Prestasi yang telah dicapai tersebut dan juga untuk meningkatkannya, tentu banyak sekali hal-hal yang harus terus dikembangkan, misalnya peningkatan kegiatan KBM dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Melihat kondisi fisik sebagian ruang belajar, yang bediri sejak tahun 1979 dan belum pernah dilakukan rehabilitasi, maka sudah sewajarnya pada ruang kelas tersebut dilakukan rehabilitasi/perbaikan. Selain itu juga untuk menambah kenyamanan pada proses KBM, sudah sewajarnya, jika ruang belajar di SMP Negeri 1 Indralaya, ditambah sebanyak 3 RKB.
• Untuk memenuhi kekurangan tersebut, pihak sekolah telah berupaya untuk memenuhi sarana dan prasarana tersebut, dengan menggunakan swadaya masyarakat sekolah, dan pada tahun pelajaran 2007 / 2008 ini, direncanakan pihak Komite Sekolah kembali akan memberikan bantuan rutin setiap bulan melalui Dana Komite Setiap Siswa dan juga bantuan awal tahun bagi siswa kelas VII, yang kesemuanya itu akan digunakan untuk Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP Negeri 1 Indralaya, sesuai dengan Visi Sekolah.
3. Analisis Kondisi Pendidikan Sekolah Masa Datang
• Berpijak pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang dijadikan landasan pengembangan satuan pendidikan. Untuk itu, pendidikan masa yang akan datang harus berupaya mengacu pada SNP. Begitupun bagi Sekolah Standar Nasional perlu mengembangkan pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan masa yang akan datang diantaranya mengarah pada pengembangan, berikut:
1) Pengembangan Standar Isi Pendidikan
2) Pengembangan Standar Proses Pendidikan
3) Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan
4) Pengembangan Standar Pendidikk dan Tenaga Kependidikan
5) Pengembangan Sarana dan Prasarana yang Berstandar
6) Pengembangan Standar Pengelolaan Pendidikan
7) Pengembangan Standar Pembiayaan Pendidikan
8) Pengembangan Standar Penilaian Pendidikan
• Adapun analisis kegiatan pendidikan dalam rangka penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 1 Indralaya untuk satu tahun mendatang antara lain sebagai berikut.
1) Peningkatan GSA sebesar 0,25 untuk nilai rata-rata empat pelajaran yang diujinasionalkan (bahasa Inggris, bahasa Indonesia, Matematika, IPA) dari nilai rata-rata saat ini sebesar 7,00 dalam rangka pengembangan standar kelulusan,
2) Pengembangan kejuaraan lomba-lomba bidang non akademis melalui bimbingan cakap berbahasa Inggris,
3) Pengembangan Kurikulum satuan pendidikan sesuai dengan SNP,
4) Pengembangan dan Penyusunan sumber belajar dan bahan pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran kontekstual,
5) Pengembangan dan inovasi bahan pembelajaran,
6) Peningkatan atau pengembangan sarana pendidikan di sekolah,
7) Peningkatan atau pengembangan kompetensi pendidik dari aspek profesionalitas,
8) Peningkatan atau pengembangan kompetensi pendidik dari aspek kepribadian,
9) Pengembangan dan pembuatan rencana pengembangan sekolah (RPS) tiap tahun,
10) Pemberdayaan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan komite sekolah,
11) Implementasi model penilaian/evaluasi pembelajaran, serta
12) Penciptaan usaha-usaha di sekolah sebagai income generating activities.
c. Identifikasi Tantangan Nyata (Kesenjangan Kondisi) Antara Kondisi Pendidikan Saat Ini Terhadap Kondisi Pendidikan Masa Datang
1. Identiifikasi Kesenjangan Kondisi (dengan Analisis SWOT Tingkat Kesiapan Fungsi), dalam hal kajian ini mengulas faktor internal dan eksternal secara menyelurus dari semua aspek yang menjadi indikatornya. Fakor-faktor tersebut dapat dilihat secara lengkap pada matrik analisis tingkat fungsi berikut ini:
Matrik Analisis SWOT SMP Negeri 1 Indralaya
(Analisis Tingkat Kesiapan Fungsi)
Fungsi dan Faktor Kriteria Kesiapan Kondisi Nyata Tingkat Kesiapan Fungsi
SIAP TIDAK
A. Fungsi proses belajar mengajar
2. Faktor Internal
Penggunaan metode mengajar
Motivasi guru
Motivasi siswa
Hub guru dengan siswa
Penggunaan waktu belajar
Perilaku siswa
3. Faktor Eksternal
Kesiapan siswa menerima pelajaran
Dukungan orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar
Lingkungan sosial sekolah
Lingkungan fisik sekolah
Bervasriasi
Tinggi
Tinggi
Akrab
Efektif
Disiplin dan tertib
Siswa siap menerima pelajaran dengan efektif
Tinggi
Kondusif
Nyaman.tenang
Kurang bervariasi
Tinggi
Sedang
Akrab
Efektif
Disiplin dan tertib
Sebagian siswa kurang siap
Sedang
Kondusif
Nyaman/tenang
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
B. Fungsi pendukung PBM ketenagaan
1. Faktor Internal
Jumlah guru
Kualifikasi guru
Kesesuaian mata pelajaran yang diberikan dengan jurusan
Jumlah beban mengajar
2. Faktor Eksternal
Pengalaman mengajar guru
Kesiapan mengajar
Fasilitas pengembangan diri
Cukup
Sarjana S.1
50% sesuai
Rata-rata 18 jam
Rata-rata 15 tahun keatas
100% siap
Tersedia dan lengkap
Cukup
50% S.1
95% sesuai
Rata-rata 12 jam
65% 15 tahun keatas
95% siap
Kurang lengkap
V
V
V
V
V
V
V
C. Sarana perpustakaan
1. Faktor Internal
Buku setiap mata pelajaran
Buku penunjang
Jumlah lemari dan rak buku
Ruang perpustakaan
Pengelola perpustakaan
Dana pengembangan
2. Faktor Eksternal
Dukungan orang tua dalam melengkapi buku
Kerjasama dengan perpustakaan lain yang lengkap
Kesesuaian buku penunjang dengan potensi daerah dan pengembangan IPTEK dan IMTAQ
Cukup dan lengkap
Cukup dan lengklap
Cukup
Luas dan bersih
Ada dan mampu
Tersendiri dan cukup
Sangat mendukung
Ada kerjasama
Tingkat kesesuaian tinggi
Kurang lengkap
Kurang lengkap
Kurang
Sedang dan bersih
Ada dan mampu
Tidak ada
Kurang mendukung
Belum
Tingkat kesesuaiannya tinggi
V
V
V
V
V
V
V
V
V
D. Sarana laboratorium
1. Faktor Internal
Alat-alat praktik
Bahan-bahan praktik
Fasilitas ruang
Pembina laboratorium
2. Faktor Eksternal
Lingkungan laboratorium
Dukungan orang tua dalam pengembangan labor dan biaya praktik
Kesiapan siswa dalam praktik di laboratorium
Ada dan lengkap
Tersedia
Lengkap dan bersih
Ada dan mampu
Nyaman dan tenang
Tinggi
Siswa siap menerima pembelajaran dengan baik
Ada, kurang lengkap
Sangat kurang
Kurang dan bersih
Ada dan mampu
Nyaman dan tenang
Rendah
Siswa siap menerima pembelajaran dengan baik
V
V
V
V
V
V
V
E. Sarana Ekstrakurikuler
1. Faktor Internal
Alat-alat olahraga
Alat-alat kesenian
Fasilitas lapangan
Fasilitas ruang
Pelatih ekstrakurikuler
2. Faktor Eksternal
Lingkungan kegiatan ekstra
Dukungan orang tua dalam pengadaan lapangan olahraga
Kesiapan siswa dalam latihan ekstra
Ada dan lengkap
Ada dan lengkap
Ada dan lengkap
Lengkap dan bersih
Ada dan mampu
Nyaman dan tenang
Tinggi
Siswa siap latihan dan berprestasi
Ada, kurang lengkap
Ada, ranga lengkap
Ada, kurang lengkap
Kurang lengkap, kotor
Ada dan mampu
Nyaman dan tenang
Rendah
Rusak, ringan dan kurang
V
V
V
V
V
V
V
V
F. Sarana mobiler kantor
Meja dan kursi guru
Meja dan kursi TU
Komputer kantor
ATK kantor
Baik dan cukup
Baik dan cukup
Baik dan cukup
Lengkap
Rusak, ringan dan kurang
Sedang dan sangat kurang
kurang
kurang
V
V
V
V
G. Sarana mobiler siswa
Meja dan kursi
Papan tulis
Baik dan cukup
Baik
Sedang dan kurang
sedang
V
V
2. Identifikasi Tantangan Nyata (Kesenjangan Kondisi)
1) Untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam pendidikan, diupayakan pengelolaan sekolah yang strategis dan sistematis, baik dalam perencanaan, proses/pelaksanaan, pembiayaan, maupun hasil. Untuk itu diperlukan pengelolaan sekolah yang mengarah pada pencapaian standar nasional pendidikan.
2) Untuk mewujudkan mutu yang tinggi dan relevansi pendidikan, sekolah perlu penataan dan pengelolaan sumber daya yang ada melalui peningkatan standar isi/kurikulum, standar tenaga pendidik dan kependidikan, peningkatan standar proses, standar sarana-prasarana pendidikan, peningkatan standar kelulusan, peningkatan standar mutu kelembagaan dan manajemen, standar pembiayaan dan standar penilaian dengan inovasi dalam pengembangannya.
3) Dalam upaya mewujudkan sekolah yang berkualitas tinggi, selain perlu dukungan internal sekolah sebagaimana tersebut pada poin di atas, juga keterlibatan orang tua, komite sekolah, masyarakat dan pemerintah sebagai dukungan eksternal, secara bersama-sama, bahu membahu, mendorong dan mendukung, serta berpartisipasi aktif dalam mewujudkan sekolah yang kondusif, yaitu terjalinnya hubungan dan komunikasi yang harmonis serta dinamis dalam mensukseskan program sekolah, agar tercapai sesuai dengan sasaran dan tujuan yang diharapkan oleh sekolah.
Tabel. Identifikasi Tantangan Nyata (Kesenjangan Kondisi)
No Kondisi Pendidikan Saat Ini Kondisi Pendidikan Masa Datang Besar Tantangan Nyata
1 Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan
a. Bidang Akademik:
Rata-rata pencapaian KKM semua mapel 6,5
Rata-rata pencapaian NUN 7,00
Juara 1 TK Kab olimpiade Matematika
Memperoleh juara ke-1 tk kabupaten bidang Fisika
Juara 5 Tk. Kab. Olimpiade Biologi
Juara harapan I telling story Bahasa Inggris tingkat kabupaten
Juara 1 tingkat Kabupaten Lomba pidato bahasa Inggris
Juara 1 tingkat Kabupaten Siswa Berprestasi Rata-rata pencapaian KKM semua mapel 7,50
Rata-rata pencapaian NUN 8,50
Masuk 5 besar tingkat propinsi
Memperoleh juara ke-5 Olimpiade Fisika tingkat propinsi
Juara 4 Olimpiade Biologi Kabupaten
Juara 3 telling story Bahasa Inggris tingkat kabupaten
Juara 5 Lomba Pidato Bhs. Inggris tingkat Propinsi
Juara 4 Siswa berprestasi tingkat Propinsi 0,25
0,50
5 tingkat
5 tingkat
1 tingkat
1 tingkat
5 tingkat
4 tingkat
b Bidang nonakademik:
Juara ke-1 vocal group tk kabupaten
Menjadi juara 1 tingkat kabupaten tim bulu tangkis dalam kegiatan Porseni
Juara I tingkat kabupaten tim bola voli dalam kegiatan Porseni
Juara 2 PBB tingkat kabupaten
Juara I Karate tingkat Kabupaten. Juara ke-4 Vocal Group Tk. Propinsi
Juara ke-4 tk tingkat propinsi bidang bulu tangkis
Juara ke-4 tingkat propinsi bidang bola voli
Juara 1 Gerak Jalan tingkat kabupaten
Juara 4 Karate tingkat Propinsi 4 tingkat
4 tingkat
4 tingkat
1 tingkat
4 tingkat
c Kelulusan:
Persentase kelulusan UN tahun 2008 100% Persentase kelulusan UN tahun berikutnya 100% 0%
d Melanjutkan studi: -
- Jumlah lulusan yang melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi 98 % Jumlah lulusan yang melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi 100% 2 %
2 Standar Isi Standar Isi
a. Pengembangan kurikulum SMP 1 Indralaya
KTSP Standar Nasional belum sempurna dan belum memiliki kurikulum Persiapan SSN
Penerapan KTSP baru memenuhi 40% dari semua mata pelajaran dari kelas VII –kelas IX
Perangkat pembelajaran KTSP baru 40% tersusun secara sistimatis dan terdokumentasikan dari kelas VII – kelas IX
b. Pengembangan pemetaan materi KTSP
Program pengelompokan materi pelajaran yang serumpun sesuai KTSP dilaksanakanberkesinambungan untuk semua mata pelajaran.
Penguasaan guru tentang KTSP dan Kurikulum SSN belum menyeluruh (40% )
c. Pengembangan Silabus
Guru mata pelajaran 40% telah membuat silabus sesuai KTSP/KBK
d. Pengembangan RPP
40% guru telah membuat RPP yang berstandar CTL/PAKEM
e. Pengembangan sistem penilaian
Penguasaan guru tentang sistem penilaian belum menyeluruh
Penyempurnaan KTSP dan memiliki Kurikulum SSN
Penerapan KTSP 60 % dilaksanakan di kelas VII - kelas IX pada semua mata pelajaran.
Perangkat pembelajaran tersusun sistematis dan terdomentasikan 60% dari semua mata pelajaran dari kelas VII – kelas IX.
Terwujudnya Pemetaan pengelompokan materi pelajaran serumpun sesuai KTSP untuk kelompok mata pelajaran kelas VII – kelas IX
60% guru menguasai dan melaksanakan KTSP
60 % membuat silabus yang memenuhi standar KTSP/KBK nasional
Guru membuat RPP dan memenuhi standar nasional 60%
60% guru memahami dan melaksanakan penilaian sesuai dengan standar kurikulum.
Penyempurnaan kurikulum KTSP dan pengadaan kurikulum SSN
20 %
20%
Penyempurnaan pemetaan
20%
20%
20%
Peningkatan penguasaan guru ttg penilaian
3 Standar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
70 % guru berijazah S-1
70 % guru mengajar sesuai dengan kualifikasi bidang studinya
Guru dan TU yang dapat mengoperasikan komputer, baru 30%
30% guru menggunakan media pembelajaran dalam PBM.
Penguasaan bahasa inggris guru masih rendah ( 10 % )
Masih rendah guru melakukan penelitian tindakan kelas dalam mengatasi hambatan PBM ( 10 % )
Kemampuan guru dalam melaksanakan PBM yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan masih perlu ditingkatkan. ( 40 % )
Wawasan guru tentang pendidikan baik yang berstandar nasional belum merata.
Penguasaan guru tentang penilaian masih belum merata (40 ) 80 % guru berijazah S-1
80 % guru mengajar sesuai dengan kualifikasi bidang studinya
50% guru dan TU dapat mengoperasikan komputer
50 % guru menggunakan media pembelajaran
30% Guru dan TU dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris
30% guru melakukan tindakan kelas dalam mengatasi hambatan PBM
Guru melaksanakan PBM secara kreatif
( 60 % )
Wawasan guru tentang pendidikan baik standar nasional internasional bertambah terus
Penguasaan dan pelaksanaan penilaian terlaksananya (60 % ) 10 %
10 %
20%
20%
20%
20 %
20 %
Peningkatan wawasan guru
Peningkatan penguasaan guru ttg penilaian
4 Standar Proses Standar Proses
Guru yang menyusun prota, promes, dan promig, 70%
Guru yang mengembangkan inovasi pembelajaran masih rendah ( 40 % )
Pelaksanaan remidial belum terlaksana secara optimal ( 40 % )
Guru yang melaksanakan program pengayaan baru belum menyeluruh pada semua tingkatan kelas ( 40 % )
Pembinaan minat dan bakat siswa masih terbatas dan ada beberarapa yang belum optima ( 40 % )l
Pendalaman materi unas siswa kelas IX masih terlaksana secara konvensional
Sikap mental siswa dalam menghadapi berbagai situasi masih belum merata.
Pengembangan PBM melalui tutor sebaya belum optimal.
Budaya membaca siswa masih rendah.
Pembinaan disiplin siswa dan budaya bersih masih belum optimal ( 40 % )
Pembinaan wali kelas belum merata secara optimal.
Pembinaan BK masih belum optimal Guru yang menyusun prota, promes, dan promig 80 %
Guru yang mengembangkan inovasi pembelajaran 60%
Pelaksanaan remidial mancapai 60 %
Guru yang melaksanakan program pengayaan 60 %
Pembinaan minat dan bakat siswa terlaksana
( 60 % )
Pendalaman materi terlaksana secara optimal dan inovatif
Sikap mental siswa lebih baik dalam menghadapi berbagai situasi
Pelaksanaan tutor sebaya dalam kelompok belajar terlaksana optimal
Budaya membaca siswa terlaksana secara optimal
60 % siswa memiliki disiplin yang baik dan budaya bersih
Pembinaan wali kelas terlaksana secara optimal
Pembinaan Bimbingan Karier dan Konseling terlaksana secara optimal 10%
20 %
20 %
20 %
Peningkatan minat baca
Penambahan modelpendalaman materi
Pembinaan sikap mental yang reguler
Optimalisasi tutor sebaya
Pengembangan budaya membacaca
Pengendalian disiplin dan kebersihan secara kontinyu ( 20 % )
Optimalisasi peran wali kelas
Optimalisasi peran guru BP/BK
5 Standar Sarana Prasarana Standar Sarana Prasarana
Ruang kepala sekolah: 10 m2
Ruang wakil KS dan PKS 10 m2
Ruang kelas : 18 ruang, rombel 18
Ruang perpustakaan: 14 x 9 m
Ruang Lab. IPA Fisika: 15 x 12 m
Ruang Lab IPA Biologi : 15 x 12 m
Ruang guru: 10 x 12 m
Gudang: 4 x 8 m
Ruang UKS : 4 x 6 m
Ruang Tata Usaha : 4 x 8 m
Ruang Praktik Komputer : 12 x 15 m
Ruang Komite : 2 x 3 m
Ruang ekskul : 6 buah a 2 x 3 m.
Mesjid Sekolah : 12 x 8 m ( 2 lantai)
WC Siswa : 27 buah a. 2 x 1,5 m
Aula : 8 x 24 m
Lapangan olah raga bola basket perlu diperbaiki
Lapangan Upacara Kebutuhan minimal ruangan telah dimiliki namun pemanfaatan dan pemeliharaan yang perlu terus dilaksanakan secara konsisten.
Ruang kelasnya 27, 27 rombel
Tersediannya perpustakaan yang memenuhi SSN, begitupun ruang LAB.IPA
Ruang guru 20 x 12
Gudang 2 buah ukuran 6 x 8
Ruang UKS 8 x 9 yang lengkap dengan sarana dan prasana
Ruang tata usaha 9 x 8 meter yang nyama dan memehuni standar SSN
Ada ruang komite yang memehuni standar
Ada ruang eksul yang memenuhi standar
WC siswa terdiri dari 15 buah ukuran 2 x 1,5 m
Lapangan olahraga dan upacara yang permanen dan sesuai SSN
Terlaksananya pengadaan, pemanfaatan, dan perawatan sarana/prasarana secara terus menerus
Ruang Lab. Bahasa: tidak ada
Ruang multi media: tidak ada
Ruang akademik dan pengembangan SIM: tidak ada
Ruang kantin: 2,5 x 18 m
Koperasi sekolah : 4 x 3 m
Ruang Lab. Bahasa: ada dan standar
Ruang multi media: ada dan standar
Ruang akademik dan pengembangan SIM: ada dan standar
Ruang kantin: standar (>10m2)
Koperasi sekolah 4 x 8m Memiliki R Lab Bahasa (100 %)
Terbangun R multi media (100%) Terbangun R akademik dan SIM( 100 % )
Pemeliharaan kantin standar
Perluasan/ pembangunan koperasi sekolah
( 100 % )
Daya listrik (10000 W)
Komputer Guru: 2 unit
Komputer TU: 4 unit
Komputer perpustakaan: 1 unit
Komputer Lab IPA: blm ada
Jaringan internet: speedy
LAN Komputer
Buku-buku perpustakaan masih terbatas.
Buku paket masih terbatas.
Buku-buku referensi guru masih kurang
Alat-alat olah raga masih perlu ditambah.
Alat peraga tiap mapel masih terbatas
Alat-alat kesenian masih terbatas
Bahan praktik untuk mapel Agama, IPA, Mulok, TIK masih terbatas
Pemeliharaan instalasi yang reguler
Komputer Guru: 5 unit dan 5 buah laptop
Komputer TU: 6 unit
Komputer : 5 unit dgn jaringan internet untuk “Learning Centre”
Komputer Lab IPA: 1 unit dan 1 laptop
Jaringan internet dan LAN dengan pemeliharaan/ maintenance yang reguler
Penambahan buku-buku yang terus menerus
Penambahan buku paket tiap mapel
Penambahan buku referensi guru yang terus menerus
Penambahan alat olah raga yang terus menerus
Penambahan alat peraga untuk tiap mapel
Penambahan alat kesenian, pemeliharaan, dan pemanfaatan yang optimal
Penambahan barang habis pakai bahan praktik yang terus menerus
Perawatan instalasi listrik yang kontinyu
Penambahan laptop
2 unit komputer
4 unit
1 komputer, 1 laptop
Konsistensi pemeliharaan dan pemanfaatan
Konsistensi penambahan buku
Rasio Buku paket dan siswa 3 : 1
Konsistensi penambaan buku
Konsistensi penambahan sarana
Penambahan alat
Konsistensi penambahan, perawatan, dan pemanfaatan sarana
6 Standar Pembiayaan Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan rata-rata masih rendah (dibawah Rp. 50.000/bulan / anak)
Penggalangan dana dari berbagai sumber masih belum optimal
Peningkatan pengembangan kewirausahaan belum optimal
Kerjasama dengan alumni masih terbatas
Sumber dana 5 jenis: BOS, Rutin, Komite Sekolah, APBD, Grant
Pengelololaan keuangan yang belum optimal
Pembiayaan memenuhi Standar Nasional ( diatas Rp. 150.000/ bulan /anak), rata-rata
Terwujudnya penggalangan dana dari berbagai sumber.
Terwujudnya kewriusahaan sekolah sebagi income generating activities
Terwujudnya kerjasama dengan alumni dalam pengembangan sekolah
Memiliki berbagai sumber dana
Pengelolaan keuangan yang cepat, tepat, dan akurat 70 %
Peningkatan penggalangan
Mewujudkan kewirausahaan
Menjalin kerja sama dengan alumni
Penambahan sumber dana
Optimalisasi pengelolaan keuangan
7 Standar Pengelolaan Standar Pengelolaan
Penyusunan Rencana sekolah jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang melalui penyusunan RPS masih belum komprehensif
RAPBS belum optimal dengan berbasis kegiatan.
Administrasi sekolah masih ada beberapa kekurangan
Implementasi SIM berbasis IT masih banyak gangguan
Monitoring dan evaluasi masih belum kontinyu
Pelaksanaan rapat-rapat dinas terlaksana sesuai agenda
Kerjasama dengan komite sekolah berjalan baik
Kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak masih belum optimal.
Memiliki rencana pengembangan sekolah yang komprehensif
Penyusunan RAPBS
Memiliki administrasi sekolah yang lengkap
50%
40%
8 Pengembangan Standar Penilaian Pengembangan Standar Penilaian
Pengembangan perangkat model penilaian pembelajaran belum efektif baru dilaksanakan 30%
Implementasi model evaluasi pembelajaran: Ulangan harian, tengah semester, akhir semester, kenaikan kelas, 60%
Pengembangan instrumen atau perangkat penilaian untuk berbagai model soal, 25%
Pengembangan pedoman penilaian hasil belajar pada kelompok bidang studi, baru 25%.
Pengembangan penilaian dalam lomba-lomba non akademis dan uji coba dalam mata pelajaran unas untuk peningkatan standar nilai baru 30% terlaksana.
Pengembangan penilaian dengan pihak-pihak yang lain baru 20%
Pengembangan perangkat model-model penilaian pembelajaran dilaksanakan 50%
Pengembangan penilaian, guru dan sekolah 70 % melaksanakan sistem penilaian sesuai kurikulum atau standar penilaian nasional
Pengembangan instrumen atau perangkat penilaian untuk berbagai model soal, 50 %
Pengembangan pedoman penilaian hasil belajar pada kelompok bidang studi dilaksanakan 50%.
Pengembangan penilaian dalam lomba-lomba non akademis dan uji coba dalam mata pelajaran unas untuk peningkatan standar nilai terlaksana secara optimal 50%
Pengembangan penilaian dengan pihak-pihak yang lain baru 40%
20 %
10 %
25%
25%
20%
20 %
3. Identifikasi Peluang
Peluang dalam uraian draf analisis SWOT SMP Negeri 1 Inderalaya tidak dituliskan secara spesifik. Hanya dapat dirangkum memalui penjelasan analisis tingkat kesiapan fungsi ditinjau dari faktor internal dan faktor eksternal. Untuk itu dalam penjelasan selanjutnya akan dicoba untuk merumuskan peluang sebagai bagian analisis SWOT di SMP{ Negeri 1 Inderalaya. Salah satu adalah kebijakan pemerintah, yang mendukung setiap sekolah yang ingin meningkatkan kualitas proses pembelajaran kearah yeng lebih positif. Sebagai contoh SMP Negeri 1 Inderakaya ingin mengembangkan metode pembelajaran dengan menguasai pengembangan dokumen KTSP yang oleh pemerintah telah ditetapkan namun oleh setiap guru apat dijabarkan sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakteristik lingkungan belajar.
Penulisan Analisi SWOT
Penulisan dilakukan dengan mengelompokkan terlebih dahulu mana kekuata, kelemahan, peluang dan tantanga, kemudian meletakkan dalam tabel penguraian, selanjutnya menghitung bobot, rating dan skor bobot, dan kemudian menginterprestasikan hasil tersebut dapatkan digunakan?, sesuai dataukah tidak. Lalu merumuskan visi/misi, namun bila visi/misi telah selesai dirumuskan maka ketika dari hasil analisis visi/misi yang terejahwantah dalam tujuan tersebut, boleh dirubah, dengan tidak mennganggu proses analisis SWOT disekolah.
Berikut ini tabel analisis SWOT SMP Negeri 1 Inderalaya dari urainnya yang telah ada di SMP Negeri 1 Palembang, sebagai berikut, dalam lampitran berikut dengan keterangan sebagai berikut :
Keterangan Pemberian Bobot, Rating, dan Skor Bobot
• Kolom 3, bobot diberikan pada masing-masing faktor dengan kriteria
- teramat penting dengan bobot 1.00, amat tidak penting dengan bobot 0.00
- dengan syarat jumlah kekuatan dengan kelemahan harus maksimal 1.00 (ini menunjukkan tidak mungkin satu faktor akan bernilai teramat penting/maksimal)
• Pada kolom 4, tentukan rating bagi setiap faktor dengan kriteria
- untuk faktor kekuatan yang paling menonjol dengan rating 5 dan yang paling tidak menonjol dengan rating 1
- untuk faktor kelemahan yang paling tidak menonjol dengan rating 5 dan yang paling menonjol dengan rating 1
• Skor bobot diperoleh dengan mengalikan bobot dengan rating
- untuk faktor kekuatan yang paling menonjol dengan rating 5 dan yang paling tidak menonjol dengan rating 1
• Penilaian analisis dan penentuan hasil analisis adalah dari jumlah skor bobot dengan kriteria :
- sangat menonjol jumlah skor bobotnya 5
- diatas rata-rat jumlah skor bobotnya 4
- rata-rata jumlah skor bobotnya 3
- dibawah rata-rata jumlah skor bobotnya 2
- paling tidak diperhatikan jumlah skor bobotnya 1
Tabel. Kesimpulan Analisis Faktor Internal (AFI)
No Faktor-Faktor Bobot Rating Skor Bobot Kesimpulan
1 2 3 4 5 6
Kekuatan (S)
1. Motivasi guru dan siswa 0.20 4 0.80 Motivasinya tinggi dengan mampu mengembangkan metode pembelajaran dan siswanya antusias dalam pembelajaran dan ekstrakurikuler.
2. Fasilitas ruang perpustakaan 0.20 3 0.60 Selain kondusif, kelengkapan buku yang dimanfaatkan siswa tersedia dengan cukup baik.
3. Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan siswa 0.15 3 0.45 Sangat kondusif baik dalam kegiatan ektrakurikuler ataupun pembelajaran, terutama dukungan positif siswa
4. Memiliki orientasi internasional 0.10 2 0.20 SMP Negeri Inderalaya telah menjadi SSN, dengan tujuan selanjutnya menjadi SBI
Kelemahan (W)
1. Fasilitas pengembangan diri 0.05 2 0.10 Kemampuan untuk menguasai IPTEK dan IMTAQ sebagai modal pengembangan diri dalam mewujudkan pengembangan sekolah masih dinilai kurang
2. Infra struktur sekolah 0.10 2 0.20 Syarat SSN adalah infra struktur sekolah harus mengikuti standar nasional, jika orientasi SBI maka standar yang diikuti internasional yang lebih dikenal dengan penilaian ISO, sedangkan SMPN 1 Inderalaya belum mengikuti seleksi ISO.
3. Kualifikasi guru 0.10 2 0.20 Kualifikasi guru untuk menunjang SBI haruslah dengan syarat S2, tapi ternyata baru mencapai 50% S1.
4. Posisi keuangan 0.10 3 0.30 Keuangan sekolah haruslah memiliki pendanaan mandiri dengan dukungan semua pihak, baik sekolah, pemerintah dan orang tua, sedangkan keuangan sekolah masih bergantung BOS
Jumlah 1.00 2.85
Tabel. Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal (AFE)
No Faktor-Faktor Bobot Rating Skor Bobot Kesimpulan
1 2 3 4 5 6
Peluang (O)
1. Kebijakan pemerintah 0.10 3 0.30 Pemerintah melalui UU mengizinkan setiap sekolah untuk meningkatkan kedudukan dengan mengikuti prasyarat yang telah ditentukan dan uji kelayakan
2. Buku penunjang dan buku referensi 0.20 4 0.80 Karena perputakaan merupakan kekuatan artinya kerjasama pengadaan buku-buku terkait dengan standar SBI (baik buku pelajaran ataupun pengembangan diri)
3. Pengembangan kurikulum SBI 0.15 3 0.45 Dengan kemerdekaan setiap sekolah menentukan kebijakan sekolahnya untuk itu semua stakeholders dapat mengakomodasi kebijakan pengembangan kurikulum di SMP Negeri 1 Inderalaya
4. Pembangunan ekonomi di Inderalaya 0.10 2 0.20 Ogan Ilir menjadi salah satu kabupaten dengan master plan KTM (Kota Terpadu Mandiri) dapat membantu perkembangan kemandirian pendidikan disekitarnya
Tantangan (T)
1. Meningkatnya persaingan 0.10 2 0.20 Perkembangan kemajuan dan kebijakan pemerintah membuat sekolah berlomba memperbaiki sistemnya, untuk itu seleksi setiap sekolah akan semakin ketat
2. Dukungan orang tua 0.15 2 0.30 Karena penggalangan partisipasi masyarakat melalui komite sekolah ternya orang tua hanya 50% yang bersedia, pola pikir yang menilai SMP itu gratis.
3. Jaringan ke SMP SBI ataupun SMA SBI 0.10 2 0.20 Harus memiliki jaringan baik lokal, regional, nasional, bahkan internasional sekolah yang bertaraf internasional
4. Sponsor/perusahaan 0.10 2 0.20 Mencari bantuan sponsor guna pengembangan sekolah
Jumlah 1.00 2.65
Diagram Analisis SWOT
Kesimpulan Analisis Faktor Internal (AFI) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal(AFE)
AFI = 2.85 dengan (S = 2.05) dan (W = 0.80) jadi (S – W = 2.05 – 0.80 = 1.25)
AFE = 2.65 dengan (O = 1.75) dan (T = 0.90) jadi (O – P = 1.75 – 0.90 = 0.85)
3
2
1
3 2 1 1 2 3 1 2 3
Perumusan Visi/Misi
Secara teori diketahui setelah melakukan analisis SWOT (dengan meninjau faktor internal dan faktor eksternal), maka dapat dirumuskan visi/misi sekolah yang menjadi dasar menentukan tujuan, strategi, kebijakan, program, pendanaan, dan prosedur, serta kinetja, kemudian melakukan evaluasi dan kontrol.
Dari uraian kesimpulan analisis SWOT terhadap SMP Negeri 1 Inderalaya, maka dapat dirumuskan visi/misi, yang sesuai dengan karakteristik sekolah. Inilah tawaran visi/misi berdasarkan kesimpulan analisis SWOT SMP Negeri 1 Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir.
Visi SMP Negeri 1 Inderalaya adalah setelah analisis SWOT kesimpulan dari analisis faktor internal dan eksternal “Menjadikan SMP Negeri 1 Inderalaya RSBI yang Prestasi Siswanya Berlandaskan IPTEK dan IMTAQ tahun 2015”. Dengan indikator sebagai berikut:
