Senin, 14 Maret 2011

PERUBAHAN KEBUDAYAAN NASIONAL

Sejalan dengan adanya perubahan-perubahan dalam masyarakat, kebudayaan pun mengalami perubahan karena kebudayaan merupakan hasil kesatuan sosial yang hidup dalam masyarakat, digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota masyarakat pula. Oleh karena itu jika masyarakat berubah, dengan sendirinya kebudayaan pun akan ikut berubah. Perubahan-perubahan tersebut meliputi seluruh unsur kebudayaan yang secara umum terdapat 7 unsur kebudayaan.

3.1 Sistem Religi
Dalam berhubungan dengan Sang Pencipta, nenek moyang kita sudah berusaha mengenalnya. Dengan demikian lahirlah kepercayaan yang dikenal dengan animisme (percaya bahwa benda mempunyai kekuatan gaib) dan dinamisme (setiap benda mempunyai jiwa). Dalam perkembangan selanjutnya, mereka merasa berhutang budi kepada nenek moyangnya, maka lahirlah suatu kepercayaan memuha roh nenek moyang. Setelah agama-agama yang datang dari Asia (Buddha, Hindu, Islam, Kristen Protestan, dan Katolik), maka bangsa Indonesia memeluk agama-agama tersebut. Agama Kristen (Protestan maupun Katolik) datang ke Indonesia mula-mula dibawa oleh orang Barat, namun agama tersebut berasal dari Asia Barat (Betlehem = Batirullahmi).

3.2 Bahasa
Bahasa Indonesia sejak Sumpah Pemuda dijadikan bahasa nasional mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan tersebut misalnya dalam hal kosakata, ejaan yang disempurnakan, penggunaan istilah-istilah. Contoh kata “mantan” dahulu menggunakan kata “bekas”. Kata “sarat” dahulu dengan kata “penuh”. Kata “oknum” dahulu tidak berkonotasi buruk, sekarang menjadi buruk dan sebagainya.

3.3 Sistem Pengetahuan
Pengetahuan manusia dari zaman dahulu dibandingkan dengan zaman sekarang, perkembangannya betul-betul menakjubkan, terutama dalam bidang teknologi komunikasi, angkutan, persenjataan dan lain sebagainya. Sebagai contoh, alat hitung atau komputer. Dalam sipoa (dari Cina) sekarang menggunakan kalkulator, mesin hitung, atau komputer. Dalam komunikasi zaman dahulu menggunakan kentongan atau alat tabuh, sekarang menggunakan telepon, telegram radio atau televisi. Alat angkut pun demikian pula, dahulu dengan gerobak dorong oleh manusia, kemudian ditarik oleh hewan, sekarang menggunakan mesin.

3.4 Sistem Mata Pencaharian
Sejak manusia hidup di dunia ini, dalam mempertahankan dan melestarikan hidupnya, mereka berupaya mengumpulkan makanan (food gathering). Dalam perkembangan selanjutnya mereka menemukan cara untuk mengolah tanah (food producing). Pertanian yang dilaksanakan secara tradisional, menggunakan alat-alat bermesin (traktor) dan lain-lainnya. Dalam memberantas hama tanaman, pada zaman tradisional menggunakan tangan manusia. Sekarang menggunakan alat semprot yang berguna untuk menyuburkan obat hama atau pupuk hijau. Namun, sekarang menggunakan pupuk buatan pabrik, misalnya UREA, KCL, ZA, bahkan dalam perkembangannya selanjutnya dikembangkan UREA dalam bentuk tablet. Cara pemupukan tanaman diberi pajak diberi pupuk secara berimbang.