1. Unggul dalam prestasi akademik dan non kademik,
2. Unggul dalam proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
3. Unggul dalam keagamaan atau akhlah mulia
4. Unggul dalam perolehan UN dan US (output)
5. Unggul dalam memenangkan persaingan SMA Unggulan (out come)
6. Unggul dalam lomba olimpiade sains
7. Unggul dalam kreativitas siswa
8. Unggul dalam penguasaaan bahasa Inggris
9. Unggul dalam penguasaan IT
10. Unggul dalam administrasi kurikulum yang lengkap, berstandar nasional dan internasional,
11. Unggul dalam komitmen dan kompetensi tenaga penddikan dan kependidikan yang profesional,
12. Unggul dalam pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
13. Unggul dalam sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
14. Unggul dalam sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
15. Unggul dalam sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
16. Unggul dalam lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah.
Misi Sekolah
1. Mewujudkan lulusan yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik,
2. Menerapkan profesionalitas guru dan tata usaha,
3. Mewujudkan peningkatan kompetensi guru dan tata usaha,
4. Mewujudkan proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
5. Mewujudkan Dokumen-1 KTSP,
6. Mewujudkan silabus semua mata pelajaran dan untuk semua jenjang atau kelas,
7. Mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan,
8. Menerapkan komitmen dan kompetensi tenaga penddik dan kependidikan yang profesional,
9. Menerapkan pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
10. Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
11. Mewujudkan sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
12. Mewujudkan sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
13. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah,
14. Menerapkan Akhlak yang terpuji,
15. Mengembangkan cinta terhadap seni budaya,
16. Menerapkan kemampuan olahraga yang tangguh dan kompetitif,
17. Mewujudkan wiyata mandala yang menikmatkan belajar siswanya,
18. Mewujudkan kepramukaan yang menjadi suri teladan.
Tujuan Sekolah
Pada tahun pelajaran 2008/2009 sampai dengan tahun pelajaran 2011/2012 diharapkan :
1. Sekolah mampu memiliki lulusan yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik,
2. Sekolah mewujudkan pofesionalitas guru dan tata usaha,
3. Sekolah mewujudkan penngkatan kompetensi guru dan tata usaha,
4. Sekolah mampu melaksanakan proses pembelajaran yang variatif dan inovatif,
5. Sekolah mewujudkan komitmen dan kompetensi tenaga penddik dan kependidikan yang profesional. Dokumen -1 KTSP,
6. Sekolah mewujudkan silabus semua mata pelajaran dan untuk semua jenjang/tingkatan,
7. Sekolah mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan,
8. Sekolah mewujudkan pengelolaan pendidikan partisipatif, transparan, dan akuntabel,
9. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam mendukung proses belajar mengajar,
10. Sekolah memiliki sumber dana yang memadai, memenuhi kegiatan sekolah yang berstandar nasional dan internasional,
11. Sekolah memiliki sistem penilaian beragam (multiaspek) untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas,
12. Sekolah memiliki lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, ramah,
13. Sekolah mewujudkan akhlak yang terpuji,
14. Sekolah mengembangkan cinta terhadap seni budaya,
15. Sekolah mewujudkan kemampuan olahraga yang tangguh dan kompetitif,
16. Sekolah mewujudkan wiyata mandala yang menikmatkan belajar siswa,
17. Sekolah mewujudkan kepramukaan yang menjadi suri teladan.
18. Sekolah menerapkan prinsip-prinsip RSBI
Kesimpulan
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan). Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan, namun ia tetap merupakan alat yang efektif dalam menempatkan potensi intitusi. SWOT dapat dibagi ke dalam dua elemen, analisis internal yang berkosentrasi pada prestasi institusi itu sendiri, dan analisis lingkungan.
Analisis SWOT adalah satu pekerjaan yang cukup berat karena hanya dengan alternatif-alternatif strategik dapat disusun. Kegagalan menganalisisnya berarti gagal dalam mencari relasi dan tiitik temu antara faktor-faktor strategik dalam lingkungan internal yang terdapat dalam lingkungan eksternal, sambil mencari hubungannya dengan misi, tujuan, dan sasaran organisasi, juga merupakan kegagalan dalam mempersiapkan suatu keputusan strategik yang baik. Hanya dengan analisis SWOT, keputusan-keputusan strategik yang baik dapat dihasilkan.
Secara teori diketahui setelah melakukan analisis SWOT (dengan meninjau faktor internal dan faktor eksternal), maka dapat dirumuskan visi/misi sekolah yang menjadi dasar menentukan tujuan, strategi, kebijakan, program, pendanaan, dan prosedur, serta kinetja, kemudian melakukan evaluasi dan kontrol.
Daftar Pustaka
Indrajit, R. Eko dan R. Djokopranoto. 2006. Manajemen Perguruan Tinggi Modern. Jakarta : Andi Offset.
Hasibuan, Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alffabeta.
Sitompul, Agussalim. 2008. 44 Indikator Kemunduran HMI. Jakarta : Mizaka Galiza.
Supriyono, R.A. 2005. Mnajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis. Yogyakarta: Bpfe FE UGM.
Usman, Husaini. 2008. Mmanajemen; Teori Praktik dan Rriset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arcaro, Jerome S. 2007. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Tata Usaha SMP Negeri 1 Indralaya. 2008. Visi, Misi, dan Rencana Pengembangan Sekolah. Indralaya : Tata Usaha SMP Negeri 1 Indralaya Ogan Ilir.
www.wikipedia.com. Analisis Strength Weeknesses Opportunities Threats. Diakses tanggal 10 April 2009.
Langganan:
Postingan (Atom)