3.5 Sistem Organisasi Sosial
Dari waktu ke waktu sistem organisasi sosial mengalami perubahan. Berbagai macam cara dikembangkan oleh manusia untuk menciptakan keteraturan dalam kehidupan sosial. Perubahan itu meliputi sistem kekerabatan, sistem organisasi sosial politik, hukum, dan perkawinan. Sebagai contohnya:
1) Sistem kekerabatan
Di dalam masyarakat tradisional, sistem kekerabatan dilestarikan melalui organisasi “trah” yang cenderung saling kenal mengenal di antara sesama anggota trah. Oleh karena masuknya teknologi dan ilmu pengetahuan Barat, maka hubungan kekerabatan tersebut menjadi menipis, sehingga lebih tepat menjurus ke sifat individualistis.
2) Sistem organisasi sosial
Dalam pemilu 1955 jumlah organisasi politik di Indonesia sebanyak 28 parpol dengan asas yang berbeda-beda. Pada tahun 1971 pemilu diikuti oleh 10 OPP, yaitu Partai Politik dan Golongan Karya, dengan asas yang masih berbeda-beda. Mulai tahun 1977 pemilu diikuti oleh tiga OPP, yaitu dua Parpol (PDI dan PPP) dan satu Golongan Karya. Sejak tahun 1983 semua partai politik dan Golongan Karya sepakat melaksanakan asas tunggal, yaitu asas Pancasila.
3) Hukum
Hukuman pada zaman feodal (zaman raja-raja) sangat dipengaruhi oleh penguasa (raja). Pada zaman modern hukum ditegakkan sebagaimana mestinya, yaitu di tangan hakim. Penguasa pemerintah (Presiden) hanya dapat memberi grasi, amnesti dan abolisi.
4) Perkawinan
Pada zaman dahulu (masa penjajahan Belanda) teman hidup seorang wanita (gadis) ditentukan oleh orang tua. Namun, pada zaman sekarang, wanita mempunyai hak memilih teman hidupnya, atas dasar saling mencintai.

3.6 Sistem Teknologi
Salah satu unsur budaya universal adalah teknologi yang sangat cepat mengalami perubahan. Dalam kehidupan sehari-hari perubahan tersebut dapat kita saksikan dengan jelas. Peralatan teknologi yang lama dan kurang efisien. Kurang praktis, diganti dengan teknologi yang canggih. Sebagai contohnya:
1) Gerobak sebagai alat angkut pada zaman dahulu, yang ditarik oleh binatang, diubah menjadi kendaraan bermotor (truk, mobil angkut, kereta api barang).
2) Alat angkut di air, mula-mula hanya berupa rangkaian bambu, atau papan, yang kemudian didayung oleh tenaga manusia, angin, sekarang menggunakan tenaga mesin.
3) Alat komunikasi pada zaman dahulu dilaksanakan oleh manusia sendiri (kurir). Namun setelah ditemukannya teknolofi yang canggih, kurir menjadi tergeser. Komunikasi sekarang dilaksanakan dengan radio, telepon, telegraf dan televisi.

3.7 Sistem Kesenian
Pada dasarnya manusia lebih menyukai hal-hal yang bersifat baru. Begitu juga dalam sistem kesenian, mengalami perubahan, baik yang bercorak religius maupun yang bersifat umum. Sebagai contohnya:
1) Pada zaman dahulu alat kesenian yang terutama adalah gendang dan seruling, seperti yang dapat kita lihat dalam relief Candi Borobudur maupun Prambanan. Setelah agama Budha dan Hidung datang alat-alat musik tersebut tetap dipelihara, bahkan dilengkapi dengan bunyi-bunyian yang lain (gamelan). Setelah datang pengaruh Islam (Persia) maka alat-alat musik tersebut dikembangkan menjadi rebana, samroh, bahkan sekarang menjadi musik dangdut.
2) Seni lukis, pada zaman kerajaan Majapahit, Raja Hayam Wuruk memerintahkan melukis calon permaisuri yang berasal dari Pajajaran (Dyah Pitaloka). Pada zaman Islam, ada larangan melukis makhluk hidup, terutama manusia. Namun, hasrat seni tidak bisa dibendung. Maka, lahirlah lukisan binatang yang distilir dengan daun-daunan (lukisan kera di Masjid Mantingan). Kebiasaan ini mulai ditinggalkan sejak Indonesia mendapat pengaruh Eropa (lukisan harimau yang menyelamatkan diri dari hutan yang terbakar, karya Raden Saleh dari Surakarta).

Tidak ada komentar: